• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

Cerdasco

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Lebih Tajam

  • Manajemen
  • Ekonomi
  • Keuangan
Bisnis dan strategi, Laporan keuangan

Return on Invested Capital (ROIC): Definisi, Cara Menghitung

Oleh Ahmad Nasrudin · Diupdate pada April 17, 2022

Return on Invested Capital (ROIC) Definisi, Cara Menghitung
Advertisement

Apa itu: Pengembalian modal investasi (return on invested capital atau ROIC) adalah rasio profitabilitas dari uang yang diinvestasikan ke perusahaan. Anda menghitungnya dengan membagi laba bersih dengan total modal yang diinvestasikan, dinyatakan sebagai persentase. Rasio yang tinggi dan berkelanjutan adalah lebih diinginkan.

Mengapa return on invested capital penting

Return on invested capital mengukur kemampuan perusahaan memanfaatkan modal mereka untuk menghasilkan laba dan pengembalian bagi pemasok modal. Beberapa alasan mengapa return on invested capital penting.

Pertama, anda dapat menggunakannya untuk menilai posisi kompetitif bisnis. Jika perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, mereka seharusnya menghasilkan ROIC yang lebih superior dibandingkan dengan pesaing mereka. Perusahaan membutuhkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan untuk mempertahankan ROIC di atas rata-rata.

Kedua, Porter menggunakannya sebagai ukuran profitabilitas industri. Dia kemudian menghubungkannya dengan tingkat persaingan di masing-masing industri, mempertimbangkan lima kekuatan porter (Porter’s five forces). Lima kekuatan tersebut menjelaskan mengapa industri tertentu memiliki profitabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya. Industri farmasi misalnya, memiliki ROIC yang tinggi secara konsisten berkat tingginya hambatan masuk. Secara umum, meningkatnya persaingan pada akhirnya membuat industri memiliki pengembalian yang lebih rendah.

Advertisement

Ketiga, menghasilkan ROIC di atas rata-rata adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Perusahaan menciptakan nilai ketika mereka menghasilkan ROIC yang lebih tinggi daripada biaya modal. Untuk mengukur biaya modal, anda dapat menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan (weighted average cost of capital atau WACC).

Secara spesifik, perusahaan dianggap menciptakan nilai ketika menghasilkan pengembalian 2% lebih tinggi daripada biaya modal. Investor pasar saham akan mengoleksi saham-saham mereka karena potensial untuk terus naik.

Menghitung Return On Invested Capital

Untuk menghitung ROIC, anda menggunakan laba dan membandingkannya dengan modal perusahaan. Modal perusahaan berasal dari dua sumber utama: utang dan ekuitas.

Pemasok modal menanggung risiko ketika mereka menyediakan modal ke perusahaan tersebut. Oleh karena itu, agar mereka bersedia menyediakan modal, perusahaan seharusnya menawarkan tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi dari pada pesaing.

Rumus return on invested capital relatif sederhana. Anda membutuhkan dua input untuk menghitungnya, laba dan modal yang diinvestasikan. Kemudian, anda membagi laba perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan (invested capital). Berikut adalah rumusnya:

Advertisement

ROIC = Laba bersih/Modal yang diinvestasikan

Laba bersih adalah pendapatan tersisa setelah perusahaan membayar seluruh biaya, termasuk pajak ke pemerintah. Anda dapat menemukannya pada bagian bawah dari laporan laba rugi.

Modal yang diinvestasikan sama dengan penjumlahan utang berbunga dan ekuitas pemegang saham. Perusahaan mengandalkan utang berbunga dari pinjaman bank atau dari penerbitan surat utang. Untuk yang terakhir, perusahaan melakukannya dengan menerbitkan surat utang seperti obligasi atau medium term notes. Utang memiliki konsekuensi pembayaran rutin, baik berupa bunga maupun kupon.

Ekuitas mewakili kepemilikan atas perusahaan. Untuk menggalang modal ekuitas, perusahaan menjual saham mereka ke publik. Sebagai pengembalian, perusahaan membagikan dividen. Selain itu, pemegang saham (begitu juga dengan investor surat utang) memperoleh keuntungan dari capital gain.

Dari laba bersih, perusahaan membagikan sebagian sebagai dividen dan menyimpan sisanya sebagai modal internal. Secara kumulatif, laba yang tidak dibagikan sebagai dividen tersebut mewakili laba ditahan. Itu membentuk total ekuitas di laporan keuangan.

Advertisement

Persamaan di atas adalah rumus dasar. Itu memberitahu, jika anda ingin menghitung ROIC, anda harus membandingkan laba dengan modal yang diinvestasikan.

Jadi, secara konseptual, perhitungannya relatif mudah. Namun, dalam praktiknya, anda mungkin memerlukan penyesuaian dalam perhitungannya, sehingga sesuai konteks analisis.

Nah, angka yang anda masukkan ke dalam rumus di atas mungkin akan berbeda dari orang lain, baik untuk laba bersih maupun modal diinvestasikan. Yang terpenting adalah anda harus dapat menjustifikasi mengapa anda menggunakan variabel tertentu. Selain itu, anda harus melakukannya secara seragam untuk semua perusahaan yang anda perbandingkan.

Perhitungan laba

Beberapa orang menyukai laba bersih karena lebih mudah. Sementara itu, orang lain mungkin menggunakan ukuran lain, tergantung pada pertimbangan mereka. Selain laba bersih, beberapa analis mungkin menggunakan indikator laba di bawah ini:

  • Laba bersih minus dividen
  • Earning before interest and tax (EBIT)
  • Net operating profit after tax (NOPAT)

Earning before interest and tax (EBIT)

Ketika menggunakan EBIT, anda menambahkan kembali beban bunga dan beban pajak ke laba bersih. Itu untuk lebih mencerminkan laba yang dihasilkan perusahaan.

Advertisement

Beban bunga mewakili pengembalian bagi kreditur. Jika menggunakan laba bersih, maka perusahaan diasumsikan telah membayar bunga sehingga kreditur telah mendapatkan pengembalian. Sehingga, laba bersih seharusnya hanyalah untuk pemasok modal ekuitas.

Selanjutnya, anda mengeluarkan beban pajak untuk membuat perbandingan ROIC antar perusahaan lebih masuk akal. Ketika perusahaan menjual produk ke berbagai negara, mereka menanggung tarif pajak yang bervariasi. Tentu saja, itu berdampak pada perhitungan. Sehingga, ROIC menjadi kurang dapat diperbandingkan antar perusahaan.

Net operating profit after tax (NOPAT)

Menggunakan NOPAT adalah untuk mencerminkan laba dari bisnis inti. Dua alasan menggunakan NOPAT.

Pertama, NOPAT mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan laba dari operasi inti mereka. Dalam perhitungannya, kita mengecualikan pendapatan atau beban non-operasi.

Kedua, NOPAT kurang berfluktuatif dari waktu ke waktu daripada laba bersih. Laba bersih rentan terhadap lonjakan signifikan dari pendapatan atau beban non-operasi, misalnya hasil dari penjualan aset. Sumber pendapatan seperti itu seringkali tidak berkelanjutan.

Advertisement

Ketiga, ROIC menjadi lebih dapat diperbandingkan. Ketika menggunakan laba bersih sebagai pembilang, ROIC dapat meningkat karena perusahaan mendivestasi anak perusahannya. ROIC peers mungkin lebih rendah daripada perusahaan karena tidak melakukan aksi korporasi serupa.

Untuk perhitungan, anda dapat menggunakan rumus NOPAT di bawah ini:

NOPAT = (Laba operasi) x (1 – Tarif pajak efektif)

Laba operasi sama dengan pendapatan minus beban operasi. Beban operasi terdiri dari beban pokok penjualan, beban depresiasi dan amortisasi, dan beban penjualan, umum dan administrasi.

Selanjutnya, Anda juga dapat menganggap NOPAT sebagai laba bersih dan menambahkan kembali beban bunga (setelah pajak). Dalam hal ini, kita juga sering menyebutnya sebagai earning before interest after tax (EBIAT). Implikasinya mirip dengan laba bersih. Anda mempertimbangkan hasil operasi dan non-operasional.

Perhitungan modal yang diinvestasikan

Advertisement

Modal yang diinvestasikan sama dengan total ekuitas plus total utang berbunga. Ada beberapa variasi dalam perhitungannya.

Pertama, untuk total ekuitas pemegang saham, perhitungannya mungkin mengecualikan laba ditahan karena mewakili modal internal. Variasi lainnya adalah mengecualikan modal dari saham preferen dan saham treasuri.

Kedua, total utang mencakup total utang jangka panjang dan jangka pendek. Namun, beberapa analis mungkin hanya menggunakan utang jangka panjang. Selain itu, ketika perusahaan tidak memiliki utang berbunga, mereka biasanya akan menggunakan total liabilitas untuk perhitungan total modal.

Bacaan selanjutnya

  • Rasio Profitabilitas: Formula, Jenis dan Contoh
  • Margin Laba Kotor: Formula, Perhitungan, dan Interpretasi
  • Margin Laba Operasi: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin Laba Sebelum Pajak: Perhitungan dan Interpretasinya
  • Margin Laba Bersih: Formula, Perhitungan, Interpretasi
  • Return on Asset (ROA): Perhitungan dan Interpretasi
  • Operating ROA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Return on Equity (ROE): Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBIT: Perhitungan dan Interpretasi
  • Return on Common Equity (ROCE): Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBITDA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin NOPAT: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBIAT: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
  • Return on Invested Capital (ROIC): Perhitungan dan Interpretasi

Bagikan

Related

  • Return on Common Equity (ROCE): Perhitungan dan Interpretasi
  • Return on Common Equity (ROCE) Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin NOPAT: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin NOPAT Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBITDA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBITDA Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
  • Bagaimana Input Berbiaya Rendah Mempengaruhi Daya Saing Perusahaan
  • Bagaimana Input Berbiaya Rendah Mempengaruhi Daya Saing Perusahaan
  • Margin EBIT: Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBIT
  • Margin EBIAT: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
  • Margin EBIAT Formula, Perhitungan dan Interpretasi

Topics: Keunggulan Kompetitif

Advertisement
Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Pajak Yang Diinduksi Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Pajak Yang Diinduksi: Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Apa itu: Pajak yang diinduksi (induced tax) adalah tipe pajak di mana kenaikan dan penurunan tarifnya tergantung pada kemampuan wajib pajak. Sehingga,

Advertisement
Utang Nasional Apa itu dan Apa Implikasinya

Utang Nasional: Apa itu dan Apa Implikasinya?

Apa itu: Utang nasional (national debt) adalah uang yang terutang oleh pemerintah kepada krediturnya. Pemerintah berutang untuk menutup defisit anggaran,

Kebijakan Fiskal Diskresioner Cara Kerja, Jenis, Efek

Kebijakan Fiskal Diskresioner: Cara Kerja, Jenis, Efek

Apa itu: Kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy) adalah kebijakan pemerintah yang disengaja untuk mempengaruhi perekonomian dengan

Pajak Yang Diinduksi Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Pajak Yang Diinduksi: Contoh, Cara Kerja, Efek Terhadap Perekonomian

Apa itu: Pajak yang diinduksi (induced tax) adalah tipe pajak di mana kenaikan dan penurunan tarifnya tergantung pada kemampuan wajib pajak. Sehingga,

Advertisement

Footer

CARI

POPULER

  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Weighted Average Cost of Capital (WACC): Formula, Cara Menghitungnya
  • Kurva Permintaan Agregat: Concept, Alasan Miring ke Bawah, dan Faktor yang Mempengaruhi
  • Permintaan Agregat: Definisi, Alasan Miring, Determinan
  • Penilaian 360 Derajat: Kelebihan dan Kelemahan

TOPIK

Analisis Keuangan Ekonomi Internasional Makroekonomi Mikroekonomi Motivasi Organisasi Bisnis Pemasaran Permintaan Produk Rasio Keuangan Sektor Ekonomi Strategi Struktur Organisasi

Copyright © 2022 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami