Contents
Transaksi berjalan penting karena mengukur ukuran dan arah pinjaman internasional. Dalam neraca pembayaran, setiap perubahan neraca berjalan harus diimbangi secara berlawanan dengan perubahan transaksi modal dan keuangan. Dalam arti:
- Defisit transaksi berjalan harus dibiayai oleh investasi asing langsung, pinjaman oleh bank asing, atau penjualan utang domestik dan surat berharga kepada investor asing (surplus transaksi modal dan keuangan).
- Surplus transaksi berjalan digunakan untuk membiayai defisit transaksi berjalan mitra dagang. Ini dilakukan melalui pinjaman dan investasi dalam aset riil dan finansial di luar negeri (defisit transaksi modal dan keuangan).
Negara Indonesia dapat memiliki defisit transaksi berjalan dan mengkonsumsi lebih dari yang dihasilkannya jika Indonesia meminjam kekurangan dari orang asing. Ini dapat diibaratkan seperti ketika individu memiliki uang yang lebih sedikit dan ingin mengkonsumsi lebih besar dari yang dapat dibiayai dengan uang ada, maka individu tersebut harus meminjam dari pihak lain. Dalam makroekonomi, pinjaman dari pihak lain ini salah satunya melalui penerbitan surat utang pemerintah Indonesia dan dibeli oleh investor asing (investasi portofolio masuk).
Sebaliknya, Indonesia dapat memiliki surplus neraca berjalan dan mengkonsumsi lebih sedikit dari yang dihasilkannya jika meminjamkan kelebihannya kepada orang asing. Sama seperti perumpamaan diatas, jika individu memiliki jumlah uang yang lebih besar daripada yang dikeluarkan untuk konsumsi, maka individu tersebut dapat meminjamkan ke pihak lain. Dalam kasus negara, bentuk meminjamkan uang ini dapat dilakukan melalui, misalnya investasi surat utang di negara lain.
Dampak terhadap suku bunga dan nilai tukar
Dalam jangka pendek, defisit neraca berjalan terjadi ketika pengeluaran di Indonesia relatif tinggi. Di saat seperti itu, permintaan kredit juga tinggi, yang meningkatkan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi ini menyebabkan arus masuk modal (investor asing masuk).
Suku bunga tinggi berarti tingkat pengembalian investasi di Indonesia menjadi lebih menarik bagi investor asing. Hasilnya, investor asing masuk ke Indonesia, salah satunya melalui pasar modal.
Dampak selanjutnya adalah apresiasi nilai tukar rupiah. Masuknya investasi asing ke Indonesia berarti permintaan rupiah menjadi lebih besar. Sebagai akibatnya, harga (nilai) rupiah menjadi lebih kuat.
Penyebab defisit transaksi berjalan
Defisit transaksi berjalan dihasilkan dari:
- Rendahnya tabungan sektor swasta
- Defisit anggaran pemerintah
- Investasi swasta yang tinggi
Dampak jangka panjang
Jika defisit transaksi berjalan berlangsung secara persisten dalam jangka panjang, ini akan berbahaya. Peningkatan pinjaman bersih dari orang asing menghasilkan risiko signifikan yang dikaitkan dengan utang negara, yang menyebabkan depresiasi mata uang.
Ketika pemerintah Indonesia menjalankan defisit perdagangan terutama meminjam untuk membiayai konsumsi, maka pada akhirnya Indonesia harus mengurangi konsumsi untuk membayar utangnya di masa depan.
Namun, jika pinjaman terutama digunakan untuk membiayai investasi, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan dapat menjadi lebih tinggi dan kemungkinan dapat menyediakan sarana untuk membayar kewajibannya (melalui pendapatan pajak yang lebih besar).