Contents
Apa itu: Keunggulan absolut atau keunggulan mutlak (absolute advantage) merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa secara lebih efisien daripada yang lainnya. Mereka yang memiliki keunggulan ini dapat memproduksi dengan biaya absolut yang lebih rendah.
Keunggulan absolut adalah konsep penting untuk menjelaskan mengapa beberapa negara menghasilkan barang atau jasa secara lebih efisien daripada negara lain. Menurut teori ini, masing-masing harus fokus pada keunggulan tersebut ketika memproduksi barang dan jasa. Dan kemudian, perdagangan internasional memfasilitasi mereka untuk mendapatkan barang lain yang mana kurang efisien diproduksi di dalam negeri.
Apa hubungan keunggulan absolut dengan perdagangan internasional?
Keunggulan absolut dikenalkan oleh Adam Smith di akhir abad ke-18. Ketika kita belajar tentang perdagangan internasional, teori ini menjadi pengantar utama, selain keunggulan komparatif.
Perdagangan internasional muncul karena tidak setiap negara memproduksi seluruh barang dan jasa pada tingkat yang paling efisien. Beberapa negara dapat menghasilkan barang dengan lebih efisien daripada negara lain. Mereka berproduksi pada biaya absolut per unit yang lebih rendah daripada negara lainnya.
Menurut teori ini, setiap negara seharusnya berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu di mana mereka memiliki keunggulan absolut. Mereka kemudian menjual barang tersebut ke negara lain selain untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Uang dari penjualan untuk membeli barang lain – yang mana tidak efisien jika diproduksi secara domestik – dari negara lain.
Akhirnya, ketika setiap negara melakukan melakukan itu semua, itu menciptakan ketergantungan satu sama lain dan mendorong perdagangan internasional. Dan perdagangan internasional memungkinkan mereka mendapatkan barang yang lebih murah dari luar negeri daripada memproduksinya pada biaya mahal di domestik.
Apa perbedaan antara keunggulan komparatif dan absolut dengan contoh?
David Ricardo mengkritik keunggulan absolut yang diperkenalkan oleh Adam Smith. Dia kemudian memperkenalkan keunggulan komparatif, yang mana menempatkan biaya peluang sebagai pertimbangan utama dalam keputusan produksi, bukan biaya absolut sebagaimana Adam Smith kemukakan.
Mengapa biaya peluang? Di bawah teori Adam Smith, spesialisasi didasarkan pada biaya absolut. Artinya, setiap negara fokus pada barang di mana mereka bisa memproduksi pada biaya unit paling rendah dibandingkan dengan negara lain. Sehingga, jika sebuah negara tidak memiliki keunggulan absolut maka argumen Adam Smith belum tentu berlaku. Konsep ini tidak lengkap untuk menjelaskan perdagangan internasional. Faktanya, beberapa negara dapat menghasilkan produk yang sama meski tidak memiliki keunggulan absolut, misalnya Jepang, Jerman dan Amerika Serikat dalam produksi mobil.
Selain itu, beberapa negara adalah kaya sumber daya. Mereka memiliki diuntungkan ketika memproduksi berbagai barang karena memiliki tenaga kerja, lahan, modal dan kewirausahaan yang melimpah.
Sebaliknya, negara lain adalah miskin sumber daya tersebut. Sehingga, menurut keunggulan absolut, negara yang miskin sumber daya hanya bisa mengimpor tanpa bisa memproduksi barang karena beroperasi pada biaya yang tinggi. Lantas darimana mereka menghasilkan pendapatan untuk mengimpor barang-barang tersebut?
Sebaliknya, negara yang kaya sumber daya dan yang miskin sumber daya mungkin masih mendapat manfaat dari perdagangan jika mereka fokus pada keunggulan komparatif mereka. Teori ini mendasarkan pada biaya peluang, yakni alternatif terbaik berikutnya yang kita korbankan ketika kita memilih untuk memproduksi barang tertentu.
Biaya peluang menjadi penjelas yang penting karena kita menghadapi sumber daya yang langka. Ketika kita menggunakan sumber daya – seperti lahan, tenaga kerja atau modal, untuk memproduksi barang tertentu, mereka tidak tersedia untuk memproduksi barang lainnya. Misalnya, Indonesia menggunakan lahannya untuk memproduksi padi karena memiliki keunggulan absolut pada aspek ini. Jika semua lahan digunakan untuk menanam padi, tidak ada yang tersedia untuk menanam komoditas lainnya, katakanlah jagung. Akibatnya, Indonesia melepaskan peluang untuk memproduksi jagung.
Keunggulan komparatif inilah melandasi perdagangan internasional. Negara yang miskin sumber daya bisa fokus pada produk di mana mereka memiliki biaya peluang yang lebih rendah daripada negara lain.
Sekarang, ambil contoh Korea Selatan. Negara tersebut memiliki lahan yang terbatas tapi memiliki kewirausahaan yang tinggi, didukung oleh tenaga kerja yang produktif dan modal. Korea Selatan tidak menggunakan lahannya untuk menanam komoditas pertanian atau untuk tambang. Tapi, negara tersebut fokus pada barang-barang manufaktur di mana mereka memiliki keunggulan komparatif. Mereka mengimpor komoditas pertanian dan tambang dari luar negeri untuk memenuhi permintaan domestik.
Apa contoh keunggulan absolut dan keunggulan komparatif?
Mari ambil sebuah kasus yang disederhanakan. Misalnya, dua negara, Indonesia dan Malaysia, memproduksi sepatu dan pakaian. Output setiap jam per pekerja untuk masing-masing produk di kedua negara ada di tabel di bawah ini.
Sepatu | Pakaian | |
Indonesia | 6 | 3 |
Malaysia | 1 | 2 |
Kita lihat dari tabel di atas. Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi pakaian dan sepatu. Indonesia memproduksi 6 sepatu dan 3 pakaian per jam, lebih banyak dari Malaysia, yang hanya memproduksi 1 sepatu dan 2 pakaian per jam.
Berdasarkan teori Adam Smith, Indonesia mengekspor pakaian dan sepatu ke Malaysia. Dan Malaysia hanya sebagai importir. Atau, perdagangan tidak ada karena tidak menguntungkan bagi Malaysia – hanya bisa mengimpor tanpa bisa menghasilkan pendapatan melalui ekspor karena kalah bersaing dengan Indonesia.
Namun, dari perspektif David Ricardo, Malaysia dan Indonesia berdagang karena masing-masing memiliki keunggulan komparatif. Di Malaysia, biaya peluang untuk 1 pakaian hanya 0,5 sepatu (1/2). Sebaliknya, di Indonesia, biaya peluangnya adalah 2 sepatu (6/3). Karena memiliki biaya peluang yang lebih rendah, Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam pakaian.
Sementara itu, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi sepatu. Indonesia dapat memproduksi 1 sepatu dengan biaya peluang 0,5 pakaian (3/6). Sebaliknya, Malaysia memiliki biaya peluang 2 pakaian (2/1).
Implikasi terhadap perdagangan internasional
Menurut pendapat Adam Smith, negara harus berspesialisasi dalam produk di mana mereka memiliki keunggulan absolut dengan menjual ke luar negeri. Kemudian, uang mereka dapatkan dapat digunakan untuk membeli produk lain di mana mereka tidak memiliki keunggulan absolut.
Sebaliknya, dalam argumen David Ricardo, suatu negara harus berspesialisasi dalam sebuah barang hanya ketika memiliki keunggulan komparatif dan, selebihnya, berdagang dengan negara lain. Dalam contoh di atas, Malaysia fokus pada pakaian dan Indonesia berspesialisasi pada sepatu. Menurut argumen ini, keduanya akan berdagang untuk mendapatkan produk yang lebih murah. Indonesia membeli pakaian dari Malaysia, dan Malaysia membeli sepatu dari Indonesia.
Mengapa Indonesia harus membeli pakaian dari Malaysia?
Harga pakaian dan sepatu menjawab pertanyaan tersebut. Dalam kasus di atas, harga pakaian di Malaysia lebih murah daripada di Indonesia karena menanggung biaya peluang yang lebih rendah daripada Indonesia. Demikian juga, Indonesia menghasilkan sepatu yang lebih terjangkau karena memiliki biaya peluang yang lebih rendah daripada Malaysia.
Dengan berdagang, Indonesia mendapatkan pakaian dengan harga lebih rendah dari Malaysia daripada produksi dalam negeri. Begitu juga, Malaysia membeli sepatu Indonesia karena harganya lebih murah daripada produksi dalam negeri.
Asumsi apa saja yang mendasari teori keunggulan absolut?
Keunggulan absolut Adam Smith dilandaskan pada beberapa asumsi, termasuk:
- Input atau faktor produksi hanya tenaga kerja dan biaya produksi barang dihitung dari jumlah relatif tenaga kerja yang diperlukan.
- Perdagangan melibatkan dua negara dan dua barang.
- Barang mengalir bebas antar kedua negara (perdagangan bebas).
- Tenaga kerja tidak bisa bergerak (immobile) antar negara tapi bergerak bebas (mobile) hanya di dalam negara.
- Tidak ada biaya transportasi yang dapat mempengaruhi harga jual saat barang tiba di negara tujuan.
Darimana keunggulan absolut berasal?
Keunggulan absolut dicapai melalui produksi berbiaya rendah. Jika dikaitkan dengan faktor produksi – tidak hanya tenaga kerja sebagaimana argumen Adam Smith, itu bisa berasal dari beberapa cara.
Pertama adalah tenaga kerja atau bahan baku yang lebih murah. Kedua adalah sumber daya alam tersedia melimpah. Misalnya, beberapa negara kaya dengan cadangan minyak bumi, sedangkan yang lain tidak memiliki sama sekali.
Ketiga adalah tingkat investasi modal, termasuk infrastruktur. Misalnya, investasi infrastruktur publik yang lebih besar dapat mengurangi biaya transportasi.
Keempat adalah efisiensi dan produktivitas yang lebih besar dalam proses produksi melalui kemajuan teknologi, pembagian kerja, spesialisasi dan teknik produksi lainnya.
Apa saja kritik terhadap teori keunggulan absolut?
Ada beberapa kritik terhadap keunggulan absolut Adam Smith. Pertama, teori ini hanya mengasumsikan dua produk dan dua negara. Jadi, perdagangan internasional hanya melibatkan pertukaran bilateral. Asumsi ini tidak realistis karena perdagangan internasional dalam perekonomian modern sekarang ini melibatkan banyak negara dan banyak produk.
Kedua, input produksi tidak hanya tenaga kerja. Faktanya, faktor lainnya seperti modal dan sumber daya alam juga bisa mempengaruhi biaya unit. Begitu juga dengan teknologi. Misalnya, modal seperti mesin berteknologi lebih canggih memungkinkan kita untuk menghasilkan output pada biaya yang lebih rendah.
Ketiga, ada biaya transportasi dalam perdagangan internasional. Dan biaya tersebut mungkin berkontribusi untuk menghilangkan efek keunggulan. Misalnya, harga jual pada akhirnya akan lebih besar akibat tingginya biaya transportasi – disebabkan oleh infrastruktur yang buruk misalnya – meski sebuah negara dapat memproduksi pada biaya unit yang rendah.
Selain itu, hambatan perdagangan juga masih ada hingga saat ini. Beberapa negara masih menerapkan proteksi perdagangan, misalnya melalui tarif dan kuota. Selain itu, hambatan non-tarif seperti persyaratan keamanan konsumsi dan lingkungan juga masih ada.
Bacaan selanjutnya
- Keunggulan Absolut: Contoh, Asumsi, Kritik
- Keunggulan Komparatif: Definisi, Asumsi, Contoh, Kritik
- Perdagangan Internasional: Konsep, Mengapa Penting, dan Keuntungan
- Darimana Sumber Keunggulan Komparatif?
- Apa perbedaan antara keunggulan absolut dan keunggulan komparatif?
- Apa implikasi keunggulan komparatif terhadap ekspor dan impor?
- Model keunggulan komparatif Ricardian