Contents
Apa itu: Biaya sosial (social cost) adalah biaya pribadi ditambah biaya eksternal. Biaya pribadi ditanggung oleh individu yang terlibat langsung dalam aktivitas atau transaksi ekonomi. Sedangkan biaya eksternal ditanggung oleh pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dalam transaksi.
Biaya sosial adalah kebalikan dari manfaat sosial (social benefit), yang mana mewakili manfaat yang diterima bisnis dan rumah tangga dari aktivitas produksi atau konsumsi mereka. Itu sama dengan manfaat pribadi (private benefit) plus manfaat eksternal (external benefit).
Komponen biaya sosial
Dalam ekonomi neoklasik, biaya sosial terdiri dari:
- Biaya pribadi (private cost)
- Biaya eksternal (external cost)
Total biaya sosial sama dengan penjumlahan keduanya. Jika kita tuliskan secara matematis, rumus biaya sosial adalah sebagai berikut:
Biaya sosial = Biaya pribadi + Biaya eksternal
Di bawah pasar persaingan sempurna, output akan efisien secara sosial jika hanya terdiri dari biaya pribadi. Tidak ada biaya eksternal.
Biaya pribadi
Biaya pribadi mewakili biaya yang ditanggung aktor ekonomi, yang mana mempengaruhi keputusan ekonomi mereka. Ekonomi neoklasik mengasumsikan tidak ada intervensi pemerintah. Sehingga, aktor ekonomi hanya terdiri dari bisnis dan rumah tangga (konsumen), di mana aktivitas dan keputusan ekonomi utama adalah tentang produksi dan konsumsi.
Dalam produksi, biaya pribadi mencakup biaya untuk produksi barang atau layanan. Ini termasuk biaya yang perusahaan keluarkan untuk membeli peralatan modal, menyewa tenaga kerja, dan membeli bahan atau input lainnya.
Sehingga, biaya pribadi mempengaruhi keputusan produksi barang dan jasa oleh sektor bisnis. Selain itu, biaya tersebut juga membentuk harga jual produk, selain persentase keuntungan (markup) yang mereka bebankan.
Untuk konsumsi, biaya pribadi mewakili harga yang dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa. Ketika membeli obat flu, anda mengeluarkan biaya, yakni sebesar harga obat flu tersebut.
Biaya eksternal
Biaya eksternal tidak tercermin dalam biaya produksi perusahaan. Anda tidak akan melihatnya pada laporan laba rugi perusahaan. Begitu juga, itu juga tidak tercermin dalam harga yang ditanggung konsumen. Meskipun demikian, biaya eksternal tetap menjadi biaya bagi masyarakat, terlepas dari siapa yang membayarnya.
Misalnya, perusahan tekstil mungkin berupaya menghemat uang. Mereka kemudian tidak memasang peralatan pengontrol polusi air atau limbah pabrik. Karena tindakan perusahaan tersebut, kota-kota yang terletak di hilir sungai harus membayar efek negatif dari limbah atau polusi. Air sungai menjadi tidak layak diminum. Untuk memenuhi kebutuhan minum, mereka harus membeli air bersih.
Singkat cerita, biaya eksternal mewakili biaya yang muncul akibat eksternalitas negatif. Aktor ekonomi yang tidak terlibat dalam aktivitas ekonomi secara langsung harus menanggung dampaknya. Dalam kasus di atas, mereka adalah masyarakat sekitar sungai. Mereka mungkin tidak bekerja di perusahaan tekstil. Tapi, akibat pencemaran air, mereka harus mengeluarkan uang untuk membeli air bersih, yang mana bukan berasal dari perusahaan tersebut. Contoh biaya eksternal lainnya adalah kebisingan, kemacetan, dan gangguan visual.
Idealnya, biaya eksternal harus ditambahkan ke biaya pribadi untuk menentukan biaya sosial. Itu penting untuk menghasilkan tingkat output yang efisien secara sosial.
Efek biaya sosial
Di bawah pasar kompetitif, output pasar akan efisien jika keputusan produksi (penawaran) dan konsumsi (permintaan) mempertimbangkan biaya sosial. Harga pasar tidak hanya mewakili biaya produksi tetapi juga biaya eksternal, yang mana tidak ditanggung oleh pihak yang bertransaksi. Selain itu, biaya sosial juga berdampak pada output pasar, persaingan dan penggunaan sumber daya.
Katakanlah, biaya eksternal terkait dengan produksi (misalnya dampak limbah) signifikan. Perusahaan tidak membayarnya misalnya melalui pajak atau dengan membeli mesin pengolah limbah. Dalam kasus ini, harga jual barang lebih rendah daripada yang seharusnya karena tidak mempertimbangkan biaya eksternal.
Pada tingkat produksi tersebut, output mungkin efisien bagi perusahaan. Namun, itu tidak efisien secara sosial. Konsumen produk mungkin menerima manfaat dari harga yang rendah. Tapi, masyarakat lain, yang tidak mengkonsumsi, harus menanggung biaya akibat limbah.
Tanpa intervensi pemerintah, membuang limbah sembarangan mungkin akan menjadi praktik umum bagi bisnis. Praktik tersebut menghemat uang karena tidak perlu mengolah limbah.
Itulah salah satu alasan paling umum mengapa pemerintah harus campur tangan. Pemerintah kemudian merumuskan kebijakan untuk memperbaiki eksternalitas. Tanpa campur tangan pemerintah, bisnis akan mengejar keuntungannya sendiri dengan mengabaikan eksternalitas negatif dari kegiatan produksi mereka. Itu juga berlaku untuk eksternalitas negatif akibat konsumsi barang.
Namun, pertanyaan dan permasalahan kemudian muncul, bagaimana mengkuantifikasi biaya sosial tersebut? Dampak terhadap kerusakan lingkungan, sosial ekonomi atau politik sulit untuk diukur, terutama dalam jangka panjang. Selain itu, eksternal negatif tidak hanya berdampak pada pasar domestik tetapi juga pasar internasional. Contoh bagus adalah dampak emisi karbon terhadap pemanasan global.