Contents
Apa itu: Kepemimpinan transaksional (transactional leadership) adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin menggunakan hadiah dan hukuman untuk mendorong kepatuhan bawahan. Gaya kepemimpinan ini juga disebut sebagai kepemimpinan manajerial.
Para pengikut mematuhi, mengikuti dan melaksanakan pekerjaan sesuai perintah pemimpin. Sebagai kompensasinya mereka menerima bayaran. Jika tidak sesuai dengan ekspektasi, pemimpin menerapkan hukuman, misalnya menyuruh mereka lembur atau tidak menaikkan jabatan mereka.
Contoh kepemimpinan transaksional
Pelatih olahraga adalah contoh bagus dari kepemimpinan transaksional. Mereka memotivasi atlet untuk menerapkan disiplin dalam latihan. Mereka menanamkan komitmen tingkat tinggi untuk berusaha yang terbaik demi memenangkan hadiah. Jika beberapa atlet tidak menunjukkan kemauan tinggi untuk maju, pelatih mengabaikan dan tidak mengikutsertakan mereka dalam kompetisi internasional.
Dalam dunia bisnis, perusahaan besar seringkali memiliki banyak pemimpin transaksional. Perusahaan telah memiliki posisi yang mantap di pasar dan mendorong pemimpin untuk meminta kepatuhan terhadap sistem di perusahaan. Mereka biasanya menetapkan target untuk dicapai. Jika bawahan menunjukkan kinerja tinggi dan mencapai target, mereka mengapresiasinya. Jika tidak, mereka akan menggantinya dengan bawahan yang lain.
Dua contoh pemimpin transaksional dalam bisnis adalah Bill Gates dan Howard Schultz. Sementara itu, di dunia politik dan pemerintahan, ada Joseph McCarthy dan Charles de Gaulle.
Karakteristik kepemimpinan transaksional
Gaya kepemimpinan ini menganggap individu tidak termotivasi untuk melakukan tugas-tugas mereka. Oleh karena itu, untuk mengelola organisasi, pemimpin menggunakan hadiah dan hukuman sebagai alat untuk mendorong kepatuhan dari bawahan. Mereka juga mengembangkan struktur, instruksi dan pengawasan untuk mendorong bawahan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan.
Bawahan akan melakukan tugas mereka hanya jika ada imbalan. Untuk itu, pemimpin harus menawarkan menawarkan kompensasi agar mereka mau melaksanakan tugas. Mereka juga menggunakan hukuman untuk membuat bawahan jera dan tidak mengulangi kesalahan.
Berikut adalah beberapa karakteristik kepemimpinan transaksional.
- Penghargaan dan hukuman adalah motivasi bagi bawahan dalam melaksanakan tugas dan patuh. Itu adalah alasan utama bawahan untuk berbuat yang terbaik dan menghindari kesalahan.
- Standar dan tolok ukur untuk kinerja yang baik dinyatakan secara jelas. Kreativitas dan inovasi bukan fokus utama. Melainkan, yang terpenting adalah melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang diberikan pemimpin.
- Misi organisasi, sistem, aturan, instruksi dan struktur rantai komando menjadi pusat untuk mengorganisasikan perusahaan. Kekuatan pemimpin terletak pada otoritas dan tanggung jawab formal mereka dalam organisasi.
- Pemimpin transaksional tidak berusaha mengubah status quo, melainkan menjalankan perusahaan sesuai dengan aturan dan sistem yang ada. Mereka sangat tahan terhadap perubahan.
- Pemimpin mengawasi kinerja bawahan dan memastikan mereka bekerja sesuai dengan tujuan, standar dan target.
- Pemimpin cenderung berpikir di dalam kotak untuk memecahkan masalah. Mereka mahir untuk menangani urusan rutin tetapi bingung ketika menghadapi masalah yang membutuhkan solusi kreatif.
Perbedaan antara kepemimpinan transaksional dengan kepemimpinan transformasional
Pemimpin transformasional menciptakan visi bersama dan mengilhami bawahan untuk mencapai dan melampaui harapan. Mereka menantang status quo dan menetapkan tujuan di luar yang sudah ada saat ini. Mereka lebih berorientasi pada masa depan.
Pemimpin transformasional mendorong bawahan untuk lebih kreatif dan inovatif. Melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda dan mencoba yang lebih baik membentuk lingkungan kerja. Lingkungan semacam itu meningkatkan tingkat motivasi dan moralitas bawahan karena pemimpin menghargai ide-ide mereka. Pada akhirnya, bawahan dan pemimpin memiliki ikatan emosional yang lebih dalam daripada dalam kepemimpinan transaksional.
Sebaliknya, pemimpin transaksional lebih berfokus rutinitas. Mereka mengembangkan visi dan serangkaian aturan dan instruksi untuk mencapainya. Untuk mendorong bawahan, mereka memanfaatkan motivasi ekstrinsik: penghargaan dan hukuman.
Keunggulan kepemimpinan transaksional
Sisi positif kepemimpinan transaksional adalah:
- Arah lebih jelas. Pemimpin menghubungkan misi dan tujuan organisasi dengan aturan dan prosedur standar serta target masing-masing bawahan. Mereka menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan tepat waktu. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, mereka menggunakan imbalan dan hukuman.
- Hasil tepat waktu. Gaya kepemimpinan ini memungkinkan untuk mencapai tujuan jangka pendek secara cepat. Adanya, motivasi penghargaan dan hukuman memungkinkan bawahan untuk bekerja sebaik dan secepat mungkin, sehingga memungkinkan mereka untuk mendapat nilai yang baik.
- Hasil konsisten. Pemimpin mempertahankan prosedur dan protokol yang sudah ada. Mereka secara aktif mengawasi pekerjaan bawahan mereka apakah telah memenuhi standar atau tidak. Mereka juga mengambil tindakan korektif untuk mencegah kesalahan yang lebih besar. Jika seorang bawahan melakukan apa yang mereka, mereka mendapat hadiah. Jika tidak, hukuman akan menyusul.
Kerugian kepemimpinan transaksional
Kritikus memandang gaya kepemimpinan transaksional buruk karena beberapa alasan:
- Lingkungan kerja yang kaku. Motivasi untuk melaksanakan tugas adalah penghargaan dan hukuman. Itu membuat karyawan tidak memiliki insentif untuk lebih kreatif dan inovatif. Selain itu, bawahan tidak memiliki ikatan emosional dan komitmen terhadap pemimpin mereka.
- Pasif. Pemimpin melakukan intervensi hanya ketika bawahan berkinerja tidak sesuai ekspektasi atau memenuhi standar. Mereka hanya berusaha menerapkan prosedur dan tidak memiliki pemikiran out-of-the-box.
- Inovasi dan kreativitas rendah. Keduanya bukan prasyarat untuk memperoleh penghargaan. Bahkan, pemimpin seringkali mengabaikan ide inovatif jika itu tidak sesuai dengan rencana dan tujuan yang ada.
- Ikatan emosional rendah. Bawahan patuh jika ada uang atau setidaknya menghindari hukuman. Itu bukan karena komitmen tinggi terhadap visi bersama seperti dalam kepemimpinan transformasional atau karisma seperti dalam kepemimpinan karismatik.
Bacaan Selanjutnya
- Gaya Kepemimpinan: Apa Itu? Apa Saja Jenisnya?
- Kepemimpinan Demokratis: Definisi, Ciri, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Etis: Pentingnya dan Prinsip-Prinsipnya
- Kepemimpinan Karismatik: Definisi, Contoh, Karakteristik, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Laissez-Faire: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
- Kepemimpinan Otokratis: Definisi, Karakteristik, Contoh, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Otoriter: Karakteristik, Pro dan Kontra
- Kepemimpinan Paternalistik: Karakteristik, Keunggulan, Kelemahan
- Kepemimpinan Pelayan: Definisi, Karakteristik
- Kepemimpinan Situasional: Cara Kerja, Tipe, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Transaksional: Contoh, Karakteristik, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Transformasional: Karakteristik, Mengapa Penting
- Kepemimpinan: Karakteristik dan Jenis Gaya Kepemimpinan
- Pemimpin Informal: Pentingnya Mereka, Cara Menjadi
- Pemimpin Strategis: Karakteristik dan Mengapa Penting