Contents
Ide bisnis bisa datang dari ide orisinal atau adaptasi. Keduanya memiliki risiko yang berbeda. Sementara ide orisinal mungkin belum teruji di pasar, adaptasi mengandung lebih sedikit risiko karena menggantungkan produk atau layanan yang ada untuk dikembangkan, diubah atau diaplikasikan lebih lanjut. Misalnya, seorang pengusaha mengaplikasikan transportasi online (ride-hailing) di negara maju ke negara mereka. Atau, mereka mengadaptasi produk di luar negeri dan sedikit memodifikasi untuk menyesuaikan dengan selera lokal.
Idealisme mungkin mengatakan ide orisinal lebih baik daripada adaptasi. Mengembangkan ide orisinal membutuhkan kita untuk senantiasa berpikir diluar kotak untuk menemukan celah produk. Penemuan dan inovasi datang dari ide orisinal. Sehingga, menghasilkan ide orisinal berarti terus menerus melatih kita untuk menjadi seorang penemu dan inovator.
Mengapa ide bisnis penting?
Bisnis memproduksi barang atau menyediakan layanan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen untuk menghasilkan keuntungan. Mereka menjualnya ke konsumen dengan harga yang bersedia mereka bayar. Agar beroperasi dengan untung, mereka menjalankan aktivitas mulai dari produksi hingga pemasaran dengan efisien. Dengan beroperasi secara efisien, mereka bisa menghasilkan pendapatan lebih dari yang dikeluarkan untuk biaya operasi.
Namun demikian, perusahaan harus saling bersaing satu sama lain untuk memuaskan konsumen dan karena itu, menghasilkan keuntungan. Dan mengalahkan pesaing membutuhkan mereka menawarkan produk yang unggul. Selain itu, operasi yang unggul juga vital karena mempengaruhi daya saing mereka. Lantas dari mana produk dan operasi unggul? Mereka datang dari ide bisnis.
Jadi, ide bisnis penting karena beberapa alasan. Pertama, bisnis baru hadir dimulai dari ide. Mereka menjual barang baru atau menawarkan jasa baru untuk mengisi celah di pasar di mana itu ada permintaan. Dengan kata lain, produk baru mereka memenuhi celah kebutuhan di mana itu belum terpenuhi oleh produk yang ada. Apakah ini berarti ide bisnis hanya relevan bagi bisnis baru?
Jawabanya tidak. Perusahaan mapan juga membutuhkan ide bisnis. Itu mungkin terkait dengan produk atau operasi. Untuk sekarang, mari fokus pada ide bisnis untuk produk.
Perusahaan merealisasikan ide bisnis dan mengembangkan produk baru untuk beberapa tujuan. Dengan demikian, ini adalah alasan lain mengapa ide bisnis penting. Pertama, mereka bergantung pada produk baru untuk menghasilkan lebih banyak uang. Kedua, produk baru mengisi celah pasar sebelum diisi oleh kompetitor atau perusahaan baru, yang mana potensial melemahkan posisi pasar mereka. Dengan demikian, ide bisnis penting untuk mempertahankan daya saing.
Ketiga, produk baru hadir untuk terus memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Selera dan preferensi pelanggan adalah dinamis. Dan perusahaan harus beradaptasi dengan perubahan tersebut. Meluncurkan produk baru adalah diantara caranya. Dengan kata lain, produk baru penting untuk mempertahankan loyalitas mereka ke perusahaan.
Dalam aspek yang lebih luas, ide bisnis penting untuk terus beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan bisnis. Ini tidak hanya tentang perubahan dalam selera dan preferensi konsumen. Tapi, itu juga bisa mencakup aspek lain seperti perubahan dalam teknologi. Misalnya, perusahaan ponsel terus mengadaptasi produk mereka dengan perubahan dalam generasi teknologi seluler, mulai dari 3G hingga sekarang 5G. Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut bisa mengarahkan perusahaan kepada kegagalan.
Bagaimana mengembangkan ide bisnis?
Ide bisnis bisa muncul dari dua sumber:
- Ide orisinal
- Adaptasi
Keduanya menjadi jalan bagi kita untuk menghasilkan ide bisnis. Kita membutuhkan mereka ketika memulai bisnis. Dan ketika kita telah mengoperasikan bisnis, kita membutuhkan ide bisnis untuk tetap kompetitif dan sukses dalam beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan bisnis. Misalnya, kita perlu mengembangkan ide, produk, dan layanan baru untuk mengikuti perubahan dalam selera konsumen.
Ide orisinal
Menghasilkan ide orisinal menjadi tantangan. Pengusaha harus kreatif dalam melihat apa yang diinginkan konsumen. Mereka mungkin harus berpikir di luar kotak dan berpikir di luar rutinitas bisnis mereka.
Darimana pengusaha menemukan ide bisnis? Mereka mungkin menemukannya ketika menjalani hobi mereka. Atau, mereka menemukannya ketika orang lain membagikan pengalaman atau masalah ke mereka. Mengikuti pertunjukan dan konferensi mungkin juga bisa menjadi sumber mereka.
Ide orisinal bisa jadi adalah sebuah temuan. Atau, itu adalah sebuah inovasi.
Penemuan berarti menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Produk sebelumnya tidak ada. Dan pengusaha menemukannya untuk memenuhi celah di pasar. Mesin cetak, lampu listrik, mobil, komputer dan pesawat terbang adalah diantara temuan terbesar dalam 1000 tahun terakhir. Sementara itu, NVIDIA Omniverse, OrCam Read, MTA Live Subway Map, Everist Waterless Haircare Concentrates, dan Paper Shoot Camera adalah diantara penemuan terbaik di 2021.
Inovasi berarti mengkomersialisasi sesuatu yang baru atau mengubah metode, proses atau produk yang ada dan membuatnya lebih baik. Mengkomersialisasi penemuan yang sukses juga dianggap sebagai inovasi. Begitu juga, mengadaptasi produk untuk meningkatkan fitur-fiturnya dari waktu ke waktu juga sebuah inovasi. Kendaraan listrik adalah contoh inovasi. Quantum computing, autonomous driving, artificial intelligence, dan virtual reality adalah contoh lainnya. Sepeda gunung listrik oleh Yeti Cycles adalah contoh lain untuk inovasi.
Adaptasi
Adaptasi menyesuaikan produk yang ada dengan yang diminta pasar. Sehingga, setelah produk diadaptasi, mereka menjadi cocok untuk pelanggan yang berbeda. Misalnya, sebuah restoran mengubah menunya untuk menarik konsumen dengan diet vegan. Dengan mengadaptasi produk, perusahaan berusaha memuaskan tuntutan konsumen terhadap tren terbaru atau perubahan dalam selera dan preferensi mereka.
Adaptasi dianggap kurang berisiko dibandingkan dengan mengembangkan ide orisinal. Ini karena adaptasi menggunakan produk yang ada, sehingga konsumen sudah familiar dengan mereka. Sebaliknya, ide orisinal untuk produk baru seringkali gagal karena penolakan konsumen atau pesaing telah meluncurkan produk yang serupa.
Ada beberapa cara untuk mengadaptasi produk. Pertama, pengusaha mengenalkan produk ke konsumen di wilayah yang berbeda. Misalnya, GoJek dan Grab meniru model transportasi online di negara maju, yakni Uber, dan mengaplikasikannya di Indonesia.
Kedua, perusahaan mengubah kemasan untuk menyesuaikan dengan selera lokal. Misalnya, produk menambahkan label halal ketika memperluas pemasaran mereka ke negara muslim. Penambahan label tersebut diperlukan untuk mendorong penerimaan konsumen di negara tujuan. Dan karena itu, penambahan label penting untuk meningkatkan penjualan ke pasar baru.
Mengubah merek atau logo menjadi cara lainnya. Apple dengan logonya adalah contoh bagus. Perusahaan melakukan perubahan pada logo mereka untuk lebih memvisualisasikan proposisi nilai perusahaan.
Ketiga, mengubah format produk adalah cara lain untuk mengadaptasi. Misalnya, Microsoft Office mengubah tata desain defaultnya mulai dari Microsoft Office 1.0 pada 1990 hingga Microsoft Office 2019 untuk lebih up to date selain juga menambahkan fitur baru. Peritel beralih dari gerai ritel konvensional ke online untuk mengakomodasi perubahan teknologi dan selera konsumen dalam berbelanja. Contoh lainnya adalah produsen kopi menambahkan gula dan susu bubuk ke kopi sachet yang mereka jual.
Keempat, perusahaan beradaptasi dengan mengubah strategi promosi mereka. Misalnya, mereka menggunakan bahasa lokal dalam iklan mereka. Atau mereka menggunakan penawaran khusus dan kode diskon ketika mengarahkan target ke konsumen sadar harga. Atau, mereka beralih ke iklan online daripada iklan tradisional di televisi atau surat kabar cetak.