Contents
Apa itu: Ekuilibrium Nash (Nash equilibrium) adalah konsep teori permainan yang menentukan solusi optimal dalam permainan non-kooperatif di mana setiap pemain tidak memiliki insentif untuk mengubah strategi awalnya. John Nash, seorang ahli matematika Amerika Serikat, mengemukakannya pada tahun 1950.
Istilah lain untuk ekuilibrium Nash adalah keseimbangan Nash.
Solusi Nash penting untuk menjelaskan pasar oligopoli. Asumsinya adalah setiap pemain mengetahui strategi ekuilibrium dari pemain lain. Ekuilibrium Nash tercapai ketika tidak ada perusahaan yang dapat meningkatkan keuntungan dengan mengubah harga secara sepihak. Setiap perusahaan mencoba untuk memaksimalkan keuntungannya sendiri mempertimbangkan tanggapan dari para pesaingnya.
Setiap perusahaan mengantisipasi bagaimana saingannya akan merespons. Mereka membangun berbagai skenario terkait respon yang mungkin dari pemain lainnya dan menggunakannya untuk mengambil keputusan yang memaksimalkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan di pasar memiliki ketergantungan strategis, tetapi tidak kooperatif. Maksud saya, mereka tidak bekerjasama dan berkolusi untuk memaksimalkan keuntungan bersama.
Contoh Ekuilibrium Nash
Ekuilibrium Nash adalah salah satu konsep dasar dalam teori permainan. Itu mengkonseptualisasikan perilaku dan interaksi antar pemain untuk menentukan hasil terbaik. Itu memungkinkan untuk memprediksi keputusan para pemain jika mereka membuat keputusan pada saat yang sama. Dan, pembuatan keputusan oleh setiap pemain akan memperhitungkan keputusan pemain yang lain.
Katakanlah, ada dua perusahaan yang saling bersaing, yakni Perusahaan ABC dan Perusahaan XYZ. Kedua perusahaan ingin menentukan apakah mereka harus mendiferensiasi produk mereka ataukah tidak (homogen).
Jika kedua perusahaan mendiferensiasi produk, masing-masing perusahaan akan menarik 100 pelanggan baru. Jika hanya satu perusahaan yang memutuskan untuk mendiferensiasi, itu akan menarik 200 pelanggan baru, sedangkan perusahaan lain tidak akan menarik pelanggan baru. Jika kedua perusahaan memutuskan untuk tidak mendiferensiasi, tidak ada satupun perusahaan yang akan menarik pelanggan baru.
Perusahaan ABC harus mendiferensiasi produknya karena strategi tersebut memberikan hasil yang lebih baik. Begitu juga, perusahaan XYZ mempertimbangkan strategi dan kemungkinan hasil yang dicapai perusahaan ABC. Perusahaan XYZ juga akan memilih diferensiasi karena dapat menambah pelanggan baru. Jadi, skenario ketika kedua perusahaan mendiferensiasi produk mereka adalah keseimbangan Nash.
Katakanlah, untuk strategi diferensiasi tersebut, masing-masing dari mereka dapat membebankan harga tinggi atau harga rendah. Hasil pasar di bawah 4 skenario yang berbeda (diukur oleh laba bersih yang dibukukan) diilustrasikan dalam gambar di bawah ini.
Keuntungan gabungan maksimum terjadi ketika kedua perusahaan membebani harga tinggi (pojok kanan bawah), yakni Rp1.000. Perusahaan ABC memperoleh laba bersih sebesar Rp600 dan perusahaan XYZ memperoleh sebesar Rp400.
Namun, dalam kasus ini, Perusahaan XYZ memiliki opsi lain. Perusahaan dapat meningkatkan laba bersihnya dari Rp400 menjadi Rp450 jika membebankan harga rendah ketika perusahaan ABC membebankan harga tinggi.
Perusahaan ABC hanya dapat memaksimalkan laba bersihnya jika perusahaan XYZ setuju untuk membebani harga tinggi.
Tapi, perusahaan XYZ kemungkinan tidak akan mau. Perusahaan memiliki peluang untuk mendapatkan laba bersih lebih tinggi (yakni dari Rp400-450).
Untuk mengatasi situasi semacam itu, perusahaan ABC akan mencoba membujuk perusahaan XYZ untuk memberlakukan harga tinggi dengan memberikan insentif. Besarnya insentif harus lebih besar dari laba bersih yang hilang ketika perusahaan XYZ menetapkan harga tinggi, yakni sebesar Rp50 (Rp450-Rp400).
Implikasi dan mengapa penting
Dalam ekuilibrium Nash, setiap pemain akan membuat keputusan terbaik untuk dirinya sendiri, berdasarkan skenario keputusan yang kemungkinan diambil oleh pihak lain. Masing-masing akan membuat skenario terbaik dan paling mungkin. Sehingga, tidak ada yang bisa berbuat lebih baik dengan mengubah strategi.
Dalam dunia nyata, para ekonom menggunakan keseimbangan Nash untuk memprediksi bagaimana perusahaan akan merespons harga pesaing mereka.
Jika pasar terdiri dari dua pemain, kolusi kemungkinan adalah hasil terbaik dan menguntungkan bagi keduanya. Pada awalnya, keduanya tidak bekerjasama. Setelah membuat sejumlah skenario terbaik tentang output persaingan, keduanya mungkin menyadari bahwa kolusi adalah solusi terbaik dalam mengembangkan strategi penetapan harga.
Ambil contoh terakhir sebelumnya. Setelah membuat skenario, perusahaan ABC dan perusahaan XYZ menyadari bahwa keuntungan pasar akan maksimal jika keduanya membebankan harga tinggi. Perusahaan ABC kemungkinan besar akan memberikan insentif kepada perusahaan XYZ.
Demikian juga, perusahaan XYZ kemungkinan akan menegosiasikan insentif semacam itu. Jika tidak perusahaan akan mengambil harga rendah sebagai solusi untuk memaksimalkan keuntungannya sendiri.
Katakanlah perusahaan ABC membagikan keuntungan kepada perusahaan XYZ sebesar Rp60. Bagi perusahaan ABC, itu masih memungkinkan mereka untuk menerima keuntungan Rp540, lebih tinggi daripada Rp400 jika perusahaan XYZ membebankan harga rendah.
Sebaliknya, bagi perusahaan XYZ, tambahan Rp60 meningkatkan laba menjadi Rp460 ketika membebankan harga tinggi. Angka tersebut lebih tinggi daripada keuntungan maksimal ketika perusahaan membebankan harga rendah (Rp450).
Perilaku semacam itu dikenal sebagai kolusi dan melanggar hukum di sebagian besar negara. Ketika perjanjian kolusif dibuat secara terbuka dan formal, perusahaan yang terlibat menciptakan sebuah kartel.
Kolusi menghasilkan harga tinggi di pasar dan merugikan konsumen. Karena melanggar prinsip-prinsip persaingan yang sehat, pemerintah akan mengawasi ketat pasar. Dan, secara umum, pengawasan akan semakin ketat jika pasar terdiri dari lebih sedikit pemain karena kemungkinan perilaku kolutif lebih tinggi.