Contents
Indikator ekonomi adalah statistik yang mencerminkan aktivitas dan kondisi ekonomi dari waktu ke waktu. Statistik-statistik tersebut digunakan untuk menilai, mengukur, dan mengevaluasi kondisi kesehatan ekonomi secara keseluruhan. Indikator umum antara lain produk domestik bruto, tingkat pengangguran, inflasi, suku bunga dan nilai tukar.
Sumber data indikator ekonomi
Data ekonomi dikumpulkan oleh lembaga pemerintah atau lembaga swasta dalam bentuk sensus atau survei. Data kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menghasilkan indikator ekonomi.
Di Indonesia misalnya, kita dapat mencari sejumlah indikator ekonomi di laman Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian dan Lembaga pemerintah. Untuk global, kita dapat mencarinya di World Bank, IMF, OECD, ADB, dan lain sebagainya.
Indikator ekonomi yang umum
Ada empat indikator yang paling banyak dikutip, yakni:
- Produk Domestik Bruto (PDB)
- Inflasi
- Suku bunga
- Nilai tukar
- Tingkat pengangguran
#1 Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) dianggap sebagai indikator utama kinerja ekonomi makro. PDB nominal menunjukkan ukuran ekonomi dari sebuah negara. Sementara itu, perubahan dalam PDB riil merepresentasikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Satu-satunya negara yang tidak menggunakan PDB sebagai ukuran ekonomi adalah Kerajaan Bhutan. Negara ini menggunakan indeks Kebahagiaan Nasional Bruto (Gross National Happiness index) sebagai alternatif.
Sebagai catatan, PDB bukan ukuran ekonomi yang sempurna. Misalnya, statistik ini tidak mencakup transaksi non-pasar seperti transaksi ekonomi bawah tanah (underground economy) dan transaksi barter. Selain itu, PDB juga tidak memberitahu kita apakah ada peningkatan kualitas produk dalam perekonomian ataukah tidak.
Selanjutnya, rilis data PDB juga relatif lama yakni tiga bulan sekali. Oleh karena itu, untuk membuat keputusan tepat waktu; investor, misalnya, lebih senang menggunakan indikator ekonomi alternatif yang dirilis lebih cepat.
#2 Inflasi
Inflasi merupakan indikator utama bagi analis keuangan, karena pengaruhnya yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dan aset. Inflasi mengikis nilai nominal suatu aset, yang mana mengarah ke tingkat diskonto yang lebih tinggi. Berdasarkan prinsip dasar nilai waktu dari uang (time value of money), itu berarti bahwa arus kas masa depan dari aset tersebut bernilai lebih rendah.
Inflasi juga menjadi jangkar dalam pengambilan keputusan moneter. Bank Indonesia misalnya, mendasarkan kebijakan moneternya untuk mencapai sasaran inflasi tertentu. Kerangka ini dikenal dengan Inflation Targeting Framework.
Untuk mengukur inflasi, salah satu indikator yang paling banyak digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK adalah perubahan harga sekeranjang barang yang dibeli konsumen, relatif terhadap tahun dasar.
Biasanya, otoritas moneter fokus pada inflasi inti daripada inflasi secara keseluruhan. Inflasi inti tidak mencakup barang-barang dengan volatilitas harga yang tinggi, misalnya energi dan produk terkait makanan. Sehingga, menghapus dua item tersebut memberikan ukuran IHK yang lebih stabil.
#3 Suku bunga kebijakan
Suku bunga kebijakan adalah salah satu aspek kebijakan terpenting dari bank sentral untuk melaksanakan kebijakan moneter dan memberikan kontrol yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Di Indonesia, suku bunga yang paling banyak dimonitor di dunia adalah suku bunga BI 7-Day Repo Rate.
Suku bunga diawasi ketat oleh investor karena implikasinya yang besar terhadap pasar keuangan dan ekonomi. Perubahan suku bunga kebijakan dapat menunjukkan arah ekonomi. Indikator ini juga mempengaruhi biaya pinjaman dan pengembalian atas tabungan, dan merupakan komponen penting dari pengembalian banyak investasi.
#4 Nilai tukar
Nilai tukar adalah harga satu mata uang terhadap mata uang lain. Untuk negara dengan perekonomian terbuka, nilai tukar adalah variabel ekonomi penting. Pergerakan dalam nilai tukar mempengaruhi keputusan individu, bisnis, dan pemerintah.
Nilai tukar penting bagi perekonomian Indonesia karena mempengaruhi perdagangan dan aliran keuangan antara Indonesia dan negara-negara lain. Nilai tukar juga mempengaruhi bagaimana Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter.
#5 Tingkat pengangguran
Tingkat pengangguran didefinisikan sebagai jumlah orang yang menganggur, yang dinyatakan sebagai persentase dari total angkatan kerja. Data pengangguran sering digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan kesehatan suatu perekonomian.
Biasanya tingkat pengangguran secara bertahap menurun selama ekspansi ekonomi. Tetapi, angka tersebut meningkat secara drastis jika ekonomi memasuki resesi.
Data pengangguran juga bertindak sebagai salah satu faktor untuk mengukur sentimen investor atau tingkat kepercayaan konsumen dalam suatu ekonomi. Sentimen investor umumnya berkorelasi dengan jumlah pekerjaan yang ditambahkan selama periode tertentu.
Klasifikasi indikator ekonomi
Dengan menggunakan sejumlah indikator ekonomi, kita dapat mengukur, menganalisis, atau memprediksi prospek aktivitas ekonomi, misalnya pertumbuhan ekonomi. Secara umum, indikator-indikator ekonomi dikelompokkan menjadi tiga:
- Leading indicators
- Coincident indicators
- Lagging indicators
Sebagai catatan, indikator yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori tersebut mungkin berbeda antar negara dan antar lembaga peneliti.
#1 Leading indicators
Ini adalah indikator yang cenderung berubah sebelum kondisi ekonomi umum berubah. Oleh karena itu, naik-turunya indikator ini mendahului indikator pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, ketika pesanan pabrik meningkat, ekonomi biasanya berkembang karena konsumen menuntut lebih banyak barang dan jasa. Sebaliknya, ketika pesanan pabrik menurun, ekonomi biasanya berkontraksi karena ada sedikit permintaan untuk barang dan jasa dan dengan demikian lebih sedikit kebutuhan untuk memesan kembali persediaan.
Jadi, leading indicators merupakan indikator prediktif bagi arah pertumbuhan ekonomi ke depan. Indikator yang termasuk dalam kategori ini adalah indeks kepercayaan konsumen, spread yield obligasi pemerintah, dan produktivitas sektor manufaktur. Indeks pasar saham juga biasanya dipandang masuk dalam kategori ini.
Indikator lainnya yang mungkin masuk dalam kategori ini adalah rata-rata jam mingguan dalam manufaktur; pesanan baru pabrik untuk barang-barang konsumen; pesanan baru pabrik untuk barang modal non-pertahanan; izin bangunan untuk rumah baru; dan lain sebagainya.
#2 Coincident indicators
Indikator ini bergerak secara bersamaan dengan pergerakan pertumbuhan ekonomi. Contoh indikator yang masuk dalam kategori ini adalah pendapatan pribadi, produksi industri, dan penjualan perdagangan. Indeks produksi industri dan penjualan manufaktur adalah contoh lainnya.
#3 Lagging indicators
Lagging indikator adalah jenis indikator ekonomi yang berubah setelah kondisi ekonomi berubah. Misalnya adalah tingkat pengangguran, tingkat inflasi, suku bunga pinjaman.
Manfaat indikator ekonomi
Secara umum, indikator ekonomi berguna dalam pengambilan keputusan, baik oleh pemerintah, sektor swasta atau rumah tangga. Mereka melacak indikator ekonomi untuk membantu menilai kesehatan keseluruhan ekonomi dan mengambil keputusan yang tepat.
Di pasar modal, misalnya, indikator ekonomi dapat membantu investor memutuskan di mana mereka harus menaruh uang. Mereka akan cenderung merelokasi alokasi investasi ke perusahaan-perusahaan countercyclical selama ekonomi melambat. Hal ini karena karena perusahaan tersebut memiliki arus kas yang relatif stabil selama kondisi ekonomi lesu.
Namun, secara umum, indikator ekonomi hanya berguna jika seseorang mengartikannya secara benar. Misalnya, ada korelasi kuat antara pertumbuhan PDB riil dengan pertumbuhan laba perusahaan. Namun, hampir mustahil benar untuk menentukan pertumbuhan laba perusahaan hanya dengan menggunakan indikator pertumbuhan PDB riil saja.