Contents
Apa itu: Return on common equity (ROCE) adalah rasio profitabilitas untuk mengukur pengembalian kepada pemegang saham biasa atas modal yang mereka investasikan. Itu merupakan alternatif bagi return on equity (ROE) dengan mengisolasi pengembalian kepada pemegang saham preferen.
Seperti ROE, ROCE yang lebih tinggi adalah lebih baik. Perusahaan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi relatif terhadap setiap dolar yang diinvestasikan oleh pemegang saham biasa.
Mengapa return on common equity penting?
Return on common equity (ROE) mengukur berapa persen yang diterima oleh pemegang saham biasa untuk setiap laba bersih yang dibukukan oleh perusahaan. Kita kemudian membandingkan laba bersih dengan berapa banyak yang mereka investasikan pada awalnya.
Return on equity (ROCE) adalah alternatif dari return on equity (ROE). Secara konsep keduanya sama. Tapi, pemegang saham biasa lebih memperhatikan ROCE daripada ROE.
ROCE lebih memberikan ukuran yang lebih masuk akal tentang berapa pengembalian yang tersedia bagi mereka. Tidak semua laba bersih tersedia bagi mereka. Selain ditahan sebagai laba ditahan, perusahaan juga membagikan persentase tertentu laba bersih sebagai dividen kepada pemegang saham preferen. Sisanya kemudian dibagikan kepada pemegang saham biasa.
Dan, pemegang saham preferen memiliki hak terlebih dahulu atas laba bersih sebelum dibagikan ke pemegang saham biasa. Atau, dengan kata lain, ketika membagikan dividen, pemegang saham preferen memiliki prioritas pertama untuk menerima terlebih dahulu sebelum dibagikan kepada pemegang saham biasa.
Investor saham biasa menggunakan ROCE untuk mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah menggunakan uang mereka untuk menghasilkan keuntungannya. Mereka berharap perusahaan menggunakannya secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan pendapatan yang maksimal pada biaya yang minimal. Misalnya, perusahaan menggunakannya untuk berinvestasi pada proyek-proyek kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan ke depan dan pada saat yang sama mengelola mereka secara efisien.
Terakhir, investor menggunakan ROCE untuk menilai seberapa mungkin dan besar dividen yang dibayarkan oleh perusahaan di masa depan. Mereka mungkin berharap perusahaan membagikan dividen secara rutin dan besar ketika perusahaan menghasilkan ROCE yang tinggi dan stabil dari waktu ke waktu.
Bagaimana cara menghitung dan menginterpretasikan return on common equity?
Kita memerlukan beberapa perhitungan manual untuk mendapatkan ROCE. Pertama, kita mengurangi laba bersih dengan dividen preferen, yakni dividen yang dibagikan kepada pemegang saham pereferen. Itu menunjukkan berapa yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Kita kemudian menggunakannya sebagai pembilang.
Kedua, kita mengurangi total ekuitas dengan ekuitas preferen, yakni modal yang dikontribusikan oleh pemegang saham biasa. Kita kemudian menggunakan hasilnya sebagai penyebut dan menunjukkan berapa banyak modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham biasa.
- ROCE = (Laba bersih – Dividen preferen) / Total ekuitas biasa
- ROCE = (Laba bersih – Dividen preferen) / (Total ekuitas – Total ekuitas preferen)
ROCE dinyatakan sebagai persentase. Semakin tinggi persentasenya, semakin disukai dan menunjukkan semakin besar pengembalian yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Sebaliknya, semakin rendah persentasenya, semakin sedikit yang tersedia bagi mereka.
Alasan ROCE lebih tinggi atau lebih rendah
Rasio yang ideal umumnya bervariasi antar industri. Sehingga, untuk menghasilkan perbandingan yang masuk akal, kita membandingkan ROCE sebuah perusahaan dengan rata-rata pesaing di industrinya. Itu bisa memberikan wawasan ke kita tentang seberapa baik perusahaan tersebut dalam menghasilkan pengembalian bagi pemegang saham biasa, relatif terhadap pesaing.
Kemudian, ROCE bisa bervariasi karena perbedaan strategi pendanaan yang dipilih perusahaan. Misalnya, beberapa perusahaan mungkin mengandalkan utang untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan, yang lain mungkin tergantung pada ekuitas. Mengambil utang bisa menaikkan ROE ketika itu menghasilkan keuntungan ekstra yang lebih tinggi daripada tambahan biaya modal yang ditanggung akibat utang tersebut.
Faktor lain yang mempengaruhi ROCE adalah strategi bersaing dan pengelolaan operasi. Misalnya, di bawah strategi diferensiasi, perusahaan bisa menghasilkan margin keuntungan yang tinggi karena menjual produk pada harga premium. Jika pada saat yang sama, perusahaan tersebut bisa mengelola biaya operasi secara efisien, itu bisa mengarah pada laba bersih yang lebih tinggi.
Terakhir, salah satu pendekatan untuk menganalisis ROCE lebih dalam adalah dengan menggunakan dekomposisi DuPont. Itu sebenarnya lebih diaplikasikan ROE tapi kita bisa juga mengaplikasikannya untuk ROCE karena keduanya, pada dasarnya, adalah dua sisi berbeda dari mata uang yang sama.
Singkat cerita, ROCE yang tinggi bisa berasal dari:
- Margin laba bersih yang lebih tinggi. Perusahaan menghasilkan pendapatan pada biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, perusahaan menghasilkan pendapatan secara lebih efisien.
- Perputaran aset yang lebih tinggi. Perusahaan berhasil memanfaatkan asetnya untuk mendapatkan lebih banyak pendapatan. Dampaknya terhadap laba bersih akan semakin besar jika pada saat yang sama, perusahaan mengelola biaya secara lebih efisien.
- Leverage yang lebih tinggi. Perusahaan mengambil lebih banyak utang daripada ekuitas untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga, itu membuat total ekuitas relatif kecil dan membuat penyebut dalam menghitung ROCE menjadi lebih rendah.
Efek leverage
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, salah satu cara untuk menaikkan ROCE adalah dengan mengambil lebih banyak utang. Namun, pendekatan ini mengandung risiko.
ROCE naik jika biaya tambahan akibat utang baru menghasilkan lebih banyak keuntungan dengan persentase yang lebih tinggi. Sehingga, perusahaan kemungkinan besar tidak akan mengalami masalah dalam membayar bunga.
Misalnya, ketika mengambil utang daripada ekuitas, aset dan liabilitas perusahaan tumbuh. Sebaliknya, ekuitas semakin kecil. Karena menggunakan penyebut yang lebih rendah, akhirnya kita mendapatkan ROCE yang lebih tinggi.
Dalam contoh lain, perusahaan mengambil utang untuk membeli kembali sahamnya yang beredar. Itu mengakibatkan total ekuitas lebih kecil. Sebagai hasilnya, ROCE meningkat bahkan ketika laba bersih perusahan tidak berubah.
Tapi, jika mengambil utang menyebabkan konsekuensi sebaliknya, itu membebani keuangan perusahan di masa depan. Semakin besar utang yang diambil, semakin besar beban bunga, semakin besar peluang gagal bayar.
Tingginya beban bunga meningkatkan risiko keuangan perusahaan karena harus membayarnya secara rutin, bahkan ketika tidak bisa menghasilkan pendapatan. Selain itu, ketika utang menumpuk, perusahan mungkin sulit untuk mendapatkan utang baru pada biaya yang lebih murah. Kreditur melihat perusahan memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi sehingga meminta bunga yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko tersebut. Akhirnya, utang yang tinggi membatasi kesempatan untuk menumbuhkan bisnis melalui utang baru.
Bacaan selanjutnya
- Rasio Profitabilitas: Formula, Jenis dan Contoh
- Margin Laba Kotor: Formula, Perhitungan, dan Interpretasi
- Margin Laba Operasi: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin Laba Sebelum Pajak: Perhitungan dan Interpretasinya
- Margin Laba Bersih: Formula, Perhitungan, Interpretasi
- Return on Asset (ROA): Perhitungan dan Interpretasi
- Operating ROA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Equity (ROE): Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBIT: Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Common Equity (ROCE): Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBITDA: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin NOPAT: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Margin EBIAT: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
- Return on Invested Capital (ROIC): Perhitungan dan Interpretasi