Spesialisasi memungkinan sebuah perusahaan/perekonomian dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa. Spesialisasi mengacu pada situasi di mana individu, perusahaan, negara berkonsentrasi pada produksi beberapa barang dan jasa tertentu daripada menghasilkan banyak barang.
Misalnya, di sebuah perusahaan makanan, tidak semua pekerja terlibat dalam memproses bahan baku. Beberapa pekerja mungkin menjadi pengemudi truk untuk mengirimkan output ke gudang, yang lain mungkin mengangkut bahan baku, mengoperasikan mesin produksi, mengoperasikan mesin pengemasan dan pengepakan, menyiapkan laporan produksi dan mengembangkan strategi pemasaran. Semua itu merupakan refleksi dari spesialisasi.
Spesialisasi memungkinkan individu untuk berkonsentrasi pada pekerjaan masing-masing. Mereka dapat melakukan upaya terbaiknya untuk berkontribusi terhadap operasi bisnis. Karena melakukan pekerjaan yang sama secara rutin, mereka menjadi lebih mahir. Hasilnya adalah produksi yang lebih banyak dan efisien.
Namun demikian dengan spesialisasi, meskipun lebih banyak diproduksi, tidak ada yang mandiri. Output tidak bisa diproduksi oleh satu orang pekerja. Melainkan, masing-masing bagian tergantung satu sama lain.
Demikian juga, dalam perekonomian, spesialisasi produksi membuat sebuah negara tergantung pada yang lain untuk beberapa barang tidak mereka hasilkan. Misalnya, produsen mobil membutuhkan pasokan bahan baku dari perusahaan baja. Produsen gandum menjual outputnya ke produsen makanan untuk diolah lebih lanjut. Ketergantungan ini mendorong pertukaran/perdagangan barang dan jasa.
Ketika sebuah negara berspesialisasi, mereka akan menghasilkan surplus barang (melebihi yang mereka butuhkan), yang mana dapat mereka tukarkan dengan surplus dari negara lain. Dengan semakin meluasnya perdagangan dan berkembangnya pasar, manfaat spesialisasi menjadi jelas. Surplus yang diproduksi suatu negara dapat dibeli dan dijual, yang memungkinkan standar kehidupan dunia meningkat.
Spesialisasi tidak selalu positif
Spesialisasi jelas telah membuat pilihan barang menjadi lebih bervariasi dan membantu memperbaiki standar kehidupan dunia, tetapi ada bahaya juga.
Mengingat laju perubahan teknologi dalam masyarakat modern, selalu ada kemungkinan bahwa keterampilan spesialis dan akumulasi pengalaman yang diperoleh setiap individu dapat menjadi berlebihan ketika ekonomi berkembang.
Perubahan dalam keinginan konsumen kadang-kadang dapat berarti bahwa barang dan jasa yang diproduksi tidak lagi diperlukan dalam jumlah yang sama. Hasilnya, pengangguran struktural dapat terjadi seiring pemangkasan/penutupan produksi. Oleh karena itu, individu seharusnya fleksibel dan memiliki keterampilan lebih dari satu, yang mana memungkinkannya bergerak lebih mobile antar jenis pekerjaan.