Contents
Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi ketika seseorang memiliki pendapatan lebih rendah dari standar hidup yang layak, diukur dengan standar garis kemiskinan. Mereka dianggap tidak mampu memenuhi barang dan jasa yang diperlukan (seperti tempat tinggal, makanan, dan pakaian).
Misalnya, suatu negara dapat mengadopsi standar garis kemiskinan US$1 per hari. Jadi, mereka yang lebih rendah dari jumlah itu termasuk dalam kelompok kemiskinan absolut. Standar ini tidak berubah dan tidak direvisi selama beberapa tahun.
Sebagai patokan internasional, bank dunia memperbaharui standar garis kemiskinan internasional US$1,90 per hari pada tahun 2015. Pada tahun itu, secara global, mereka yang hidup dengan kurang dari US$1,90 per hari mencapai lebih dari 700 juta orang.
Selanjutnya, pada 2018, bank dunia juga merujuk pada kemiskinan ekstrem sebagai mereka yang berpenghasilan kurang dari US$1,9 berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity atau PPP) pada 2011, atau jika dikonversi ke 2018, itu akan setara dengan US$2,12.
Karena inflasi mempengaruhi daya beli individu, garis kemiskinan akan berubah seiring waktu. Dalam standar internasional, misalnya, Bank Dunia awalnya menetapkan US$1 per hari sebagai batasan. Namun, pada 2015, mereka merevisinya menjadi US$1,9 sehari.
Jenis-jenis kemiskinan
Dua istilah umum kemiskinan: absolut dan relatif. Seperti definisi di atas, kemiskinan absolut didasarkan pada standar nominal (garis kemiskinan). Individu di bawah garis benar-benar sengsara. Mereka dianggap tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Sementara itu, kemiskinan relatif tidak didasarkan pada nominal, tetapi persentase dari standar tertentu. Misalnya, rumah tangga masuk dalam kategori kemiskinan relatif ketika mereka menerima 60% lebih sedikit dari rata-rata pendapatan rumah tangga. Mereka miskin karena mereka di bawah rata-rata.
Kemiskinan relatif juga dapat berubah seiring dengan pertumbuhan ekonomi, berbeda dengan kemiskinan absolut. Ketika ekonomi berekspansi dan meningkatkan pendapatan rumah tangga, kemiskinan relatif akan cenderung menurun.
Selain keduanya, ada juga beberapa istilah kemiskinan. Sebagai contoh, Eric Jensen, dalam bukunya ” Teaching with Poverty in Mind,” membagi kemiskinan menjadi daerah situasional, generasional, absolut, relatif, perkotaan, dan pedesaan.
Penyebab dan konsekuensi kemiskinan absolut
Banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan absolut, termasuk konflik, sistem pendidikan yang lemah, disabilitas, ketidakadilan, perbudakan, perang, penindasan, dan kapasitas pemerintah yang terbatas. Infrastruktur yang buruk dan pengangguran yang berkepanjangan juga bertanggung jawab atas kurangnya layanan dasar dan pendapatan warga.
Jika kita mengaitkannya dengan tabungan, kemiskinan menyebabkan rendahnya tingkat tabungan nasional. Situasi ini pada akhirnya menghambat investasi dan pembangunan ekonomi. Maklum, tabungan rumah tangga adalah sumber penting dana pinjaman dalam perekonomian. Perkembangan ekonomi yang lemah pada akhirnya memperpanjang kemiskinan.
Kemiskinan juga bertanggung jawab atas meningkatnya tingkat kejahatan. Ini juga memaksa individu untuk berjuang melawan kelaparan, kerawanan pangan kronis, dan kekurangan gizi. Dikombinasikan dengan kesehatan yang rendah, ini pada akhirnya mengarah pada harapan hidup yang pendek.