Contents
Pemangku kepentingan organisasi (organizational stakeholders) merujuk pada pihak-pihak yang memiliki minat terhadap kinerja perusahaan. Dan mereka secara langsung dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Mereka termasuk karyawan, manajer, dan direktur.
Pemangku kepentingan organisasi adalah strategis bagi perusahaan dalam memenuhi tujuan strategisnya. Di satu sisi, mereka menyumbangkan tenaga, pengetahuan dan keterampilan untuk membuat bisnis berhasil. Mereka juga mempengaruhi bisnis melalui keputusan yang mereka ambil dan kualitas pekerjaan mereka.
Di sisi lain, mereka memiliki kepentingan terkait dengan gaji, karir dan keamanan kerja. Selain itu, mereka juga menginginkan lingkungan kerja yang kondusif. Kesempatan untuk memuaskan kebutuhan personal seperti kebutuhan untuk diakui dan untuk mengaktualisasikan diri adalah kepentingan lainnya.
Apa perbedaan antara pemangku kepentingan organisasi dengan pemangku kepentingan bisnis?
Selain mengklasifikasikan pemangku kepentingan sebagai pemangku kepentingan eksternal dan internal, ada juga klasifikasi lain. Itu mengelompokkan mereka menjadi ke dalam:
- Pemangku kepentingan organisasi (organizational stakeholders)
- Pemangku kepentingan pasar produk (product market stakeholders)
- Pemangku kepentingan pasar modal (capital market stakeholders)
Ketiganya kita sebut sebagai pemangku kepentingan bisnis. Pemangku kepentingan organisasi mencakup karyawan, manajemen dan direktur.
Sementara itu, pemangku kepentingan pasar produk meliputi pelanggan dan pemasok. Pemangku kepentingan pasar modal mencakup kreditor dan pemegang saham/investor saham.
Pemangku kepentingan organisasi berkepentingan untuk memperoleh manfaat yang sepadan dengan apa yang mereka kontribusikan ke perusahaan. Manfaat tersebut mencakup gaji, tunjangan, fasilitas dan lingkungan kerja, serta kekuasaan. Sementara itu, apa yang mereka kontribusikan tergantung pada keterampilan, pengetahuan, dan keahlian mereka.
Mengapa pemangku kepentingan organisasi itu penting?
Karyawan dan manajer senang jika perusahaan memberikan gaji dan tunjangan besar. Paket kompensasi tersebut membuat mereka bersemangat.
Selain gaji, manajer dan karyawan mengharapkan perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Mereka juga suka jika perusahaan memberikan bonus dan menyediakan jalur karir yang menjanjikan.
Manfaat-manfaat tersebut berkontribusi pada kepuasan karyawan dan manajer. Selain itu, menyediakan ruang untuk pengembangan diri dan mengaktualisasikan diri juga menjadi faktor penting terhadap kepuasan mereka.
Bagi perusahaan, kepuasan mereka adalah kunci kesuksesan. Mereka termotivasi dan lebih produktif ketika mereka puas. Mereka juga bersedia memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
Kepuasan tinggi diantara orang-orang di dalam organisasi memfasilitasi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Mereka berkontribusi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan, yang mana, itu berarti, lebih banyak uang tercipta di masa depan.
Karyawan melayani pelanggan dengan senang hati untuk membuat mereka puas. Selain itu, mereka juga bersemangat untuk berinovasi dan bersinergi untuk mendukung perusahaan menghasilkan keunggulan kompetitif.
Sementara karyawan menjalankan rutinitas dan mengimplementasikan strategi, manajer dan eksekutif perusahaan bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, merancang strategi dan taktik, dan mengambil keputusan strategis. Mereka juga menetapkan target perusahaan.
Manajer dan eksekutif mengelola sumber daya untuk menciptakan nilai. Mereka mengambil langkah-langkah strategis untuk mengeksploitasi peluang dan meminimalkan ancaman, dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan internal. Cara mereka mengatur perusahaan dapat memiliki efek signifikan pada kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar.
Pondasi untuk keunggulan kompetitif
Modal manusia adalah pondasi untuk membangun keunggulan kompetitif (teori resource-based view). Mereka seringkali lebih sulit ditiru karena menghasilkan sumber daya tidak berwujud dengan, misalnya, membentuk budaya dan lingkungan kerja inovatif.
Selain itu, modal manusia juga menciptakan kapabilitas dalam memanfaatkan aset berwujud. Sumber daya tak berwujud dan kapabilitas tersebut tertanam dalam rutinitas atau praktik organisasi dan tidak bisa ditransfer ke eksternal.
Bagaimana pengaruh pemangku kepentingan organisasi terhadap bisnis?
Manajemen dan karyawan memiliki peran dan tanggung jawab berbeda, begitu juga dengan pengaruh mereka. Mereka saling berbagi peran dan tugas dalam mengoperasikan perusahaan. Dan mereka juga berbagi kepentingan di dalam organisasi.
Meski berperan berbeda, karyawan dan manajemen harus bersinergi untuk keberhasilan bisnis. Manajer menetapkan target dan mengambil keputusan dementara karyawan menjalankannya.
Manajemen
Manajemen mempengaruhi perusahaan melalui peran dan tanggung jawab mereka untuk memimpin dan mengarahkan organisasi. Mereka juga bertanggung jawab untuk merencanakan, mengorganisasikan, dan mengendalikan sumber daya di dalam perusahaan.
Manajemen mencakup mereka yang menduduki posisi manajerial. Mereka mencakup direktur dan manajer. Mereka memiliki kekuasaan dan otoritas resmi untuk memerintah dan dipatuhi oleh orang lain di bawah mereka.
Direktur
Direktur menjadi yang paling berpengaruh terhadap perusahaan. Mereka memegang otoritas tertinggi dan bertanggung jawab atas kinerja perusahaan. Merekalah yang sering kita sebut sebagai eksekutif perusahaan.
Direktur mempengaruhi bisnis melalui keputusan strategis yang mereka ambil. Mereka juga mengarahkan organisasi dan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai visi dan misi. Keputusan, strategi dan rencana bisnis yang mereka rancang menjadi dasar untuk implementasi dan pengambilan keputusan di manajemen bawah.
Singkat cerita, direktur mempengaruhi bisnis melalui peran mereka dalam:
- Menentukan arah dan sasaran bisnis
- Merancang strategi korporasi
- Mengambil keputusan kunci di tingkat korporasi
- Mengembangkan kebijakan dan aturan
- Melakukan perubahan organisasi
Sementara itu, direktur berkepentingan untuk memperoleh bonus dan posisi yang aman. Kepentingan mereka tersebut biasanya dikaitkan dengan kinerja bisnis. Semakin baik kinerja bisnis, semakin tinggi peluang mereka mendapatkan bonus atau dipromosikan kembali untuk menduduki posisi direksi.
Selain itu, direktur juga berkepentingan terhadap kekuasaan. Mereka menginginkan orang lain menghargai mereka sebagai pemimpin dengan mematuhi mereka dan menjalankan keputusan mereka.
Manajer
Manajer berada di bawah direktur. Mereka mencakup manajer level menengah dan manajer level bawah.
Manajer mengimplementasikan keputusan direktur. Mereka mempengaruhi bisnis melalui tanggung jawab mereka untuk menetapkan tujuan dan mengatur sumber daya di area mereka. Selain itu, mereka juga berperan dalam memotivasi staf untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Sama seperti direktur, manajer juga berkepentingan untuk mendapatkan bonus dan keamanan kerja. Selain itu, mereka juga berkepentingan untuk dipromosikan untuk menduduki posisi yang lebih tinggi.
Karyawan
Karyawan menjalankan operasi bisnis sehari-hari. Mereka tidak menduduki posisi manajerial. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki kekuasaan terhadap orang lain.
Karyawan bekerja di bawah manajer dengan imbalan upah atau gaji. Mereka melaksanakan perintah dan melakukan pekerjaan sehari-hari untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Mereka mempengaruhi kinerja bisnis melalui beberapa cara.
Pertama, mereka mempengaruhi target. Misalnya, jika semua karyawan tidak mencapai target, maka bisnis juga demikian.
Kedua, karyawan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Misalnya, di bisnis jasa, merekalah yang menghadapi pelanggan secara langsung. Bagaimana mereka melakukan pekerjaan dan kualitas mereka dalam menyediakan layanan kepada pelanggan bisa berdampak signifikan terhadap bisnis.
Selain kedua aspek, karyawan mempengaruhi bisnis melalui:
- Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan mereka
- Produktivitas mereka dalam bekerja
- Kontribusi mereka terhadap lingkungan kerja
- Tindakan mereka, seperti keterlambatan atau aksi pemogokan
Sementara itu, karyawan berkepentingan terhadap bisnis terkait dengan:
- Gaji
- Promosi
- Keamanan kerja
Karyawan menginginkan perusahaan gaji yang lebih tinggi dan memberikan kesempatan untuk dipromosikan. Ketika melamar, mereka mempertimbangkan berapa gaji yang ditawarkan dan seberapa besar peluang karir di sebuah perusahaan.
Selain itu, karyawan juga berkepentingan terhadap keamanan kerja. Kinerja perusahaan mempengaruhi pendapatan dan keamanan kerja karyawan, yang mana pada akhirnya juga ditentukan oleh kinerja mereka. Jika mereka berkinerja baik, mereka mungkin dipromosikan ke posisi manajerial.
Sebaliknya, jika berkinerja buruk, karyawan seringkali menjadi yang pertama untuk dipecat. Begitu juga, selama efisiensi, mereka juga umumnya menjadi target untuk, seperti penurunan gaji atau pemutusan kerja.
Selain tiga aspek di atas, karyawan memiliki kepentingan untuk kondisi kerja yang lebih baik dan peluang untuk aktualisasi diri. Sehingga, mereka ingin perusahaan tidak hanya memberikan kompensasi yang murah hati. Mereka juga ingin memuaskan kebutuhan sosial dan pribadi mereka melalui interaksi sosial di tempat kerja. Dan mereka juga butuh kesempatan untuk memuaskan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, mengembangkan diri, dan dihargai.