
Pemangku kepentingan pasar modal atau stakeholder pasar modal (capital-market stakeholders) mengacu pada kelompok yang menyediakan perusahaan berbagai modal. Mereka mempengaruhi ketersediaan, struktur modal dan biaya modal perusahaan. Contohnya adalah pemegang saham, pemodal ventura, bank, dan investor utang.
Klasifikasi pemangku kepentingan pasar modal
Stakeholder pasar modal terdiri dari:
- Pemegang saham dapat berupa pemodal ventura, individu, perusahaan, atau investor saham. Mereka dapat membeli saham biasa atau saham preferen perusahaan.
- Kreditor, seperti bank dan investor obligasi. Mereka memberi utang kepada perusahaan dan, sebagai konsekuensinya, mengharuskan perusahaan untuk membayarnya kembali. Utang bisa dalam bentuk pinjaman, obligasi, dan surat berharga jangka pendek.
Bagaimana para pemangku kepentingan pasar modal mempengaruhi perusahaan?
Perusahaan seringkali membutuhkan modal eksternal untuk memenuhi kebutuhan pendanaan untuk ekspansi bisnis. Konstruksi pabrik baru, akuisisi, dan pembelian mesin membutuhkan lebih banyak uang daripada yang dihasilkan dari kas internal perusahaan. Mereka melakukan ini, misalnya, dengan menerbitkan saham atau surat utang. Atau, mereka juga dapat mencari pinjaman dari bank.
Stakeholder pasar modal memberikan modal kepada perusahaan. Pemegang saham memberikan ekuitas perusahaan. Sementara itu, kreditor menawarkan utang.
Mengambil modal eksternal memiliki konsekuensi untuk biaya modal, terdiri dari biaya ekuitas dan biaya utang. Dengan modal ini, investor ingin perusahaan dapat meningkatkan kekayaannya. Dengan begitu, mereka berharap mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat risiko yang mereka terima dengan investasi sejenis.
Dampak dari kreditor yang tidak puas
Pemberi pinjaman yang tidak puas dapat memaksakan perjanjian yang lebih ketat pada pinjaman berikutnya. Mereka dapat membebankan bunga yang lebih tinggi, mengingat tingginya risiko gagal bayar. Bunga lebih tinggi berarti dana lebih mahal. Perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membayar kembali pinjaman baru.
Bahkan ketika tidak dapat memuaskan mereka, perusahaan harus mengajukan kebangkrutan. Kreditor dapat mengancam untuk memilih opsi untuk mendorong perusahaan menjadi bangkrut. Ancaman itu sendiri mungkin cukup untuk meyakinkan perusahaan untuk membayar guna mencegah penutupan. Jika perusahaan ditempatkan dalam likuidasi, likuidator akan merealisasikan semua aset yang tersedia, dan ini akan dibagikan di antara semua kreditor.
Dan, ketika pemegang saham tidak puas
Ketika perusahaan tidak memberikan pengembalian yang memadai, pemegang saham dapat menjual saham mereka. Untuk perusahaan publik, aksi jual dapat menyebabkan harga saham perusahaan jatuh.
Seringkali, perusahaan ingin menerbitkan saham baru untuk mengumpulkan dana. Turunnya harga saham membuat perusahaan sulit untuk mengumpulkan dana sesuai target.
Beberapa pemegang saham dengan kepemilikan yang signifikan juga dapat memengaruhi keputusan strategis perusahaan. Mereka dapat memaksa dewan direksi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan langkah-langkah jangka pendek lainnya seperti efisiensi dengan menekan gaji karyawan dan eksekutif. Ini sering bertentangan dengan keinginan manajer dan pemegang saham lain yang berfokus pada membangun daya saing dan pengembalian dalam jangka panjang.