Contents
Apa itu: Penilaian karyawan (employee appraisal) merujuk pada sebuah program untuk menilai kinerja karyawan. Itu menilai seberapa efektif seorang karyawan dalam peran mereka saat ini, dikaitkan dengan kriteria dan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Disebut juga dengan penilaian kinerja, tinjauan kinerja, atau evaluasi kinerja.
Tersedia beberapa metode untuk menjalankan program ini. Metode tertentu melibatkan penilaian langsung dari atasan ke bawahan. Yang lain mungkin melibatkan rekan kerja di level yang sama atau bahkan, melibatkan beberapa pihak seperti atasan, bahawan, rekan kerja dan mungkin pelanggan.
Mengapa penilaian karyawan penting?
Penilaian karyawan adalah sebuah program manajemen sumber daya manusia yang penting. Ketika dijalankan secara efektif, itu bisa memiliki dampak signifikan terhadap moral dan tingkat keterlibatan karyawan di perusahaan anda.
Melaluinya, perusahaan anda bisa mengevaluasi seberapa baik karyawan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ditetapkan. Apakah mereka mencapai target yang ditetapkan atau tidak? Kemudian, anda bisa mengambil tindakan yang sesuai.
Perusahaan anda dapat menggunakan hasilnya untuk menentukan kenaikan gaji dan bonus. Selain itu, anda mungkin juga menggunakannya untuk menetapkan promosi untuk menyiapkan mereka yang berkinerja unggul untuk menduduki posisi yang lebih tinggi.
Promosi berbasis kinerja adalah penting. Di satu sisi, bagi karyawan, itu meningkatkan moral mereka. Di sisi lain, bagi perusahaan anda, itu memastikan jabatan tersebut diisi oleh orang yang kompeten. Dengan menjalankan program penilaian, perusahaan anda bisa mengevaluasi seberapa baik kinerja karyawan dan seberapa berkualitas mereka – dihubungkan dengan kemampuan dan keterampilan mereka.
Kemudian, penilaian karyawan juga vital untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam sumber daya manusia di perusahaan anda. Melaluinya, perusahaan anda juga bisa mengidentifikasi hambatan yang mungkin di masing-masing pekerjaan. Sehingga, anda dapat menggunakan hasilnya untuk mengambil tindakan yang sesuai. Misalnya, anda mungkin mengevaluasi ulang program pelatihan, pengembangan dan motivasi yang ada untuk mengembangkan yang baru dengan lebih tepat.
Apa saja jenis penilaian karyawan?
Beberapa alternatif tersedia untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Itu mungkin melibatkan manajer mengevaluasi bawahan atau sebaliknya. Sementara itu, metode lain mungkin membutuhkan orang-orang terdekat untuk memberikan penilaian. Berikut adalah jenis-jenisnya:
- Traditional appraisal
- Rating appraisal system
- Peer appraisal
- Upwards appraisal
- Self-appraisal
- 360-degree appraisal
- Formative appraisal
- Summative appraisal
Traditional appraisal
Atasan mengevaluasi kinerja bawahan mereka, berlangsung setidaknya setahun sekali. Metode ini juga disebut dengan essay appraisal, free form method, atau one-to-one appraisal.
Atasan mengumpulkan informasi dan fakta pendukung untuk menilai kinerja bawahannya. Mereka mengevaluasi kemampuan bawahan dalam menjalankan tugas sesuai deskripsi pekerjaan dan kemajuan mereka menuju target mereka. Selain itu, mereka mungkin juga mengevaluasi kekuatan dan kelemahan masing-masing bawahan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan rencana karir masa depan mereka.
Rating appraisal system
Karyawan mendapatkan rating untuk setiap aspek yang dinilai. Itu mungkin terkait dengan kinerja dan kemajuan dalam mencapai target yang telah ditentukan. Selain itu, dampak mereka terhadap rekan kerja mungkin adalah aspek dinilai lainnya. Peringkat tersebut mencerminkan kinerja mereka selama periode penilaian.
Peer appraisal
Rekan kerja di divisi atau tim yang sama menilai kinerja seorang karyawan. Mereka memiliki posisi yang sama. Penilai tidak termasuk terhadap supervisor atau manajer. Metode penilaian ini penting untuk meningkatkan kinerja dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Disebut juga peer-to-peer appraisal.
Upwards appraisal
Mirip dengan peer appraisal tapi melibatkan tingkat yang berbeda, di mana staf junior menilai staf yang lebih senior. Atau, itu staf terhadap para manajernya.
Metode ini penting untuk memberikan umpan balik dan mengungkapkan seberapa efektif manajer menjalankan tugasnya. Staff dianggap lebih memahami secara detail perilaku dan kinerja atasan. Sehingga, perusahaan dapat menggunakan hasilnya sebagai input dalam evaluasi dan pengembangan manajemen.
Self-appraisal
Metode ini mendorong karyawan untuk bertanggung jawab dan secara objektif menilai diri mereka sendiri, seberapa baik mereka melakukan pekerjaan. Pertama, mereka mengisi formulir evaluasi. Mereka menyoroti pencapaian selama ini terkait dengan tugas, pekerjaan atau target yang diberikan. Kemudian, mereka menyerahkannya ke atasan untuk ditinjau dan didiskusikan untuk evaluasi akhir.
360-degree appraisal
Metode ini melibatkan umpan balik dan pendapat dari pihak-pihak terdekat untuk mengevaluasi kinerja karyawan, selain diri sendiri. Itu mungkin melibatkan manajer, rekan kerja, bawahan, atau bahkan pelanggan. Mereka mendapatkan beberapa pertanyaan identik. Jawaban mereka kemudian digunakan untuk mengevaluasi karyawan tersebut.
Meski memakan waktu, tapi penilaian ini memungkinkan untuk mendapatkan sudut pandang yang komprehensif. Selain itu, umpan balik tersebut berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan di masa depan.
Formative appraisal
Ini mengkombinasikan metode penilaian formal dan informal untuk memantau kemajuan karyawan dan memberi mereka dukungan dan panduan untuk perbaikan. Itu memantau kinerja karyawan secara detail dan memberikan umpan balik berkelanjutan ke mereka.
Summative appraisal
Ini mengevaluasi kinerja karyawan dengan membandingkannya dengan standar atau tolok ukur yang telah disepakati sebelumnya. Hasil penilaian biasanya digunakan untuk menentukan kenaikan gaji, bonus tahunan, atau peluang promosi.
Apa saja manfaat penilaian karyawan?
Memotivasi. Program penilaian menjadi sarana bagi perusahaan untuk mengakui karyawan yang berkinerja baik dan menghargainya melalui kenaikan gaji, bonus, atau promosi. Selain itu, itu menjadi jalan untuk mendorong dan memotivasi mereka yang berkinerja kurang baik untuk memperbaiki diri demi memperoleh penghargaan tersebut.
Kebutuhan pelatihan. Dengan mengevaluasi karyawan di masing-masing posisi, perusahaan anda bisa mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan masing-masing karyawan dan mengambil tindakan perbaikan. Misalnya, itu membutuhkan perusahaan anda untuk merancang program pelatihan dan pengembangan yang sesuai. Dengan melakukannya, perusahaan anda bisa meningkatkan kinerja karyawan dan mengarahkan mereka pada standar kerja yang lebih tinggi.
Arah yang jelas. Perusahaan anda menetapkan target untuk masing-masing posisi. Target tersebut menjadi panduan dan memberikan tujuan yang jelas kepada karyawan tentang apa yang harus mereka capai. Kemudian, anda mengevaluasinya apakah karyawan mencapai target tersebut atau tidak. Memberikan target dan mengevaluasi kinerja menjadi cara untuk memastikan karyawan anda tetap termotivasi oleh tujuan.
Benchmarking. Perusahaan anda tidak harus selalu mengambil praktik terbaik di industri sebagai tolok ukur. Anda juga bisa memulainya dari dalam. Anda mengidentifikasi praktik terbaik dari mereka yang berkinerja unggul dan membagikannya di seluruh organisasi. Itu adalah sebuah cara untuk mencapai perbaikan berkelanjutan dengan mengambil praktik terbaik di internal perusahaan anda.
Kepercayaan. Melalui penilaian karyawan, anda meningkatkan hubungan profesional antara atasan dan bawahan. Mereka tidak hanya memiliki waktu untuk mendiskusikan penilaian, tapi juga berbagai masalah di internal mereka dan berusaha mencari solusi. Itu meningkatkan kepercayaan di antara mereka.
Apa saja kekurangan penilaian karyawan?
Menjalankan program penilaian untuk seluruh karyawan bisa memakan waktu. Oleh karena itu, di beberapa perusahan itu mungkin hanya setahun sekali atau setiap triwulan.
Selain itu, politik kantor yang buruk bisa menjadikan momen ini untuk menjatuhkan orang yang tidak mereka sukai. Sehingga, itu bisa bisa kurang objektif dan adil, yang mana memicu kekecewaan dan ketidakharmonisan diantara karyawan anda.
Terakhir, memang, penilaian dan paket kompensasi bisa memotivasi karyawan anda. Mereka yang berkinerja unggul mendapatkan imbalan yang setara. Sementara itu, mereka yang berkinerja buruk termotivasi memperbaiki kinerja untuk mendapatkan hadian tersebut.
Tapi, seringkali, beberapa karyawan mungkin kehilangan motivasi setelah mereka mendapatkan hasil negatif. Dan moral mereka semakin buruk jika itu karena masalah personal antara mereka dengan bos bukan dari penilaian kinerja secara objektif.