Contents
Sistem ekonomi berusaha menjawab tiga pertanyaan mendasar dalam ekonomi, yakni:
- Barang apa yang akan diproduksi?
- Bagaimana barang akan diproduksi?
- Untuk siapa barang akan diproduksi?
Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memunculkan dua kutub sistem ekonomi: ekonomi pasar bebas dan ekonomi komando (sosialisme). Pasar bebas adalah sistem ekonomi di mana individu memiliki sebagian besar, jika tidak semua, sumber daya dan mengendalikan penggunaan sumber daya tersebut. Terkadang, kita menyebut ekonomi pasar bebas sebagai kapitalisme atau ekonomi pasar.
Pasar bebas bermula dari ide-ide Adam Smith, seorang ekonom abad kedelapan belas. Dia berpikir bahwa semua pihak ingin menjadi lebih baik.
Bisnis ingin mendapatkan keuntungan sebesar mungkin ketika memproduksi barang atau menyediakan jasa, baik dengan menetapkan harga tinggi atau menurunkan kualitas.
Begitu juga, rumah tangga menginginkan harga yang murah dan produk yang berkualitas. Mereka juga berkepentingan untuk mendapatkan gaji yang tinggi.
Bisnis dan rumah tangga bertemu di pasar untuk menyelesaikan masalah. Ketika mengejar kepentingan masing-masing, keduanya akan berusaha bekerja keras, mengambil risiko, dan menghasilkan yang terbaik. Oleh karena itu, penyelesaian pasar akan memberikan yang terbaik bagi bisnis dan rumah tangga, sesuai dengan daya tawar masing-masing di pasar (kekuatan permintaan dan penawaran).
Di sisi lain, sosialisme adalah bentuk sistem ekonomi komando di mana pemerintah mengendalikan dan menguasai sumber daya di dalam perekonomian. Karl Marx, seorang ekonom abad kesembilan belas, mengawali ide-ide sosialisme. Dia melihat kepentingan diri sendiri memiliki kecenderungan besar untuk menyakiti orang lain karena kekuatan pasar seringkali tidak setara.
Marx percaya bahwa dalam masyarakat kapitalis, pemilik bisnis mengeksploitasi para pekerja dengan membayar mereka jauh lebih sedikit daripada nilai mereka. Bisnis memiliki kekuatan yang lebih besar untuk melakukannya daripada pekerja. Marx, kemudian, menggunakan istilah nilai surplus untuk menggambarkan perbedaan antara nilai total produksi dan upah subsisten yang dibayarkan kepada pekerja.
Membedakan sosialisme dengan pasar bebas
Sebagian besar negara mengadopsi campuran antara sosialisme dan pasar bebas (sistem ekonomi campuran). Beberapa negara seperti China dan Vietnam lebih condong ke sosialisme di mana pemerintah memiliki peran lebih signifikan. Sementara itu, negara lainnya seperti Amerika Serikat dan Inggris lebih condong ke pasar bebas, di mana peran swasta adalah signifikan.
Secara umum, pasar bebas dan sosialisme memiliki perbedaan besar terkait faktor-faktor berikut:
- Kepemilikan sumber daya
- Properti pribadi
- Peran pemerintah
- Efisiensi alokasi sumber daya
- Pengangguran
- Distribusi pendapatan
- Kontrol harga
Kepemilikan sumber daya
Di bawah ekonomi pasar bebas, swasta dan pribadi memiliki sumber daya. Itu memberikan pemilik insentif untuk memaksimalkan nilai sumber daya, mempromosikan efisiensi di dalam perekonomian.
Dalam sosialisme, sumber daya dan alat-alat produksi adalah milik publik, baik melalui pemerintah yang dipilih secara demokratis atau melalui perusahaan publik di mana setiap orang memiliki saham. Itu memungkinkan pemerataan barang dan jasa yang lebih adil.
Properti pribadi
Di bawah pasar bebas, properti pribadi adalah sakral. Para pendukung pasar bebas percaya bahwa pemilik properti pribadi lebih cenderung untuk merawat properti itu dan menggunakannya dengan cara yang paling produktif.
Sebaliknya, menurut kaum sosialis, mereka yang memiliki properti pada akhirnya akan memiliki lebih banyak kekuatan politik. Mereka percaya bahwa pemerintah harus memiliki sebagian besar properti non-kerja, seperti pabrik, bahan baku, dan mesin. Pemerintah seharusnya memastikan bahwa properti itu digunakan untuk memberi manfaat kepada banyak orang, bukan hanya ke pemilik modal.
Peran pemerintah dalam perekonomian
Di bawah sosialisme, pemerintah membuat semua rencana ekonomi. Mereka merencanakan, mengatur, dan membuat keputusan alokasi sumber daya ekonomi. Pemerintah memainkan peran vital di hampir semua kegiatan ekonomi, termasuk produksi dan distribusi, dan konsumsi.
Sistem ekonomi pasar bebas tidak akan memiliki rencana semacam itu. Pemerintah tidak memutuskan barang dan jasa apa yang akan diproduksi atau bagaimana mereka akan diproduksi. Itu semua tergantung pada pasar. Intervensi pemerintah terhadap pasar minimal dan hanya berperan dalam menegakkan hukum, terutama terkait dengan hak pribadi.
Efisiensi alokasi sumber daya
Mekanisme pasar memungkinkan alokasi sumber daya yang efisien di ekonomi pasar bebas. Persaingan, motif laba dan kekuatan permintaan mendorong bisnis untuk menjadi lebih efisien dan kompetitif. Mereka berusaha memangkas biaya dan menciptakan inovasi. Perusahaan yang tidak efisien akan tersingkir dari pasar karena kalah bersaing.
Sebaliknya, di bawah sosialisme, alokasi sumber daya tidak efisien. Rumah tangga dan bisnis tidak memiliki insentif untuk menjadi lebih baik. Bisnis berjalan sesuai dengan rencana pemerintah. Mereka tidak berorientasi keuntungan dan tidak bersaing satu sama lain sehingga tidak perlu takut akan gulung tikar. Itu semua membuat bisnis malas untuk menjadi lebih efisien dan inovatif.
Pengangguran
Di bawah ekonomi pasar bebas, pengangguran adalah fenomena umum. Pekerja saling bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dan ketika belum mendapatkannya, mereka menganggur. Peluang pekerjaan meningkat selama ekonomi makmur (ekspansi ekonomi), mendorong tingkat pengangguran turun. Sebaliknya, selama perekonomian lesu (resesi), tingkat pengangguran meningkat karena lapangan kerja menyusut.
Di bawah sosialisme, perekonomian kemungkinan mencapai full employment. Pemerintah mengerahkan semua orang untuk bekerja di proyek-proyek ekonomi. Tentu saja, individu tidak bisa menolaknya.
Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan mengacu pada bagaimana semua pendapatan, barang dan jasa di dalam perekonomian dibagi di antara masyarakat. Di bawah sosialisme, pemerintah menentukannya. Individu bergantung pada negara untuk segala hal mulai dari makanan hingga perawatan kesehatan.
Jika pemerintah adil, itu menghasilkan kesetaraan diantara penduduk. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Namun, jika tidak, itu menghasilkan korupsi di kalangan birokrat.
Di bawah ekonomi pasar bebas, pemerintah tidak melakukannya. Semuanya berjalan sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan. Mekanisme pasar bekerja secara bebas melalui kekuatan permintaan dan penawaran. Itu menentukan semua aspek ekonomi, mulai dari harga, jenis produk, pendapatan, kekayaan, dan distribusi barang.
Individu bekerja keras untuk memperoleh pendapatan dan menjadi kaya. Mereka saling bersaing, sehingga menghasilkan pemenang dan pecundang. Mereka yang menang menjadi kaya dan mereka yang kalah menjadi miskin. Sehingga, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di dalam perekonomian adalah fenomena yang umum di bawah ekonomi pasar bebas.
Kontrol harga
Di pasar bebas, harga bergerak untuk menyesuaikan permintaan dan penawaran. Ketika permintaan melebihi penawaran, harga naik. Begitu juga, jika permintaan lebih rendah daripada penawaran harga turun. Pemerintah tidak berusaha mengontrol atau menetapkan harga barang dan jasa.
Sebaliknya, di bawah sosialisme, pemerintah membuat keputusan dan kontrol harga. Kontrol mungkin beragam antar negara sosialis. Kontrol harga membuat pasar tidak berada pada kondisi ekuilibrium. Akibatnya, kelangkaan (shortage atau excess demand) dan surplus (excess supply) adalah fenomena yang umum di sistem ekonomi ini.