Contents
Apa yang Anda baca di media online adalah kombinasi dari pernyataan positif dan normatif. Beberapa di antaranya bersifat subyektif, dan yang lain berdasarkan fakta dan teori.
Definisi pernyataan positif
Pernyataan positif (positive statements) adalah jenis pernyataan objektif yang dapat Anda uji atau tolak berdasarkan bukti dan fakta yang tersedia. Pernyataan itu biasanya membutuhkan proses penyelidikan dengan melihat apa yang telah terjadi dan apa yang saat ini terjadi untuk membentuk dasar pendapat.
Berlawanan dengan pernyataan normatif
Ekonomi positif adalah perspektif dalam ekonomi yang didasarkan pada teori yang dapat Anda uji dengan sejumlah fakta. Pernyataan ekonomi positif menggambarkan hal-hal yang sedang, akan, atau telah terjadi. Itu mungkin benar atau salah, dan Anda dapat membuktikannya menggunakan informasi atau teori yang ada.
Itu kontras dengan ekonomi normatif. Pernyataan ekonomi normatif adalah pendapat subyektif. Pernyataan normatif biasanya berisi kata “harus” dan “seharusnya,” yang menunjukkan subjektivitas individu.
Pernyataan positif didasarkan pada fakta atau hubungan sebab akibat. Pernyataan ini berupaya menjelaskan sesuatu “sebagaimana adanya” daripada “harus” atau “seharusnya”.
Misalnya, menaikkan suku bunga akan memperlambat inflasi. Pernyataan ini positif. Anda bisa membuktikannya menggunakan teori ekonomi yang ada. Anda juga dapat melihat tren historis masa lalu untuk mendukung argumen anda.
Mengapa Anda harus tahu pernyataan positif
Membedakan pernyataan positif dan normatif sangat penting saat ini. Sebagian besar informasi yang Anda baca di media online adalah kombinasi dari pernyataan positif dan normatif. Jadi, Anda harus dapat membedakan mereka untuk analisis objektif.
Demikian juga, pemahaman yang jelas tentang ekonomi positif mengarah pada keputusan yang lebih baik tentang kebijakan ekonomi. Ekonomi positif tidak tergantung pada penilaian subyektif dan dapat didefinisikan dan diuji. Dengan demikian, ini memberikan skenario sebab-akibat yang tepat yang mana dapat membantu individu dan pembuat kebijakan membuat keputusan penting.
Karakteristik pernyataan normatif
Berikut ini adalah karakteristik dari pernyataan positif:
- Berdasarkan fakta atau bukti, dan karenanya, Anda dapat memverifikasi dan membuktikannya melalui data.
- Membutuhkan penyelidikan tentang apa yang terjadi untuk membentuk opini atau untuk memprediksi sesuatu di masa depan.
- Tidak melibatkan nilai atau subjektivitas
- Seringkali untuk menggambarkan sesuatu yang terukur, misalnya, tingkat pengangguran dalam perekonomian atau output perusahaan.
- Berguna dalam membangun dan menjelaskan teori dan konsep ekonomi yang telah ada selama bertahun-tahun.
Contoh pernyataan normatif
- Penurunan pendapatan akan menyebabkan penurunan permintaan barang dan jasa. Penghasilan yang lebih rendah mengurangi kemampuan membayar konsumen.
- Depresiasi mata uang akan menyebabkan peningkatan ekspor. Barang domestik lebih murah bagi orang asing, jadi mereka meminta lebih banyak.
- Jika pemerintah menaikkan pajak atas produk makanan, itu akan menyebabkan penurunan laba bersih produsen makanan. Pajak adalah beban bagi perusahaan. Karena itu, ketika beban naik, laba bersih perusahaan turun.
- Naiknya harga minyak mentah di pasar dunia akan mengarah pada peningkatan biaya produksi industri listrik. Produsen tenaga listrik menggunakan minyak sebagai input dalam pembangkit mereka. Jadi ketika harga input lebih tinggi, biaya produksi meningkat.
- Penurunan pasokan gas bumi akan menyebabkan kenaikan harga. Anda dapat mengujinya menggunakan hukum permintaan atau melihat data historis.
- Mengurangi pajak penghasilan akan meningkatkan insentif konsumen untuk berbelanja lebih banyak. Pajak yang lebih rendah berarti lebih banyak uang di saku mereka. Itu meningkatkan pendapatan konsumen.
- Meningkatkan jumlah wisatawan di Bali akan menciptakan lebih banyak pekerjaan. Kedatangan wisatawan meningkatkan permintaan potensial untuk barang dan jasa. Ini mendorong kegiatan ekonomi di Bali.
- Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi pertumbuhan pinjaman bank. Debitur menanggung cicilah lebih mahal ketika suku bunga naik, dan karena itu, mereka cenderung enggan mengajukan pinjaman baru.