Contents
Apa itu: Siklus akuntansi (accounting cycle) merujuk pada rangkaian proses dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mencatat peristiwa akuntansi. Siklus dimulai dari mengidentifikasi transaksi dan diakhiri dengan memasukkan transaksi tersebut ke dalam laporan keuangan. Selama siklus, akuntan akan menggunakan beberapa catatan akuntansi tambahan seperti buku besar dan neraca saldo.
Mengapa siklus akuntansi penting
Tujuan siklus akuntansi adalah untuk memastikan bahwa prosedur dalam pelaporan keuangan berjalan dengan benar. Itu penting untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Sekarang ini, komputer mempercepat proses siklus. Sebagian besar perangkat lunak memungkinkan otomatisasi siklus akuntansi sepenuhnya. Mereka memerlukan lebih sedikit upaya manusia. Selain itu, penggunaan perangkat lunak mengurangi kesalahan yang terkait dengan pemrosesan manual.
Siklus akuntansi yang lengkap dimulai dan selesai selama periode akuntansi di mana laporan keuangan disusun. Umumnya periode akuntansi adalah tahunan atau kuartalan, meski dapat bervariasi antar perusahaan dan antar negara.
Pada akhir tahun, perusahaan menyiapkan laporan keuangan. Untuk perusahaan publik, mereka harus menyerahkan laporan keuangan pada tanggal tertentu. Dengan demikian, satu kali siklus dimulai dan berakhir antar tanggal pelaporan tersebut.
Perbedaan siklus akuntansi dan siklus anggaran
Siklus akuntansi berbeda dengan siklus anggaran. Siklus akuntansi berfokus pada peristiwa historis. Itu memastikan transaksi keuangan yang telah terjadi dilaporkan dengan benar. Output utama adalah laporan keuangan.
Sementara itu, siklus anggaran berkaitan rencana masa depan, baik terkait dengan target kinerja dan perencanaan transaksi di masa depan. Jika siklus akuntansi merupakan ringkasan untuk evaluasi keuangan perusahaan, maka siklus anggaran adalah untuk merencanakan apa yang harus perusahaan lakukan di masa mendatang.
Selanjutnya, siklus akuntansi menghasilkan informasi berupa laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Sedangkan, siklus anggaran menghasilkan anggaran tahunan dan terutama untuk tujuan manajemen internal.
Tahapan dalam siklus akuntansi
Siklus akuntansi dimulai dengan mencatat setiap transaksi dan diakhiri dengan laporan komprehensif tentang aktivitas keuangan bisnis. Secara umum, siklus akuntansi terbagi ke dalam beberapa tahapan berikut:
- Mengidentifikasi transaksi
- Menganalisis transaksi
- Mencatat transaksi pada jurnal
- Memposting ke buku besar
- Menyusun neraca saldo
- Menyiapkan jurnal penyesuaian
- Menyusun neraca saldo yang disesuaikan
- Menyusun laporan keuangan
- Menyiapkan jurnal penutup
Mengidentifikasi transaksi
Siklus dimulai dengan mencatat transaksi menggunakan entri jurnal. Akuntan harus memilah berbagai transaksi keuangan dalam bisnis. Tidak semua transaksi harus dicatat. Jadi, mereka harus memilah mana yang harus dicatat dan mana yang tidak.
Mereka hanya akan mencatat transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan. Poin penting lainnya adalah transaksi tersebut dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif dan memiliki bukti.
Bukti-bukti transaksi adalah yang berkaitan dengan perubahan kondisi keuangan perusahaan. Itu dapat berupa penerimaan faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang, pengakuan penjualan dan lain sebagainya. Bukti-bukti tersebut harus sah dan dapat diverifikasi.
Menganalisis transaksi
Tahapan ini mengharuskan akuntan untuk menentukan pengaruh transaksi terhadap posisi keuangan. Karena menggunakan sistem double-entry, maka setiap transaksi mempengaruhi sekurang-kurangnya dua akun pembukuan.
Setiap transaksi memiliki debit dan kredit dan dalam jumlah yang sama. Sehingga, posisi keuangan akan selalu seimbang dan sesuai dengan persamaan akuntansi.
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mendapatkan suntikan dana dari pemegang saham sebesar Rp200. Dari transaksi tersebut, akuntan akan mencatat kas sebesar Rp200. Pada saat yang sama, dia akan mencatat ekuitas pada nominal yang sama.
Satu contoh lagi. Sebuah perusahaan menerima pesanan sebesar Rp500 dan telah mengirimkan semuanya ke pelanggan. Dari total nilai tersebut, pelanggan membayar Rp400 dan akan membayar sisanya di tahun depan.
Dari transaksi tersebut, akuntan akan mencatat Rp500 sebagai pendapatan (komponen ekuitas melalui laba ditahan). Kemudian, di bagian aset, perusahaan mencatat piutang usaha sebesar Rp100 dan kas sebesar Rp400.
Mencatat transaksi pada jurnal
Dari hasil analisis, akuntan kemudian mencatat semua transaksi ke dalam jurnal secara runtut. Di dalam jurnal tersebut, kita dapat menemukan berbagai transaksi-transaksi yang terjadi selama satu periode akuntansi. Akuntan membuat catatan tersebut secara kronologis.
Ketika mengentri ke dalam jurnal, akuntan akan membagi setiap transaksi menjadi dua bagian, debit dan kredit. Mereka harus memastikan bahwa semua transaksi yang telah diidentifikasi sebelumnya telah masuk ke dalam jurnal.
Memposting ke buku besar
Setelah mencatat transaksi pada jurnal, akuntan kemudian memindahkan semua transaksi ke dalam buku besar, yang mana terdiri dari kumpulan rekening-rekening pembukuan.
Buku besar berisi rincian semua transaksi sesuai dengan akun-akun dalam laporan. Dengan begitu, akuntan atau pemegang buku besar dapat melacak setiap transaksi untuk masing-masing akun.
Menyusun neraca saldo
Pada tahap ini, akuntan memindahkan saldo dalam buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Neraca saldo memastikan bahwa total debit sama dengan total kredit dalam catatan keuangan. Jika total debit tidak sama dengan total kredit, akuntan harus mencari masalahnya sebelum menyusun laporan.
Menyiapkan jurnal penyesuaian
Di dalam jurnal ini, akuntan mencatat beberapa hal. Misalnya, ketika menemukan beberapa transaksi belum dimasukkan, mereka akan mencatatnya dalam jurnal penyesuaian. Atau, ketika mereka menemukan ada transaksi yang salah dan perlu penyesuaian, mereka juga mencatatnya dalam jurnal ini.
Akuntan melakukannya secara periodik dan prosesnya sama dengan proses sebelumnya. Setelah itu, akuntan kemudian membukukannya ke dalam buku besar.
Menyusun neraca saldo yang disesuaikan
Setelah menyesuaikan buku besar dengan input pada jurnal penyesuaian, akuntan kemudian memindahkan akun-akun ke dalam neraca saldo yang baru. Mereka kemudian mengelompokan akun-akun tersebut sesuai dengan kategori mereka dalam komponen laporan keuangan.
Menyusun laporan keuangan
Dari informasi pada neraca saldo yang disesuaikan (adjusted trial balance), akuntan kemudian menyusun bagian-bagian utama laporan keuangan, mulai dari laporan laba rugi, laporan laba ditahan, neraca, hingga laporan arus kas.
Akuntan akan memasukkan akun-akun pendapatan dan beban ke dalam laporan laba rugi. Sementara itu, untuk neraca, mereka memasukkan akun-akun ke dalam sub kategori aset, liabilitas, dan ekuitas pemegang saham.
Menyusun jurnal penutup
Siklus berakhir dengan menyusun jurnal penutup. Tujuannya adalah untuk menghapus semua akun sementara dan mentransfer saldonya ke akun permanen. Sehingga, ketika memulai siklus akuntansi berikutnya, itu dimulai dengan dengan saldo nol untuk semua akun sementara.
Jurnal penutup hanya untuk akun-akun pendapatan, beban, dan dividen, bukan akun aset dan liabilitas.