Contents
Formasi modal atau pembentukan modal (capital formation) adalah ekspansi atau akumulasi modal dan barang-barang modal (seperti peralatan, mesin dan bangunan) yang menghasilkan barang dan jasa lainnya. Perluasan ini pada akhirnya mengarah ke pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Deskripsi tentang “Formasi Modal”
Sebuah perusahaan atau perekonomian membutuhkan barang modal untuk meningkatkan produksi atau mengganti barang modal yang telah tua. Barang Modal tersebut penting untuk memproduksi barang dan jasa. Misalnya, jika penggantian tidak dilakukan ketika mesin telah mencapai akhir masa manfaat, maka produksi akan menurun.
Penambahan modal membutuhkan investasi. Dan, investasi harus lebih besar daripada nilai depresiasi (dengan kata lain investasi neto positif). Dengan begitu, investasi modal tidak hanya menggantikan peralatan yang telah tua, tetapi juga menambah peralatan baru.
Katakanlah, perusahaan membeli sebuah mesin seharga Rp100 juta. Mesin tersebut mampu memproduksi 10 ribu unit produk X dan dapat berproduksi hingga 10 tahun (depresiasi per tahun sekitar 10 juta, dengan menggunakan metode garis lurus). Dengan asumsi harga mesin masih sama, selambat-lambatnya di tahun kesepuluh, perusahaan harus berinvestasi sebesar Rp100 juta untuk mempertahankan produksinya saat ini.
Jika perusahaan ingin meningkatkan produksinya dua kali lipat, maka investasi harus sebesar Rp200 juta. Dengan begitu, perusahaan dapat mengganti satu mesin lama dan menambah satu mesin baru. Dari kasus ini, nilai investasi bersih yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp100 juta.
Kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi
Secara umum, semakin tinggi pembentukan modal suatu ekonomi, semakin tinggi pertumbuhan ekonominya (diukur dari pertumbuhan PDB riil). Untuk mengakumulasi barang modal, sebuah negara harus menghasilkan tabungan dan investasi. Tabungan tersebut dapat berasal dari rumah tangga dan bisnis (tabungan swasta) dan dari pemerintah (tabungan publik).
Tabungan rumah tangga nantinya mengalir ke pasar keuangan, yang mana dapat digunakan oleh perusahaan untuk membeli barang modal. Sementara itu, tabungan pemerintah ada ketika menjalankan surplus fiskal, yang mana ada pendapatan yang tersisa setelah membayar semua pengeluaran. Uang tersisa tersebut dapat diinvestasikan ke barang modal seperti infrastruktur dan utilitas.