Contents
Ekonom membagi periode waktu dalam bidang ekonomi berdasarkan perilaku faktor produksi: jangka panjang dan jangka pendek. Oleh karena itu, sebelum membahas mengenai perilaku produksi dalam jangka pendek, mari kita bahas perbedaan antara jangka pendek dan jangka panjang.
- Jangka pendek adalah periode di mana setidaknya satu faktor produksi yang tetap. Hanya tenaga kerja yang diasumsikan bersifat variabel. Dengan demikian, satu-satunya cara perusahaan dapat merespons terhadap perubahan kondisi pasar dalam jangka pendek adalah dengan mengubah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakannya. Ketika permintaan lemah dan di masa-masa sulit, perusahaan memberhentikan pekerja. Sebaliknya, ketika permintaan tinggi dan kondisi membaik, perusahaan mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Namun, jumlah modal dan lahan yang digunakan tetap. Perusahaan tidak meningkatkan output dalam jangka pendek melalui investasi tambahan mesin dan peralatan baru.
- Jangka panjang adalah periode ketika semua faktor produksi bersifat variabel. Penggunaannya naik dan turun selaras dengan output yang dihasilkan. Perusahaan dapat meningkatkan output dengan menggunakan lebih banyak tenaga kerja, membeli lebih banyak mesin, atau bahkan membangun pabrik baru. Begitu keputusan jangka panjang telah dibuat, itu tidak dapat dengan mudah dibalik (misalnya, perusahaan tentu tidak akan menjual/merobohkan pabrik baru ketika permintaan melemah).
Perilaku produksi dalam jangka pendek
Misalnya, sebuah produsen makanan rumah tangga menyewa unit mesin untuk melakukan produksi. Dengan demikian, perusahaan telah mengeluarkan biaya tetap (yakni biaya sewa pabrik dan mesin). Produsen harus membayar sewa mesin sejak awal penggunaan, meskipun produksi belum dimulai.
Kita mengasumsikan perusahaan berproduksi dalam jangka pendek ketika perusahaan memulai produksi makanan. Ini berarti ada setidaknya satu faktor yang tetap, yakni, kapasitas produksi mesin.
Perusahaan mengalami pengembalian marjinal yang meningkat pada awal produksi
Untuk meningkatkan output, produsen akan mempekerjakan karyawan tambahan. Pada awalnya, produsen akan menyadari bahwa setiap pekerja akan menambah lebih banyak ke total output daripada pekerja sebelumnya.
Ini biasanya karena adanya spesialisasi. Ada pembagian tugas untuk masing-masing karyawan. Oleh karena itu, penambahan pekerja membuat produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan satu atau dua karyawan melakukan semua pekerjaan produksi.
Kondisi tersebut kita sebut dengan pengembalian marjinal yang meningkat (increasing marginal returns), yakni penambahan input variabel (tenaga kerja) akan menghasilkan tambahan output yang jauh lebih besar.
Namun, di titik tertentu, pengembalian marjinal akan berbalik menurun
Ketika produksi tumbuh dan pesanan meningkat, perusahaan akan terus mempekerjakan lebih banyak pekerja dan membeli lebih banyak bahan baku. Tetapi, di suatu titik, perusahaan menyadari pengembalian marginal justru semakin menurun (diminishing marginal returns). Ketika menambah lebih banyak tenaga kerja, ternyata tambahan produksi justru lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya.
Hal ini terjadi karena pabrik tidak dapat menampung pekerja tambahan dan kehadiran mereka akan mengurangi output dari pekerja yang ada. Oleh karena itu, perusahaan sekarang mengalami kelebihan beban karena ada terlalu banyak tenaga kerja untuk kapasitas mesin yang tetap.