Contents
Barang normal (normal goods) adalah kelompok produk yang permintaannya meningkat ketika pendapatan konsumen naik. Sebaliknya, ketika pendapatan konsumen turun, permintaan mereka juga turun.
Berbagai barang kebutuhan sehari-hari Anda, seperti sabun, teh, pakaian, kopi, adalah contoh produk normal. Tapi ingat. Apa yang Anda kategorikan sebagai “normal” tidak sama dengan orang lain. Itu tergantung pada tingkat penghasilan Anda.
Bagi individu atau penduduk miskin di negara-negara miskin, peningkatan pendapatan dapat menyebabkan konsumsi mie atau beras lebih tinggi. Keduanya berada dalam kategori produk normal.
Kemudian, ketika pendapatan mereka meningkat, permintaan mie dan beras turun. Mereka membeli lebih banyak daging dan makanan laut sebagai bagian dari makanan sehari-hari. Karena itu, dalam kisaran pendapatan ini, mie dan beras adalah produk inferior.
Konsep barang normal dalam perekonomian
Dalam ekonomi, barang normal memiliki elastisitas pendapatan yang positif. Itu artinya, permintaan mereka memiliki hubungan positif dengan pendapatan konsumen. Peningkatan pendapatan konsumen meningkatkan permintaan barang. Dan sebaliknya, penurunan pendapatan mengurangi permintaan mereka.
Mari kita ulas secara singkat tentang elastisitas pendapatan.
Konsep elastisitas pendapatan sangat penting bagi Anda ketika Anda ingin memahami bagaimana perubahan daya beli mempengaruhi perubahan pola konsumsi. Ini mengukur seberapa responsif permintaan barang berubah ketika pendapatan konsumen berubah. Anda dapat menghitungnya menggunakan rumus berikut:
Elastisitas pendapatan dari permintaan (IE) =% Perubahan kuantitas permintaan /% Perubahan pendapatan
Berdasarkan nilai elastisitasnya, Anda dapat mengategorikan item ke dalam dua grup:
- Barang normal di mana elastisitas pendapatan lebih dari 0 (IE> 0). Itu berarti, ketika pendapatan naik, kuantitas permintaan akan meningkat. Dan, hasil sebaliknya berlaku ketika pendapatan menurun.
- Barang inferior, di mana elastisitas pendapatan kurang dari nol (IE <0). Pendapatan memiliki hubungan negatif dengan kuantitas permintaan. Itu berarti, ketika pendapatan naik, permintaan sebenarnya turun.
Dalam beberapa buku pelajaran, Anda dapat menemukan beberapa penulis yang mengelompokkannya menjadi tiga item: barang kebutuhan, barang mewah, dan produk yang lebih rendah. Beberapa dari mereka terkadang mensinonimkan barang normal sebagai kebutuhan.
Dalam artikel ini, saya mengelompokkan mereka menjadi dua berdasarkan tanda-tanda nilai elastisitasnya: positif dan negatif. Produk normal memiliki elastisitas pendapatan yang positif. Itu berbeda dengan barang inferior yang memiliki elastisitas pendapatan negatif.
Kemudian, jenis produk normal terdiri dari dua kelompok barang: barang kebutuhan dan barang mewah. Barang kebutuhan dan barang mewah memiliki elastisitas permintaan yang positif. Namun, keduanya berbeda dalam hal respons terhadap perubahan pendapatan. Produk mewah relatif lebih elastis daripada kebutuhan.
Barang kebutuhan memiliki elastisitas pendapatan lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 <IE <1). Sementara itu, barang mewah memiliki elastisitas pendapatan lebih dari satu (IE> 1).
Barang kebutuhan. Kelompok barang ini relatif kurang responsif terhadap perubahan pendapatan konsumen. Ketika pendapatan konsumen meningkat, permintaan untuk barang-barang ini meningkat tetapi dengan persentase yang lebih rendah. Jika pendapatan konsumen naik 10%, maka permintaan mereka naik kurang dari 10%.
Barang mewah. Permintaan mereka relatif responsif terhadap perubahan pendapatan konsumen. Ketika pendapatan konsumen naik (misalnya, 10%), permintaan barang mewah meningkat lebih tinggi daripada persentase kenaikan pendapatan (misalnya, lebih dari 10%).
Mengapa demikian? Peningkatan barang mewah merupakan peningkatan dalam utilitas yang konsumen dapatkan. Jadi, semakin mahal barang, semakin tinggi utilitas yang dirasakan konsumen.
Barang inferior. Jenis barang ini memiliki elastisitas pendapatan negatif (kurang dari nol). Ini berarti bahwa permintaan barang yang lebih rendah turun ketika pendapatan konsumen naik. Dan sebaliknya, ketika pendapatan konsumen turun, permintaan mereka akan meningkat. Contohnya adalah sandal jepit, singkong, dan sebagainya.
Bagaimana barang dianggap sebagai barang normal?
Sebagian besar item di sekitar Anda adalah produk normal. Namun, tidak ada kriteria standar untuk mengklasifikasikan barang sebagai normal atau tidak.
Pengelompokan mereka bervariasi antara individu dan ekonomi. Apa yang Anda sebut barang kebutuhan, mungkin barang mewah untuk orang lain. Variasi klasifikasi tersebut terjadi karena perbedaan tingkat pendapatan antara individu.
Sepeda motor, misalnya, bisa menjadi kebutuhan bagi individu berpenghasilan tinggi. Sebaliknya, itu bisa menjadi barang mewah bagi individu yang membutuhkan.
Demikian juga, pizza mungkin menjadi barang biasa bagi sebagian besar komunitas perkotaan. Meski begitu, itu bisa menjadi barang mewah bagi masyarakat pedesaan.
Mengapa Anda perlu tahu istilah ini?
Mengklasifikasikan produk normal sebagai produk dan kebutuhan mewah penting dalam suatu ekonomi. Ini membantu dalam membuat kebijakan ekonomi. Pajak barang mewah seringkali lebih tinggi daripada pajak kebutuhan. Namun, diskriminasi semacam itu tidak menghasilkan pemaksimalan kesejahteraan.
Selanjutnya, klasifikasi seperti itu juga membantu perusahaan. Menghitung elastisitas membantu mereka untuk memprediksi penjualan selama ekspansi ekonomi yang menghasilkan peningkatan pendapatan, atau selama resesi ekonomi yang menghasilkan penurunan pendapatan.