Factor endowment atau secara harfiah “jumlah faktor” mengacu pada stok faktor produksi di suatu negara. Faktor-faktor produksi termasuk tanah, tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam. Jumlah faktor juga mencakup teknologi dan infrastruktur seperti jalan, kereta api, dan pelabuhan. Jumlah faktor tersebut menjadi salah satu penentu utama keunggulan kompetitif sebuah negara.
Beberapa faktor disediakan secara gratis oleh alam seperti tanah dan mineral. Tapi, faktor tersebut juga bisa ditingkatkan. Misalnya, drainase atau irigasi untuk meningkatkan kualitas tanah. Sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pelatihan dan kondisk kesehatan.
Lebih Dalam Tentang “Factor Endowment”
Factor endowment mempengaruhi keunggulan komparatif suatu negara karena mempengaruhi [[biaya peluang]] untuk spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu relatif terhadap yang lain.
Keunggulan komparatif ada ketika biaya peluang untuk spesialisasi lebih rendah daripada negara lain. Keberadaan keunggulan komparatif, pada gilirannya, dipengaruhi oleh kelimpahan, produktivitas dan biaya tenaga kerja, tanah dan modal. Faktor-faktor lain juga dapat mempengaruhi keunggulan komparatif suatu negara dalam hal praktis, seperti [[sistem keuangan]] yang sangat maju atau [[skala ekonomis]].
Contoh sederhana dari jumlah faktor yang berkenaan dengan tanah adalah keberadaan sumber daya alam minyak bumi. Negara-negara dengan minyak yang melimpah cenderung mengekspor minyak dan memfokuskan sumber daya internal untuk menghasilkan faktor yang mereka miliki dalam jumlah besar. Angola adalah contoh ekstrem spesialisasi seperti itu, di mana minyak menyumbang sekitar 98% dari ekspornya.
Tenaga kerja merupakan input utama dalam sebagian besar produk, mulai dari pertanian hingga pabrikan ponsel, dan karakteristiknya memengaruhi keunggulan komparatif suatu negara. Tenaga kerja yang berlimpah berarti bahwa suatu negara memiliki biaya peluang yang lebih rendah untuk mengkhususkan diri dalam kegiatan [[padat karya]].
Selain itu, tenaga kerja juga dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan. Tenaga kerja yang sangat terampil lebih mahal dan lebih produktif daripada tenaga kerja tidak terampil. Kualitas tersebut sangat penting, misalnya ketika struktur industri bergeser dari industri padat karya menjadi padat modal, yang mana membutuhkan keahlian dan pengetahuan khusus. Misalnya, ketika angkatan kerja Tiongkok semakin terampil, Cina mulai mengkhususkan diri pada barang-barang manufaktur yang lebih kompleks.
Faktor endowmen tidak statis. Dengan pendidikan, misalnya, karakteristik [[angkatan kerja]] dapat berubah. Hal yang sama berlaku untuk investasi modal dan infrastruktur. Seiring waktu, keduanya dapat memengaruhi sumber keunggulan komparatif suatu negara.