Contents
Apa itu: Infant industry argument adalah alasan ekonomi tentang perlunya proteksionisme perdagangan. Ide dari argumen ini adalah bahwa industri baru rentan terhadap kompetitif. Itu memerlukan perlindungan dari pesaing internasional sampai mereka menjadi dewasa, stabil, dan memiliki daya saing yang lebih kuat.
Argumen menjadi salah satu alasan untuk membenarkan proteksi perdagangan. Tujuan utama adalah melindungi kepentingan perekonomian domestik. Industri baru mungkin tidak hanya strategis bagi keamanan nasional, tetapi juga bagi penciptaan lapangan kerja dan bagi industri nasional lainnya.
Proteksi dapat mengambil beragam bentuk. Pemerintah dapat memberlakukan tarif impor, kuota, subsidi atau hambatan dagang lainnya. Dengan begitu, tekanan akibat barang impor relatif minimal. Itu pada akhirnya menciptakan lingkungan tumbuh yang menguntungkan bagi industri baru.
Alasan utama untuk melindungi infant industry
Alexander Hamilton mengenalkan argumen ini untuk pertama kalinya pada tahun 1791. Ia berpendapat tentang perlunya proteksi terhadap industri di Amerika Serikat dari serbuan barang impor dari Inggris.
Pemikirannya kemudian dikembangkan oleh Friedrich List melalui bukunya The National System of Political Economy pada tahun 1841. Ia berusaha untuk membantu dalam merumuskan dan meninjau secara komprehensif dari argumen ini.
Infant industry merujuk pada industri yang masih dalam tahap awal dari siklus hidup industri. Karena masih baru, industri memerlukan waktu untuk mencapai matang.
Infant industry biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Permintaan pasar belum solid tapi memiliki prospek yang cerah dalam jangka panjang
- Produksi kurang efisien karena belum mencapai skala ekonomi
- Lebih rentan terhadap tekanan kompetitif eksternal.
- Daya saing rendah dan belum siap bersaing dengan industri yang sama di luar negeri.
Sebagaimana saya katakan sebelumnya, alasan utama infant industry argument adalah melindungi industri strategis baru di dalam negeri. Tapi, penerapan kebijakan proteksi memiliki implikasi yang lebih luas. Dan itu mungkin menjadi alasan tidak langsung dari proteksi. Diantara keuntungan melindungi infant industry adalah:
- Merangsang dan mendiversifikasi produksi dalam negeri.
- Menciptakan lapangan kerja domestik.
- Melindungi keamanan nasional
- Mengurangi ketergantungan pada produksi dari luar negeri
- Menjadi sumber baru pendapatan pemerintah dan ekspor di kemudian hari.
- Mendorong perilaku konsumsi barang dengan lebih mementingkan produk dalam negeri
- Mencegah dumping perdagangan
Merangsang dan mendiversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi
Beberapa negara berkembang mungkin memiliki keunggulan komparatif untuk produk berbasis primer karena memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Tapi, produk semacam itu seringkali bernilai tambah lebih rendah dibandingkan dengan produk seperti otomotif, alat berat atau setidaknya industri hilir dari produk berbasis alam.
Sebagai hasilnya, neraca pembayaran seringkali tidak berimbang. Posisi neraca pembayaran menjadi rentan ketika harga komoditas jatuh.
Situasi semacam itu mendorong negara-negara tersebut mengurangi ketergantungan terhadap ekspor sumber daya alam. Mereka mulai mendiversifikasi perekonomian ke sektor-sektor yang memiliki nilai tambah lebih, terutama industri hilir seperti manufaktur pengolah sumber daya alam.
Indonesia, misalnya, selama ini sangat tergantung pada ekspor produk kelapa sawit. Untuk meningkatkan nilai tambah, pemerintah mempromosikan dan mengembangkan industri hilir seperti oleokimia, yang mana memiliki banyak aplikasi di industri lainnya mulai dari sabun hingga farmasi.
Jika industri hilir berkembang, Indonesia dapat mengurangi dampak kejatuhan harga CPO terhadap ekspor domestik.
Pada tahap awal, industri hilir harus berjuang untuk bersaing dengan rival asing, yang biasanya selangkah lebih maju dalam hal teknologi dan daya saing.
Untuk mendukung industri hilir untuk tumbuh, pemerintah memberlakukan hambatan masuk barang impor sehingga tidak membanjiri pasar domestik. Ini memberi kesempatan industri baru tersebut untuk tumbuh dan memiliki daya saing yang kuat.
Industri hilir memiliki rantai nilai yang terkait dengan industri lainnya. Jika infant industry berkembang, itu juga memacu industri lainnya berkembang.
Oleokimia dari minyak sawit, misalnya, banyak digunakan di industri farmasi, karet, plastik, cat dan pelumas. Jadi, jika industri oleokimia berkembang, itu akan merangsang produksi di industri lainnya tersebut. Mereka mendapatkan pasokan input yang murah dari dalam negeri. Dan, itu tentu mengurangi ketergantungan impor dan eksposur risiko nilai tukar.
Ambil contoh lainnya. Pemerintah memproteksi industri eCommerce. Perkembangannya tidak hanya berdampak pada industri ritel, tetapi juga industri lainnya seperti manufaktur dan logistik. Jika e-commerce berkembang, itu tentu saja berdampak lebih besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan penduduk.
Seiring waktu, industri baru akan menjadi lebih efisien, mendapat manfaat dari skala ekonomi dan economies of scope.
Bagaimana tarif melindungi infant industry
Ada sejumlah cara untuk memproteksi industri domestik, tiga diantaranya adalah:
- Tarif impor
- Kuota impor
- Subsidi produksi
Tarif impor
Pemerintah mengenakan bea masuk ekstra untuk barang impor. Tarif dapat berupa nominal tetap atau persentase dari harga asli barang impor.
Ketika tarif berlaku, barang impor menjadi lebih mahal di pasar domestik. Itu mengurangi minat konsumen domestik untuk membelinya. Selain itu, tarif juga menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah.
Kuota impor
Kuota impor adalah batasan kuantitas barang yang dapat diimpor untuk periode waktu tertentu.
Itu dapat mengambil beragam bentuk. Misalnya, pemerintah dapat menerapkan kuota maksimal untuk jumlah barang yang dapat diimpor.
Alternatifnya, pemerintah juga dapat mengkombinasikan kuota dengan tarif impor. Pemerintah membatasi kuantitas impor. Pemerintah masih mentoleransi impor yang lebih tinggi, tapi dengan bea yang sangat tinggi untuk setiap tambahan diimpor.
Kuota mengurangi pasokan di pasar domestik. Jika tidak diimbangi dengan produksi dalam negeri, itu mendorong naik harga di pasar domestik.
Subsidi produksi
Subsidi produksi adalah pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah kepada produsen, yang mana besarannya dapat berdasarkan nilai rupiah tertentu atau berdasarkan pada persentase tertentu dari nilai barang yang dihasilkan.
Subsidi semacam itu mengurangi biaya produksi dan memberikan insentif bagi produsen untuk meningkatkan output dan meraih skala ekonomi.
Dengan biaya produksi yang lebih rendah, produsen dapat menjual produk dengan harga lebih murah. Itu akan menarik lebih banyak pembeli.
Harga lebih rendah memacu volume penjualan. Itu mempercepat produsen domestik untuk segera meraih skala ekonomi.
Kritik terhadap infant industry argument
Proteksionisme dapat membuat infant industry menjadi tidak efisien. Karena sangat tergantung pada kebijakan pemerintah, industri tersebut cenderung kurang memiliki insentif untuk menjadi efisien dan kompetitif.
Selain itu, proteksionisme seringkali mengundang reaksi negara lain. Negara mitra kemungkinan akan membalasnya dengan menerapkan kebijakan serupa.
Begitu suatu industri memperoleh perlindungan pemerintah, secara politis sulit untuk mencabut proteksi di kemudian hari. Itu, misalnya, karena kepentingan pribadi atau alasan ekonomi seperti fakta bahwa industri tersebut menyerap banyak tenaga kerja.
Proteksionisme mengurangi surplus konsumen. Manfaat yang dirasakan konsumen berkurang karena mereka harus membayar harga yang lebih tinggi.