Contents
Keunggulan komparatif bersumber dari kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa pada biaya peluang yang rendah, yang mana dipengaruhi oleh seberapa tersedia sumber daya ekonomi (disebut juga dengan faktor produksi) dan seberapa baik kualitas mereka. Beberapa negara diberkahi dengan sumber daya alam yang melimpah. Mereka mungkin juga memiliki lebih banyak tenaga kerja melimpah berkat populasi yang besar. Sementara itu, negara lain mungkin miskin sumber daya alam, memaksa mereka untuk berinvestasi pada sumber daya manusia untuk menumbuhkan perekonomian.
Keunggulan komparatif menekankan pada memproduksi barang dan jasa di mana biaya peluang terendah. Misalnya, negara berkembang memiliki tenaga kerja lebih banyak daripada barang modal (rasio modal per pekerja rendah). Mereka juga memiliki upah yang relatif murah. Sehingga, mereka dapat memproduksi produk terkustomisasi atau produk padat karya lebih murah daripada negara lain.
Sementara itu, negara maju mungkin memiliki barang modal lebih banyak dan berteknologi tinggi daripada tenaga kerja. Sehingga, mereka berspesialisasi pada produk-produk berteknologi canggih.
Bagaimana cara kerja keunggulan komparatif?
Ingat, keunggulan komparatif didasarkan pada biaya peluang, bukan biaya absolut. Itu adalah biaya yang terlibat ketika kita memilih untuk menggunakan sumber daya untuk memproduksi sebuah produk daripada produk lainnya. Secara spesifik, biaya tersebut mewakili alternatif berikutnya yang tidak kita pilih untuk diproduksi.
Misalnya, dua negara, Indonesia dan Malaysia, menggunakan lahannya untuk dua pilihan: jeruk atau apel. Asumsikan sewa lahan memiliki biaya yang sama di kedua negara. Output per hektar untuk kedua produk di kedua negara adalah sebagai berikut:
Apel | Jeruk | |
Indonesia | 100 | 120 |
Malaysia | 90 | 80 |
Jika kita menggunakan keunggulan absolut, Indonesia memiliki keunggulan pada kedua produk. Ini karena Indonesia bisa memproduksi lebih banyak output untuk kedua item. Di bawah teori ini, Indonesia dan Malaysia tidak akan berdagang satu sama lain.
Tapi, kesimpulan akan sedikit berbeda jika kita menggunakan keunggulan komparatif. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam jeruk. Sedangkan, keunggulan komparatif Malaysia terletak pada Apel.
Lahan di Indonesia lebih cocok untuk menghasilkan jeruk karena bisa menghasilkan lebih banyak daripada memanfaatkannya untuk menanam apel. Di Indonesia, memproduksi sebuah jeruk menghasilkan biaya peluang 0,83 (100/120) apel. Sebaliknya, biaya peluang untuk memproduksi sebuah apel adalah 1,2 (120/100) jeruk.
Sebaliknya, lahan di Malaysia lebih produktif untuk menanam apel daripada jeruk. Satu apel memiliki biaya peluang 0,89 (80/90) jeruk. Sedangkan, satu jeruk memiliki biaya peluang 1,125 (90/80).
Keunggulan komparatif dan perdagangan internasional
Keunggulan komparatif adalah dasar teori untuk perdagangan internasional. Menurut teori ini, negara-negara seharusnya berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa dengan keunggulan komparatif. Dengan kata lain, mereka hanya fokus pada memproduksi sebuah barang jika itu memiliki biaya peluang yang lebih rendah. Sementara itu, untuk barang lainnya (tidak memiliki keunggulan komparatif), mereka bisa mengimpor nya dari luar negeri. Jika semua negara berspesialisasi atas dasar ini, perdagangan internasional akan memberikan manfaat terbesar karena semua negara akan mendapatkan produk pada biaya terendah.
Dalam contoh di atas, Indonesia menanggung biaya peluang yang lebih rendah ketika memproduksi jeruk. Sehingga, Indonesia akan berpesialiasai pada produksinya. Sebaliknya, Malaysia berspesialisasi pada produksi apel karena memiliki biaya peluang yang lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia.
Asumsikan Malaysia dan Indonesia menjual produknya pada biaya peluang. Oleh karena itu, Indonesia menjual jeruknya seharga $0,83. Sebaliknya, Malaysia menjual apelnya seharga $0,89.
Bayangkan jika Malaysia dan Indonesia tidak berspesialisasi. Apel produksi Indonesia seharga $1,2 (biaya peluang untuk apel adalah $1,2 = 120/100). Sedangkan, jeruk di Malaysia akan seharga $1,125 = 90/80.
Dengan berspesialisasi dan berdagang satu sama lain, Indonesia bisa mendapatkan apel yang lebih murah dari Malaysia (seharga $0,89) daripada memproduksinya dari dalam negeri (akan berharga $1,2). Begitu juga, Malaysia bisa mendapatkan jeruk yang lebih murah dari Indonesia (se harga $0,83) daripada memproduksinya dari dalam negeri (seharga $1,125).
Dari mana keunggulan komparatif berasal?
Keunggulan komparatif berasal dari perbedaan dalam sumber daya ekonomi, mencakup:
- Tanah
- Tenaga kerja
- Modal
- Kewirausahaan
Keunggulan ditentukan tidak hanya ketersediaan mereka – dengan kata lain, jumlah mereka. Tapi, kualitas mereka juga menentukan keunggulan komparatif.
Tanah
Beberapa negara diberkahi dengan lahan pertanian yang luas. India, Amerika Serikat, Cina, dan Rusia adalah di antara negara dengan area lahan pertanian terluas di dunia. Contoh lainnya adalah Brazil, Indonesia dan Nigeria.
Selain itu, beberapa negara memiliki sumber daya alam melimpah. Misalnya, minyak bumi dan gas alam banyak tersedia di negara-negara teluk. Venezuela dan Kanada juga memiliki cadangan minyak terbukti terbesar. Beberapa negara lain juga diberkahi dalam menambang mineral logam. Misalnya, aluminium banyak diproduksi di China dan Australia dan tembaga di Peru dan Chile.
Keunggulan dalam sumber daya alam tersebut memungkinkan negara-negara tersebut memproduksi pada biaya yang lebih murah. Selain itu, mereka juga bisa memprosesnya menjadi output bernilai lebih tinggi dengan biaya input yang lebih murah karena bahan baku tersedia melimpah.
Kemudian, keunggulan komparatif juga ditentukan oleh faktor seperti iklim. Beberapa produk hanya bisa dihasilkan di wilayah tertentu dan tidak di wilayah lain karena faktor iklim. Misalnya, kurma banyak tumbuh di negara-negara arab karena memiliki iklim kering dan semi-kering dengan musim panas yang panjang. Kemudian, kelapa sawit tumbuh subur di daerah tropis karena membutuhkan setidaknya 5 hingga 6 jam sinar matahari cerah per hari.
Tenaga kerja
Keunggulan komparatif bisa bersumber dari tenaga kerja, yakni keterampilan dan pengetahuan yang melekat pada pekerja. Dalam kasus ini, penentunya tidak hanya jumlah mereka tapi juga kualitas mereka, yang mana dipengaruhi oleh faktor seperti pendidikan.
Beberapa negara seperti China, India, Amerika Serikat dan Indonesia memiliki populasi yang besar didominasi oleh usia produktif (usia 15-64 tahun). Faktor ini membuat mereka memiliki angkatan kerja yang melimpah. Sementara itu, dilihat dari kualitas, Amerika Serikat mengungguli tiga negara lainnya karena lebih produktif.
Selain jumlah dan kualitas, faktor lain terkait pasar tenaga kerja juga bisa berkontribusi terhadap keunggulan komparatif. Contohnya adalah tingkat upah, serikat pekerja, reformasi pasar tenaga kerja dan mobilitas tenaga kerja. Misalnya, mobilitas tenaga kerja antar industri atau wilayah yang lebih tinggi memiliki dampak positif pada keunggulan komparatif di industri China.
Modal
Modal adalah alat buatan manusia untuk membantu proses produksi. Mereka termasuk mesin dan peralatan. Keunggulan komparatif bersumber dari modal bisa karena:
- Lebih banyak modal tersedia untuk digunakan
- Modal berkualitas lebih tinggi
Lebih banyak modal tersedia memungkinkan kita untuk menghasilkan lebih banyak output. Misalnya, perusahaan surat kabar bisa menghasilkan lebih banyak artikel ketika satu orang menggunakan satu komputer. Bayangkan jika 10 orang hanya menggunakan satu komputer.
Singkat cerita, meningkatkan rasio antara modal per pekerja adalah cara untuk meningkatkan output dalam perekonomian. Situasi di mana rasio tersebut meningkat dinamakan sebagai pendalaman modal (capital deepening).
Selain jumlah, kualitas juga berimplikasi pada produktivitas dan biaya. Misalnya, komputer berteknologi canggih bisa menghasilkan lebih banyak output daripada komputer tua. Begitu juga, laptop bisa membuat karyawan perusahaan surat kabar tersebut bisa menghasilkan lebih banyak output karena bisa lebih mobile dan bekerja di waktu dan tempat di mana mereka paling produktif, tidak hanya kantor.
Kewirausahaan
Kewirausahaan berkontribusi penting untuk menyatukan dan mengalokasikan sumber daya ke proses produksi yang paling efisien. Beberapa negara seperti Korea Selatan miskin sumber daya. Namun, mereka bisa menjadi perekonomian maju karena berinvestasi di sumber daya manusia. Mereka mendukung dan membangun kewirausahaan yang mana kemudian memunculkan perusahaan-perusahaan terkemuka global seperti Samsung dan LG.
Kewirausahaan berperan kunci untuk membangun keunggulan komparatif. Mereka membangun bisnis dengan memanfaatkan tenaga kerja dan modal pada penggunaan tertinggi mereka untuk berproduksi secara efisien dan menghasilkan keuntungan maksimum. Kemudian, mereka juga berinvestasi dalam teknologi dan riset dan pengembangan untuk memajukan bisnis mereka.
Kemajuan teknologi
Ketika sebuah negara memiliki sumber daya secara melimpah, negara tersebut memiliki factor endowment. Ini melandasi model Heckscher‐Ohlin untuk menjelaskan perdagangan internasional. Sementara itu, model Ricardian mendasarkan keunggulan komparatif pada perbedaan teknologi antar negara.
Perbedaan teknologi mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kita dalam menggunakan sumber daya ekonomi. Itu juga berkontribusi terhadap kualitas mereka. MIsalnya, mesin berteknologi lebih canggih memungkinkan kita lebih produktif. Kita bisa menghasilkan lebih banyak output dengan input yang sama. Mereka juga memungkinkan kita untuk meminimalkan limbah atau biaya. Begitu juga, mesin berbantuan komputer juga memungkinkan otomasi dan mengurangi kesalahan manusia – dan karena itu lebih produktif daripada mesin manual.
Selain itu, kemajuan teknologi juga memungkinan tenaga kerja lebih produktif. Dalam contoh sebelumnya adalah komputer. Pekerja di perusahaan surat kabar, misalnya, bisa menghasilkan lebih banyak artikel dan lebih cepat jika menggunakan komputer terbaru daripada mesin ketik.
Bagaimana kurs dan proteksionisme mempengaruhi keunggulan komparatif?
Keempat faktor di atas menentukan atau menjelaskan keunggulan komparatif jangka panjang. Tapi, dalam jangka pendek, keunggulan komparatif bisa berubah karena faktor seperti kurs.
Kurs mempengaruhi keunggulan komparatif ketika produk dijual ke pasar internasional. Misalnya, sebuah perusahan di zona euro memproduksi pada biaya peluang terendah. Namun, ketika menjualnya ke pasar internasional – katakanlah pasar Amerika Serikat – keunggulan tersebut tereduksi karena euro terapresiasi. Apresiasi membuat pembeli di Amerika Serikat harus mengeluarkan lebih banyak dolar AS untuk mendapatkan 1 euro. Sehingga, keunggulan komparatif tersebut dihilangkan oleh apresiasi dan produk menjadi lebih mahal ketika tiba di pasar Amerika Serikat.
Apresiasi dalam nilai tukar menjelaskan mengapa industri AS mengalami penurunan surplus perdagangan meski memiliki keunggulan komparatif. Demikian juga, apresiasi membuat defisit perdagangan semakin besar untuk industri dengan kerugian komparatif (comparative disadvantage).
Sementara itu, proteksionisme berusaha untuk membangun keunggulan komparatif dengan mengurangi persaingan asing. Pemerintah memberlakukan hambatan perdagangan untuk memperkuat ekonomi domestik. Tujuannya adalah untuk memberikan produsen domestik keunggulan komparatif dalam ekonomi dunia.
Bacaan berikutnya
- Keunggulan Absolut: Contoh, Asumsi, Kritik
- Keunggulan Komparatif: Definisi, Asumsi, Contoh, Kritik
- Perdagangan Internasional: Konsep, Mengapa Penting, dan Keuntungan
- Darimana Sumber Keunggulan Komparatif?
- Apa perbedaan antara keunggulan absolut dan keunggulan komparatif?
- Apa implikasi keunggulan komparatif terhadap ekspor dan impor?
- Model keunggulan komparatif Ricardian