Contents
Matriks Ansoff memiliki kelebihan dan kekurangan. Meski sederhana, matriks tersebut membantu perusahaan merencanakan pertumbuhan bisnis mereka ke depan, dikaitkan dengan produk dan pasar mereka. Matriks memberikan alternatif yang jelas tentang bagaimana mereka harus menumbuhkan bisnis.
Namun demikian, matriks Ansoff tidak mengaitkan strategi tumbuh masing-masing dengan konteks di mana itu akan diaplikasikan. Misalnya, itu tidak mempertimbangkan persaingan di pasar. Sehingga, strategi tumbuh yang dipilih mungkin tidak relevan dengan konteks di mana perusahaan akan bersaing. Selain itu, matriks juga tidak mempertimbangkan manfaat dan biaya untuk masing-masing strategi.
Apa saja pro dan kontra lain dari matriks Ansoff? Sebelum kita bahas detail, mari kita ulas secara singkat apa itu matriks Ansoff?
Apa itu matriks Ansoff?
Igor Ansoff mengemukakan empat alternatif strategi pertumbuhan dalam makalahnya, Strategies for Diversification, yang dimuat dalam artikel Harvard Business Review. Dia menggarisbawahi tentang bagaimana perusahaan bisa menumbuhkan bisnisnya dengan mempertimbangkan dua variabel: produk dan pasar. Kemudian, dia memecah masing-masing variabel berdasarkan dua kategori: baru dan yang ada saat ini. Sehingga, jika kita meletakkan variabel pada dua sumbu berbeda, masing-masing dengan dua kategori tersebut, kita menghasilkan sebuah matriks dengan empat kombinasi berikut:
- Penetrasi pasar
- Pengembangan pasar
- Pengembangan produk
- Diversifikasi
Penetrasi pasar
Di bawah penetrasi pasar, perusahaan fokus pada produk dan pasar yang ada saat ini. Mereka berusaha menjual lebih banyak produk ke target pasar dan pelanggan yang ada. Dan tentu saja, mereka seharusnya sudah mengenal bagaimana melakukannya.
Strategi ini bisa melalui peningkatan promosi, perubahan dalam penetapan harga, perbaikan fitur produk dan lain sebagainya. Dan secara umum, penetrasi pasar membutuhkan perusahaan untuk memikirkan strategi bagaimana mengakuisisi pelanggan baru di segmen pasar saat ini dan mendorong pelanggan yang ada meningkatkan pembelian.
Pengembangan pasar
Pengembangan pasar membutuhkan perusahaan untuk menjual produk yang ada saat ini ke pasar baru. Strategi yang umum adalah berekspansi ke pasar luar negeri, yang mana bisa dengan mengekspor, pemberian lisensi, waralaba atau investasi langsung. Mana strategi yang paling tepat akan bervariasi antar perusahaan. Selain itu, masing-masing pilihan memiliki risiko yang melekat. Misalnya, mengekspor mungkin adalah pilihan yang tepat untuk mengembangkan pasar dengan risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan tiga pilihan lainnya.
Selain menjual ke pasar luar negeri, mengembangkan pasar mungkin juga menargetkan geografis yang berbeda namun masih dalam negara yang sama. Menargetkan segmen pasar baru juga bisa menjadi alternatif seperti menjual jam tangan ke untuk tujuan aksesoris dan gaya alih-alih sebagai penanda waktu.
Pengembangan produk
Di bawah pengembangan produk, perusahaan menumbuhkan bisnis dengan meluncurkan produk baru untuk dijual ke pasar yang ada saat ini. Perusahaan membutuhkan kemampuan riset dan pengembangan yang kuat. Proses mungkin dimulai dengan riset pasar untuk mengidentifikasi celah produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan dapat dijual dengan menguntungkan. Kemudian, perusahaan membawa hasil riset ke internal untuk dilanjutkan dalam pengembangan.
Pengembangan produk memiliki resiko tinggi. Misalnya, produk baru tidak diminati pelanggan meski perusahaan telah membelanjakan jutaan dolar. Alasanya mungkin adalah karena tidak sesuai selera konsumen atau pesaing telah mendahului dengan meluncurkan produk yang mirip.
Untuk meminimalkan penolakan konsumen, beberapa perusahan mungkin memilih untuk mengembangkan produk baru di sekitar produk yang sudah ada. Misalnya, perusahaan mengembangkan produk pelengkap dan membundelnya dengan produk yang sudah ada ketika dijual.
Diversifikasi
Diversifikasi membutuhkan perusahaan untuk mengembangkan produk dan pasar baru. Strategi ini adalah yang paling berisiko dibandingkan dengan tiga strategi tumbuh lainnya. Produk dan pasar baru seringkali membutuhkan model bisnis yang jauh berbeda dari yang ada untuk sukses.
Untuk meminimalkan risiko, beberapa perusahaan mungkin memilih untuk berekspansi di sekitar rantai nilai yang sudah ada. Misalnya, sebuah perusahaan ban berekspansi di bisnis karet. Atau, perusahaan tersebut masuk ke bisnis distribusi ban. Ekspansi ini memungkinkan perusahaan tersebut untuk mengamankan input atau penjualan bannya. Kita menyebut strategi ini sebagai diversifikasi terkait (related diversification).
Namun, beberapa perusahaan lain mungkin memilih untuk mendiversifikasi bisnis di luar rantai nilainya. Kita menyebutnya sebagai diversifikasi tidak terkait atau diversifikasi konglomerat. Misalnya, perusahaan ban berekspansi ke bisnis asuransi atau perbankan.
Diversifikasi konglomerat lebih berisiko daripada strategi diversifikasi terkait karena masing-masing bisnis tidak memiliki kaitan langsung. Namun demikian, strategi ini memungkinkan konglomerat untuk mengurangi eksposur risiko pada bisnis tertentu. Sehingga, misalnya, jika satu bisnis rugi, konglomerat bisa mengkompensasinya dari bisnis yang lain.
Apa saja kelebihan dan kekurangan matriks Ansoff?
Matriks Ansoff memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Sederhana dan lugas adalah kelebihan utama dengan memberikan wawasan yang jelas tentang bagaimana perusahaan bisa menumbuhkan bisnis mereka dikaitkan dengan produk dan pasar mereka. Namun, matriks relatif menyederhanakan realita karena tidak mengakomodasi konteks di mana strategi akan diaplikasikan. Selain itu, matriks tidak memasukkan manfaat dan biaya terkait dengan masing-masing strategi tumbuh.
Kelebihan matriks Ansoff
Matriks Ansoff membantu kita mengembangkan rencana pertumbuhan bisnis. Itu memberi alternatif apa yang bisa kita lakukan dengan produk dan pasar kita. Dan kita bisa mengevaluasi setiap opsi untuk tumbuh dan menimbang mereka untuk memilih yang terbaik.
Selain memberikan wawasan yang lugas tentang opsi tumbuh, matriks Ansoff juga memiliki beberapa kelebihan. Pertama, matriks Ansoff membuat kita lebih terfokus. Itu memberi kita wawasan yang to the point tentang bagaimana menumbuhkan bisnis. Matriks memberikan alternatif yang jelas apa yang bisa kita lakukan dengan produk dan pasar kita untuk menghasilkan lebih banyak penjualan.
Kedua, matriks Ansoff adalah sederhana dan mudah kita pahami. Matriks menampilkan empat strategi pertumbuhan yang berbeda dengan cara yang sederhana. Sehingga, tidak rumit bagi kita untuk memahaminya, bahkan jika kita tidak memiliki latar belakang pemasaran.
Ketiga, matriks secara tidak langsung memberikan wawasan kita tentang risiko yang melekat untuk masing-masing strategi tumbuh. Misalnya, jika kita memiliki toleransi rendah terhadap risiko dalam menumbuhkan bisnis, penetrasi pasar bisa menjadi pilihan. Strategi tumbuh tersebut memiliki risiko yang lebih minimal dibandingkan dengan tiga strategi lainnya karena kita sudah mengenal produk dan pasar yang ada – demikian juga persaingannya.
Kekurangan matriks Ansoff
Meskipun Matriks Ansoff memvisualisasikan opsi strategis untuk menumbuhkan bisnis didasarkan pada pasar dan produk, namun beberapa tantangan membayangi penerapannya secara luas. Matriks Ansoff mengandung beberapa kelemahan.
Pertama, matriks belum memasukkan konteks di mana alternatif tumbuh yang dipilih akan dijalankan. Konteks tersebut bisa terkait dengan persaingan, siklus hidup produk atau industri, dan strategi bersaing.
Berkaitan dengan persaingan, misalnya, model ini lebih cocok untuk situasi di mana persaingan tidak menjadi masalah. Namun, jika tidak, kita harus mengelaborasi lebih jauh strategi pertumbuhan dalam matriks Ansoff dengan mengadaptasinya ke dalam konteks di mana kita bersaing. Jadi, alternatif strategi dalam model mungkin hanya gambaran besar, tapi bagaimana melakukannya, kita harus mengelaborasinya dengan perangkat strategis lainnya.
Misalnya, kita memilih penetrasi pasar sebagai strategi tumbuh. Kita kemudian memutuskan apakah akan melakukannya secara internal atau eksternal. Katakanlah, kita mencapainya dengan strategi tumbuh eksternal karena pasar yang matang, di mana persaingan intens. Di pasar seperti itu, mempenetrasi pasar hanya bisa dilakukan dengan merebut pelanggan dari pesaing karena konsumen di pasar telah menggunakan produk. Namun, merebut pesaing menggunakan strategi konvensional seperti promosi atau penurunan harga bisa mengundang reaksi pembalasan. Sehingga, untuk menghindari pembalasan yang kuat, kita mungkin kemudian memutuskan untuk mengakuisisi pesaing untuk memperbesar pangsa pasar dan memperkuat posisi pasar.
Selain itu, ketika persaingan sangat ketat, menurunkan harga bisa memunculkan perang harga. Yang mana jika terjadi, perang harga bisa merugikan semua pemain karena harga pasar turun, menurunkan profitabilitas semua pemain di pasar.
Dalam kasus lain, kita mungkin mempertimbangkan pertumbuhan internal untuk mempenetrasi pasar. Lagi-lagi, persaingan seharusnya menjadi perhatian. Ketika persaingan kurang intens, kita mungkin akan mengandalkan promosi, diskon harga, dan mengembangkan saluran distribusi untuk menarik lebih banyak orang untuk membeli.
Kemudian, terkait dengan strategi bersaing, kita harus menyesuaikan strategi tumbuh dengan cara kita mencapai keunggulan kompetitif. Misalnya, kita mengadopsi strategi diferensiasi dan kita ingin menumbuhkan bisnis secara internal untuk mempenetrasi pasar. Menarik pelanggan dengan menurunkan harga jual mungkin bukan opsi yang sesuai untuk mendapatkan lebih banyak penjualan. Sebaliknya, menurunkan harga bisa merusak citra kita karena pelanggan menganggap harga rendah dengan kualitas yang lebih buruk. Sehingga, alih-alih meningkatkan pembelian, opsi tersebut mungkin menyebabkan pelanggan beralih.
Kedua, matriks Ansoff tidak mempertimbangkan manfaat dan biaya untuk masing-masing strategi tumbuh. Sehingga, sulit bagi kita untuk menimbang mana strategi yang tepat dan yang paling menguntungkan.
Ketiga, matriks Ansoff mungkin tidak secara akurat memprediksi bagaimana konsumen dan pesaing akan bereaksi terhadap strategi tumbuh yang dijalankan. Misalnya, menurunkan harga jual untuk mempenetrasi pasar dan meningkatkan penjualan mungkin belum tentu sukses. Pelanggan mungkin tidak tertarik karena pesaing bereaksi dengan mengambil langkah serupa (menurunkan harga jual) tapi lebih agresif. Hasil serupa mungkin juga terjadi ketika kita mengembangkan produk baru di mana pesaing telah mendahului kita dan meluncurkan produk baru ke pasar lebih dahulu. Sehingga, mereka lebih cepat untuk mengalihkan pembelian konsumen.
Dalam konteks luas, reaksi mungkin juga bisa berasal dari pemerintah. Ambil strategi pengembangan pasar melalui ekspor sebagai contoh. Menjual produk ke luar negeri menjadi tantangan berat jika pemerintah di negara tujuan melihat produk kita sebagai ancaman bagi produsen lokal mereka. Sehingga, mereka mungkin bereaksi dengan memberlakukan hambatan perdagangan seperti tarif, yang mana membuat produk kita lebih mahal dan kurang kompetitif di negara tujuan.