Contents
Apa itu: Laissez-faire adalah sebuah konsep ideologi politik yang menolak praktik intervensi pemerintah dalam perekonomian. Istilah ini, dalam bahasa Perancis, berarti “tinggalkan kami sendiri”. Alasan penolakan tersebut adalah karena negara dipandang sebagai penghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Sejarah singkat laissez-faire
Istilah ini dikaitkan dengan Boisguilbert dan Legendre. Keduanya keberatan dengan kebijakan merkantilis di Prancis pada abad ke-17 di Colbert.
Para fisiokrat sangat ingin mengikuti doktrin tentang sedikit gangguan dalam perekonomian. Dikatakan bahwa perdagangan internal dan eksternal yang bebas akan bermanfaat besar.
Siapa itu Fisiokrat?
Mereka adalah anggota kelompok ekonom Perancis abad ke-18 yang percaya bahwa pertanian adalah sumber dari semua kekayaan. Fisiokrat dan bahwa produk pertanian harus dihargai tinggi. Selain menganjurkan kepatuhan pada tatanan alami lembaga sosial, mereka juga menekankan perlunya perdagangan bebas.
Adam Smith The Wealth of Nations (1776)mendeskripsikan ekonomi laissez-faire dalam konsep “tangan tak terlihat”. Pasar yang bebas dari intervensi pemerintah akan memberikan kebaikan maksimal bagi semua.
Konsep ini mendapatkan momentum pada abad ke-19. Pertumbuhan industri di Inggris dan Amerika pada akhir abad ke-19 berlangsung di tengah lingkungan kapitalis laissez-faire.
Namun, periode laissez-faireberakhir pada awal abad ke-20. Itu ditandai dengan munculnya sejumlah peraturan pemerintah terkait bisnis, seperti peraturan anti persaingan.
Prinsip dasar Laissez-faire
Teori laissez-faire terutama menganjurkan tidak adanya intervensi pemerintah dalam perekonomian. Adam Smith percaya, intervensi yang minimal adalah prasyarat penting agar pasar berfungsi secara efisien.
Mekanisme pasar bekerja untuk menentukan alokasi sumber daya yang paling efisien. Harga menjadi sinyal bagi permintaan dan penawaran di pasar. Perubahan dalam permintaan dan penawaran pada akhirnya akan mengarah ke ekuilibrium, titik di mana manfaat sosial maksimum. Ekuilibrium semacam itu tidak akan tercapai jika pemerintah campur tangan.
Meskipun demikian, Smith juga mengkhawatirkan sisi lemah teori ini. Jika mekanisme pasar menentukan semuanya, itu kemungkinan menciptakan kelas feodal yang malas, tetapi kuat secara finansial.
Ide-ide dasar laissez-faire
Ekonomi laissez-faire mempromosikan pasar yang bebas dan kompetitif. Beberapa ide dasar laissez-faire adalah:
- Perekonomian seharusnya bekerja berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan. Keduanya mewakili kepentingan individu (konsumen) dan bisnis. Oleh karena itu, titik temu penawaran dan permintaan (ekuilibrium) akan menghasilkan yang terbaik bagi individu dan bisnis
- Perekonomian seharusnya bebas dari campur tangan pemerintah. Intervensi cenderung merugikan salah satu pihak, apakah konsumen atau bisnis. Itu pada akhirnya mengarah pada manfaat yang secara sosial tidak maksimal.
- Perekonomian perusahaan swasta (private-enterprise economy) adalah yang terbaik karena paling efisien dalam mengalokasikan sumber daya. Kepemilikan pribadi atas sumber daya dan kebebasan penuh untuk menggunakannya akan menciptakan dorongan kuat untuk mengambil risiko dan bekerja keras.
- Tugas pemerintah hanyalah memastikan sistem dan mekanisme pasar bekerja. Itu, misalnya, melalui penegakan kepemilikan properti. Kebijakan distribusi pendapatan atau kekayaan seharusnya tidak ada karena individu bekerja keras untuk menghasilkan yang terbaik bagi mereka. Begitu juga, intervensi melalui peraturan persaingan hanya akan merusak kerja mekanisme pasar.
- Perdagangan internasional harus beroperasi secara bebas. Negara tidak boleh menghambatnya melalui sejumlah kebijakan protektif, seperti tarif dan subsidi. Perdagangan bebas pada akhirnya akan membawa kemakmuran dan menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien di tingkat internasional.
Perekonomian seharusnya bekerja di bawah kekuatan penawaran dan permintaan
Kekuatan penawaran bekerja untuk kepentingan bisnis. Begitu juga, kekuatan permintaan bekerja untuk kepentingan konsumen (individu). Akhirnya, jika tidak ada intervensi, itu akan menghasilkan yang terbaik bagi keduanya.
Intervensi, apakah itu melalui kontrol harga, proteksionisme, atau anti persaingan, menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Sebagai hasilnya, output pasar tidak akan memberikan manfaat yang maksimal secara sosial.
Bisnis berusaha memaksimalkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Mereka melakukan yang terbaik dan menghasilkan produk terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut, apakah dari sisi harga atau dari sisi kualitas. Mereka juga berkepentingan untuk inovatif agar memiliki daya saing.
Di sisi lain, individu (konsumen) berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Mereka memiliki uang dan untuk itu, bebas memilih produk mana yang terbaik. Beberapa mungkin memilih produk yang murah, sementara yang lain lebih mempertimbangkan kualitas.
Dua kepentingan tersebut (bisnis dan individu) bertemu di pasar. Interaksi keduanya menentukan produk mana yang terbaik bagi keduanya dan pada harga dan kuantitas berapa.
Kelebihan Laissez-faire
Sebagaimana ideologi politik ekonomi lainnya, laissez-faire juga memiliki sisi pro dan kontra. Diantara kelebihan konsep laissez-faire adalah:
- Tidak ada pajak
- Akselerasi inovasi
- Perluasan otonomi
Tidak adanya pajak
Karena pajak tidak ada, perusahaan dan rumah tangga memiliki daya beli yang lebih besar. Mereka tidak memerlukan menyisihkan uang untuk membayar pajak. Bagi rumah tangga, itu berarti mereka dapat membeli lebih banyak barang dan jasa. Bagi bisnis, itu berarti lebih banyak laba untuk didistribusikan kepada pemilik atau sebagai modal internal untuk kebutuhan ekspansi.
Manfaat lainnya adalah mencegah korupsi di antara para birokrat.
Akselerasi inovasi
Intervensi pemerintah yang minimal mendorong persaingan. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus menyediakan produk yang unggul di pasar. Jika tidak, posisi mereka bisa terancam pesaing.
Kebutuhan untuk selalu unggul memacu perusahaan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pendekatan mereka. Praktik ini mengarah pada kemajuan teknologi di samping pertumbuhan ekonomi.
Intervensi kadangkala menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Ambil contoh kontrol harga.
Itu lebih memihak pemasok ketika ditetapkan di atas harga ekuilibrium (price floor) seperti dalam kasus upah minimum. Pada saat yang lain, kebijakan price ceiling menetapkan harga di bawah ekuilibrium dan lebih menguntungkan pembeli. Pada akhirnya, intervensi semacam hanya akan menghasilkan disequilibrium dan manfaat sosial yang tidak maksimal.
Perluasan otonomi
Ekonomi laissez-faire memberi bisnis lebih banyak ruang dan otonomi. Tidak ada kekangan peraturan dan kebijakan pemerintah, yang mana membuat kegiatan mereka lebih sulit. Lingkungan seperti itu memberi perusahaan insentif yang lebih besar untuk memaksimalkan keuntungan.
Kekurangan Laissez-faire
Pengkritik mengajukan berbagai argumen yang menyatakan laissez-faire memiliki sejumlah kelemahan. Sikap Laissez-faire telah lama dianggap brutal dan tidak peduli.
Konsep tersebut lebih didasarkan pada asumsi yang tidak realistis bahwa manusia secara alami baik dan tidak memerlukan pengawasan pemerintah untuk mengendalikan perilaku buruk.
Laissez-faire memunculkan dua masalah utama dalam perekonomian:
- Peningkatan ketimpangan pendapatan
- Kepentingan umum atau bersama menjadi terabaikan
Peningkatan ketimpangan pendapatan
Kehadiran otonomi absolut menciptakan situasi kekacauan baik bagi produsen maupun konsumen. Situasi seperti itu pada akhirnya mengarah pada ketimpangan pendapatan dan kekayaan.
Mereka yang memiliki modal menguasai perekonomian. Sebaliknya, mereka yang miskin terus menjadi miskin dan mewariskannya ke generasi berikutnya. Seringkali, perilaku koruptif menuntun pemilik modal untuk melanggengkan kekayaan. Mereka mencegah orang miskin untuk memperoleh modal dan meningkatkan kehidupan mereka. Hasilnya, ketimpangan dapat berkontribusi pada lingkaran setan kemiskinan.
Di sektor bisnis, persaingan pada akhirnya memunculkan satu pemenang. Berusaha memaksimalkan keuntungan, perusahaan dominan kemungkinan mencari cara untuk mengeliminasi pesaing dan menjadi pemonopoli.
Persaingan mengurangi keuntungan perusahaan. Semakin ketat persaingan, semakin rendah potensi keuntungan. Karena itu, jika tidak ada intervensi, perusahaan tentu saja ingin menghilangkan persaingan dan menjadi pemonopoli.
Pemonopoli memiliki kekuatan absolut atas pasar. Sebagai pemasok tunggal, mereka menentukan kuantitas, kualitas dan harga produk di pasar.
Mengabaikan kepentingan umum
Ekonomi laissez-faire gagal untuk mewakili kepentingan semua bagian masyarakat. Sistem ini hanya melayani pemilik modal.
Barang publik tidak mungkin didistribusikan secara merata diantara masyarakat. Eksternalitas positif, seperti pendidikan dan perawatan kesehatan, tidak menyebar di antara masyarakat.
Sebaliknya, masyarakat cenderung terekspos eksternalitas negatif. Ketiadaan intervensi seperti peraturan persaingan memberi peluang perilaku kolutif di antara bisnis. Mereka bebas membentuk kartel dan bertindak selayaknya pemonopoli.
Selain itu, motif keuntungan mendorong perusahaan untuk meminimalkan biaya. Itu mendorong perilaku tidak ramah lingkungan seperti membuang limbah dan mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.