Contents
Apa itu: Pemberian lisensi (licensing) adalah pengaturan di mana pemberi lisensi memberikan hak kepada pihak lain (pemegang lisensi) untuk menggunakan hak kekayaan intelektualnya untuk jangka waktu tertentu. Sebagai imbalannya, pemberi lisensi menerima royalti dari pemegang lisensi. Perjanjian tersebut dapat bersifat eksklusif atau non-eksklusif.
Hak kekayaan intelektual tersebut dapat mencakup paten, merek dagang, hak cipta, proses manufaktur, dan rahasia dagang. Pengaturan memungkinkan pemegang lisensi untuk menggunakan, membuat, atau menjual salinan asli. Pemegang lisensi dapat menggunakan teknologi paten atau menerapkan nama merek atau merek dagang yang dimiliki oleh pemberi lisensi.
Licensing memiliki pro dan kontrak. Itu menjadi menjadi cara untuk memonetisasi kekayaan intelektual tanpa biaya tambahan. Tapi, itu rentan terhadap pencurian kekayaan intelektual mereka ketika kontrak berakhir.
Mengapa licensing penting?
Dua alasan menjelaskan mengapa licensing perting. Pertama, itu menjadi cara untuk menumbuhkan pendapatan. Perusahaan memperluas kekayaan intelektual mereka untuk digunakan oleh pihak lain untuk menghasilkan uang. Jika penerima lisensi sukses, begitu juga dengan pemberi lisensi karena akan menerima lebih banyak royalti.
Licensing tidak melibatkan biaya tambahan dalam operasi. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk riset pasar, produksi, dan pemasaran. Semuanya dilakukan oleh penerima lisensi.
Kedua, licensing menjadi cara aman untuk memasuki pasar internasional. Praktik ini umum dalam bisnis internasional.
Licensing menjadi strategi untuk memasuki pasar luar negeri. Tidak seperti strategi lainnya seperti ekspor atau investasi langsung, licensing relatif mudah. Selain itu, itu juga penting untuk menghindari praktik pembatasan perdagangan dan investasi seperti tarif impor atau kontrol investasi modal asing.
Contoh licensing internasional
Anda mungkin banyak menemukan banyak contoh di sekitar anda. Dan di bawah ini, saya mendaftar contoh-contoh licensing internasional.
Berikut ini adalah contoh dari 10 besar pemberi lisensi global:
- Disney Consumer Products
- PVH Corp
- Meredith
- Iconix Brand Group
- Mattel
- Sanrio, Inc.
- Warner Bros
- Major League Baseball and Nickelodeon
- Collegiate Licensing Company
Tiga perbedaan antara licensing dan franchising
Licensing mungkin dianggap konvensional dalam bisnis. Pengaturan kerjasama yang lebih maju adalah waralaba. Keduanya berbeda dalam beberapa hal.
Pertama, licensing berlaku untuk merek dagang terdaftar. Sedangkan, perjanjian waralaba berkaitan dengan seluruh merek dan operasi bisnis.
Kedua, kerjasama di bawah licensing adalah lebih terbatas. Pengaturannya lebih sederhana, yakni pemberi lisensi mengijinkan penerima lisensi untuk menggunakan kekayaan intelektualnya. Hubungan keduanya hanya di sekitar itu.
Sebaliknya, hubungan antara pemberi waralaba (franchisor) dan pemegang waralaba (franchisee) lebih rumit karena melibatkan lebih banyak kontrol dan saling ketergantungan.
Pemberi waralaba tidak hanya memberikan lisensi hak kekayaan intelektual. Tapi, mereka memberikan dukungan berkelanjutan kepada franchisee dan memungkinkan duplikasi model bisnis. Selain itu, pengaturan juga melibatkan transfer pengetahuan atau prosedur bisnis untuk mengoperasikan bisnis.
Ketiga, perbedaan antara licensing dengan franchising adalah durasi kerjasama. Kerjasama licensing bisa berlaku antara 16-20 tahun. Sementara itu, waralaba berdurasi lebih pendek, biasanya sekitar lima tahun dan dapat diperpanjang hingga 11 tahun.
Keuntungan dan kekurangan licensing
Licensing menjadi strategi yang murah untuk memanfaatkan kompetensi dan kekayaan intelektual perusahaan. Sehingga, mereka bisa menghasilkan uang tanpa melibatkan biaya tambahan untuk riset pasar, mengoperasikan bisnis, mendukung operasi mitra atau memasarkan produk.
Tapi, licensing juga mengandung beberapa risiko. Penerima lisensi bisa menjadi pesaing potensial jika mereka memasuki pasar internasional dengan mengekspor produk ke pasar di mana pemberi lisensi beroperasi.
Keuntungan licensing
Licensing menawarkan beberapa keuntungan. Pertama, itu memungkinkan perusahaan menghasilkan lebih banyak uang. Perusahaan bisa mengoptimalkan manfaat ekonomi dari kekayaan intelektual yang mereka miliki.
Kedua, perusahaan tidak perlu terlibat langsung dalam operasi bisnis penerima lisensi. Sehingga, itu lebih ringan daripada pengaturan franchise atau investasi langsung karena mereka tidak perlu terlibat dalam operasi dan komersialisasi.
Misalnya, di bawah franchising, perusahaan memberikan dukungan kepada penerima franchise (franchisee). Tujuannya adalah memastikan franchisee mengoperasikan bisnis sesuai dengan standar mereka.
Keuntungan lainnya dari licensing adalah:
Risiko kurang substansial. Licensing meminimalkan risiko akibat pembatasan perdagangan atau investasi asing di negara mitra. Risiko yang terlibat kurang substansial dibandingkan dengan strategi masuk pasar luar negeri lainnya seperti usaha patungan (joint venture) atau investasi langsung.
Kecepatan. Pemberian lisensi adalah strategi yang bagus karena menawarkan kecepatan dan kemudahan ketika perusahaan memasuki pasar asing. Misalnya, mereka tidak perlu meriset pasar luar negeri seperti ketika memutuskan untuk ekspor. Atau, mereka harus membangun fasilitas produksi seperti dalam investasi langsung greenfield.
Investasi rendah. Pemberi lisensi tidak perlu investasi skala besar untuk memonetisasi inovasi dan kekayaan intelektual mereka. Mereka hanya melisensikannya kepada mereka yang dapat mengeksploitasinya dan tetap mempertahankan hak kekayaan intelektual menjadi milik mereka.
Tanpa biaya tambahan. Perusahaan memperoleh pendapatan tanpa biaya tambahan. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memproduksi, mempromosikan atau menjual produk.
Spesialisasi. Perusahaan fokus pada target pasar saat ini karena memiliki kompetensi dan pengetahuan pasar yang lebih baik. Sebaliknya, untuk memaksimalkan pertumbuhan dan pendapatan di luar negeri, mereka memanfaatkan pengetahuan dan kompetensi penerima lisensi untuk menghasilkan uang.
Penerima lisensi lebih memahami pasar mereka daripada pemberi lisensi. Sehingga, mereka lebih mungkin sukses karena familiar dengan pasar dan pelanggan lokal
Kekurangan licensing
Mengkanibalisasi pasar adalah risiko bagi pemberi lisensi. Misalnya, penerima lisensi adalah pemanufaktur. Setelah pasar domestik sudah matang, peluang tumbuh menjadi rendah. Pemanufaktur tersebut mungkin memperluas pasar mereka dengan mengekspor produk. Jika mereka menargetkan pasar di mana pemberi lisensi beroperasi – karena tidak diatur dalam perjanjian lisensi, mereka akhirnya menjadi pesaing langsung.
Licensing juga memiliki beberapa kekurangan lainnya. Pertama, pemberi lisensi berpotensi kehilangan uang karena pencurian kekayaan intelektual. Pemegang lisensi mungkin menyalin dan menggunakan hak lisensi secara komersial setelah perjanjian berakhir.
Kedua, pemegang lisensi merusak citra. Mereka mungkin tidak memiliki strategi yang unggul. Sehingga, mereka tidak bisa memaksimalkan lincensi dengan mengkomersialkannya secara efektif. Strategi yang buruk atau praktik bisnis yang tidak etis mereka tidak hanya hanya kesuksesan bisnis mereka. tapi, itu juga potensial merusak reputasi pemberi lisensi.
Ketiga, pengaturan dapat diakhiri kapan saja karena kurang permanen. Tidak seperti investasi langsung, pengaturan lisensi dapat berakhir ketika penerima lisensi berhenti, misalnya karena alasan kegagalan bisnis atau beralih ke bisnis lain.
Keempat, lisensi tidak menghasilkan uang langsung secara material. Penerima lisensi butuh waktu untuk mengkomersialisasi produk secara sukses, terlebih jika mereka adalah perusahaan baru.
Jika royalti didasarkan pada persentase keuntungan atau penjualan, uang tidak akan segera mengalir ke pemberi lisensi. Jika gagal bersaing, penerima lisensi tidak dapat menghasilkan penjualan apa pun.
Kelima, royalti atau fee lisensi adalah tunduk pada bea masuk. Jadi, uang yang diterima berkurang ketika pemerintah menaikkan bea.