Contents
Privatisasi adalah proses penjualan perusahaan milik negara ke sektor swasta. Pemerintah tidak lagi menjadi pemilik. Privatisasi dapat diupayakan untuk alasan politik maupun ekonomi.
Istilah privatisasi juga merujuk pada proses di mana sebuah perusahaan publik diambil alih oleh beberapa investor besar. Saham perusahaan tidak lagi diperdagangkan di pasar saham.
Privatisasi banyak terjadi ketika pemerintah beralih dari sosialisme ke kapitalisme atau ketika mereformasi ekonomi ke arah pasar bebas. Langkah reformasi ekonomi biasanya disertai dengan perluasan pemangku kepentingan dalam perekonomian.
Peningkatan kontribusi swasta dan efisiensi dalam perekonomian adalah beberapa alasan privatisasi badan usaha milik negara. Pemerintah mungkin juga membutuhkan dana cair sehingga menjual salah satu badan usaha.
Pengalihan kepemilikan dapat melalui dua cara.
- Menjual langsung kepada investor swasta – Pemerintah mencari pembeli dan menyepakati harga penjualan.
- Menawarkan saham ke publik melalui penerbitan saham di bursa efek – itu mendilusi kepemilikan pemerintah saat ini
Alasan pendukung privatisasi
Alasan ekonomi untuk privatisasi adalah bahwa perusahaan akan lebih efisien di bawah kepemilikan swasta. Motif keuntungan mendorong perusahaan untuk beroperasi secara lebih efisien daripada ketika beroperasi di bawah pemerintah yang mungkin terhambat oleh birokrasi.
Secara politis, privatisasi dilihat sebagai penawaran saham kepada masyarakat umum dan menjadi sarana untuk memperluas kepemilikan saham publik. Dengan demikian, itu meningkatkan komitmen orang yang bekerja untuk sistem kapitalis.
Berikut ini, saya sajikan beberapa alasan mereka yang mendukung privatisasi:
- Efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya ekonomi – motif laba mendorong bisnis swasta untuk lebih efisien agar tetap kompetitif.
- Sumber pendapatan – pemerintah mendapatkan uang dari penjualan, yang mana dapat digunakan untuk mendukung program lainnya.
- Meningkatkan persaingan – Persaingan di sektor swasta berkontribusi pada inovasi, harga barang murah dan beragam.
- Mengurangi beban fiskal – Pemerintah seringkali harus mengeluarkan banyak uang untuk menyuntikkan modal ke perusahaan milik negara dan mensubsidi harga produk (misalnya harga bahan bakar di sejumlah negara).
- Demokrasi ekonomi – Meningkatkan kontribusi sektor swasta terhadap ekonomi berarti mengurangi monopoli perekonomian oleh pemerintah
- Pengurangan birokrasi dan campur tangan politik dalam pengelolaan perusahaan – Pemimpin perusahaan milik pemerintah sering kesulitan mengambil keputusan yang independen karena tekanan politik yang luar biasa.
Kritik terhadap privatisasi
Efisiensi mungkin tidak terjadi seperti yang diharapkan. Sebagian besar ekonom berpendapat bahwa privatisasi hanya akan mencapai hal ini jika disertai dengan meningkatnya persaingan.
Alasan lainnya adalah bahwa tidak semua harus dijual ke swasta. Layanan yang dianggap sebagai kebutuhan dasar, seperti air, listrik, dan pendidikan tidak boleh tunduk pada kekuatan pasar atau dorongan untuk menghasilkan keuntungan.
Baiklah, berikut ini saya sajikan daftar alasan para pengkritik.
- Harga barang dan jasa kurang terjangkau – Pemerintah sering mensubsidi barang-barang yang perusahaan milik negara hasilkan. Contohnya adalah subsidi listrik dan bahan bakar. Jika beralih ke swasta, subsidi tidak ada dan itu berarti harga lebih mahal.
- Efisiensi mengarah pada restrukturisasi dan berakhir dengan pemecatan pekerja – Itu menciptakan pengangguran baru dan tidak baik bagi moral karyawan.
- Penyalahgunaan monopoli oleh swasta dan pemerintah tidak memiliki kekuasan untuk mengarahkan perusahaan.
- Hilangnya sumber pemasukan bagi negara – ketika telah dijual, pemerintah tidak lagi menerima dividen
- Kontrol dan pengawasan yang lemah oleh publik
- Konsentrasi kekayaan – keuntungan perusahaan pada akhirnya berakhir di tangan individu. Perusahaan swasta bekerja untuk kepentingan pemiliknya, bukan untuk melayani kepentingan publik.
- Hilangnya layanan gratis penting seperti kesehatan dan pendidikan