Contents
Apa itu: Sektor sekunder (secondary sector) mencakup aktivitas manufaktur dan konstruksi. Manufaktur melibatkan pemrosesan input seperti bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi – membutuhkan lebih lanjut untuk menghasilkan barang jadi. Sementara itu, konstruksi menyediakan bangunan dan infrastruktur jadi dengan mengubah bahan mentah seperti beton, kayu, dan semen menjadi struktur seperti jalan dan bangunan.
Beberapa manufaktur menghasilkan barang-barang untuk dijual ke konsumen. Yang lain menjualnya ke bisnis lain seperti peralatan kantor. Kemudian, beberapa barang juga dijual ke manufaktur lainnya seperti barang industrial, barang modal dan barang setengah jadi.
Bisnis di sektor sekunder membeli input dan mengolahnya menjadi produk seperti mobil, tekstil, dan perangkat elektronik. Beberapa mengolah bahan baku dari sektor primer menjadi bahan setengah jadi dan komponen seperti semikonduktor. Yang lain membeli dan memproses barang setengah jadi tersebut menjadi barang jadi seperti produsen mobil membeli ban dan komponen mekanik, listrik, dan elektronik untuk membuat mobil utuh.
Aktivitas manufaktur penting dalam mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Sektor ini menciptakan pekerjaan dan menghasilkan output yang lebih tinggi daripada sektor primer. Sebagian besar barang sehari-hari kita adalah output dari sektor ini, mulai dari makanan dan minuman kaleng, smartphone, dan laptop.
Kontribusi sektor sekunder terhadap perekonomian
Negara-negara bertransisi dari berbasis sektor primer ke berbasis sektor manufaktur. Prosesnya kita sebut sebagai industrialisasi, yang mana merupakan kunci untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan dengan menciptakan pekerjaan bagi rumah tangga dan output pada skala besar.
Sektor sekunder berkontribusi terhadap perekonomian melalui output dan lapangan kerja yang diciptakan. Manufaktur menghasilkan nilai tambah sekitar 16% PDB dunia di 2022 berdasarkan data dari Bank Dunia. Selain itu, itu juga menciptakan 23% dari total pekerjaan, mengutip data dari International Labour Organization (ILO).
Karena bernilai tambah lebih tinggi, produk manufaktur juga menyumbang ekspor yang lebih signifikan daripada output dari sektor primer. Sehingga, negara-negara pengekspor produk manufaktur bisa menghasilkan pertumbuhan PDB marjinal yang lebih tinggi.
Pertumbuhan PDB marjinal yang lebih tinggi akhirnya berkontribusi untuk mencapai pendapatan yang lebih tinggi. Pertumbuhan manufaktur memfasilitasi mobilitas sosial yang lebih besar untuk generasi berikutnya ketika sektor jasa berkembang, yang mana pada akhirnya menumbuhkan kelas menengah.
Selain itu, peningkatan aktivitas manufaktur juga menyumbang peningkatan penerimaan pajak dengan meningkatkan basis wajib pajak. Pemerintah dapat mengunakannya untuk mendanai pengeluaran pemerintah yang vital seperti keamanan, pertahanan, infrastruktur, pendidikan dan perawatan kesehatan.
Output dan aktivitas sektor sekunder
Sektor sekunder mengambil bahan baku dari sektor primer untuk diproses menjadi barang jadi atau setengah jadi untuk dijual ke bisnis atau konsumen dalam negeri dan untuk diekspor. Beberapa bisnis manufaktur juga merakit input dari bisnis manufaktur lainnya (output setengah jadi) menjadi barang jadi.
Kegiatan di sektor sektor sekunder meliputi:
- Konstruksi
- Pemurnian
- Penyulingan
- Sintesis
- Fabrikasi
- Perakitan
Karena penting untuk memacu pembangunan ekonomi, beberapa negara terus berusaha menumbuhkan sektor sekunder. Mereka mendorong perusahaan-perusahan lokal untuk berinvestasi.
Selain itu, beberapa juga mengundang perusahaan asing untuk mendirikan pabrik di negara mereka. Untuk mendukung aktivitas, mereka mungkin juga mengundang tenaga kerja asing untuk bekerja karena tenaga kerja berkualitas terbatas di pasar domestik.
Investasi dan tenaga kerja asing menjadi diantara cara untuk alih pengetahuan dari luar negeri ke dalam negeri. Itu memunkinkan sebuah negara bertransisi menjadi neara maju.
Klasifikasi aktivitas sektor manufaktur
Bisnis di sektor sekunder bisa padat modal dan padat karyawan. Misalnya, manufaktur besar seperti mobil dan perangkat elektronik adalah contoh yang padat modal. Mereka mengandalkan peralatan dan teknologi canggih seperti robot dan mesin berbantuan komputer untuk menghasilkan output.
Manufaktur berskala besar membutuhkan modal keuangan yang signifikan untuk berinvestasi dalam pabrik dan peralatan. Mereka juga biasanya memiliki organisasi yang kompleks dan membutuhkan tenaga kerja spesialisasi yang terampil.
Sementara itu, manufaktur padat karyawan biasanya berbasis rumah tangga. Mereka menghasilkan barang yang sederhana misalnya makanan dan barang-barang yang tidak standar, seperti pekerjaan yang dipersonalisasi atau desain.
Beberapa manufaktur mungkin beroperasi pada skala yang lebih besar tapi masih mengandalkan tenaga manusia atau mesin sederhana seperti manufaktur rokok. Pakaian jadi, furniture dan perhiasan adalah contoh lain untuk manufaktur padat karya.
Contoh output dari manufaktur
Manufaktur menghasilkan barang yang sangat beragam seperti:
- Produk makanan dan minuman seperti makanan, daging, susu
- Tembakau seperti rokok dan cerutu
- Tekstil dan pakaian jadi
- Produk kulit dan alas kaki
- Produk berbasis kayu seperti lembaran veneer dan panel
- Kertas dan tisu
- Kokas dan minyak sulingan
- Pupuk dan pestisida
- Plastik dan karet sintetis
- Cat, pernis dan tinta cetak
- Sabun dan detergen
- Serat buatan
- Obat-obatan dan produk farmasi
- Ban dan kendaraan
- Perangkat elektronik
- Barang dan peralatan industrial seperti mesin berat
Anda dapat memeriksa klasifikasinya lebih dalam International Standard Industrial Classification (ISIC) yang diterbitkan oleh PBB.
Kritik terhadap sektor sekunder
Beberapa proses manufaktur mengkonsumsi energi dalam jumlah besar, misalnya proses metalurgi dalam pembuatan baja. Memenuhinya membutuhkan penambangan batubara, minyak dan gas alam dalam skala besar, yang mana mendorong eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan menghasilkan kerusakan lingkungan.
Selain itu, manufaktur juga banyak mencemari lingkungan karena mengeluarkan limbah. Aktivitasnya menyebabkan polusi bagi tanah, darat maupun air.
Selain dari aktivitas manufaktur, limbah juga bisa berasal dari produk manufaktur. Plastik adalah contohnya. Itu sulit terurai secara alami, menyebabkan sampah yang menumpuk di daratan dan di lautan.
Contoh lainnya adalah pestisida, yang mana bertanggung jawab membunuh mikroorganisme penting bagi kesuburan tanah. Itu merusak sistem tanah dan membahayakan ekosistem.
Singkat cerita, aktivitas di sektor sekunder banyak dikritik karena menyumbang menyumbang emisi gas rumah kaca dan kerusakan alam lainnya melalui:
- Pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan energi untuk membuat barang-barang seperti baja, semen, dan plastik
- Deforestasi untuk lahan industri dan bahan baku
- Transportasi untuk mengirimkan bahan baku dan barang
- Limbah produk manufaktur, yang mana sulit dan lama untuk terurai secara alami