Contents
Apa itu: Siklus konversi kas (cash conversion cycle) adalah ukuran berapa lama waktu, dalam hitungan hari, yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengumpulkan kas sejak uang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Semakin pendek siklus, semakin cepat perusahaan menghasilkan kas dari investasinya di menjual persediaan. Dan, itu lebih disukai.
Bagaimana cara kerja siklus konversi kas?
Perusahaan melalui serangkaian proses untuk menghasilkan uang. Pertama, mereka menginvestasikan uang untuk membeli inventori, katakanlah secara kredit. Mereka menerima input dari pemasok tapi belum membayar hingga laporan keuangan disiapkan. Sehingga, itu merupakan kewajiban dan erusahaan harus menyelesaikannya di masa mendatang. Perusahaan melaporkan jumlah terutang sebagai utang usaha di bagian liabilitas lancar.
Perusahaan kemudian menjual persediaan mereka. Beberapa dijual secara tunai. Yang lain dijual secara kredit.
Karena menjual secara kredit, belum menerima kas meski telah menyerahkan produk mereka ke pelanggan. Perusahaan melaporkannya sebagai piutang usaha di aset lancar dan harus menagihnya dari pelanggan.
Perusahaan kemudian menggunakan hasil penjualan untuk membayar pemasok. Lainnya diinvestasikan kembali dalam modal kerja, investasi jangka pendek, atau aset tetap.
Berapa waktu yang perusahaan butuhkan melalui proses tersebut, itulah siklus konversi kas. Metrik ini mengukur berapa banyak hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual inventarisnya, berapa hari yang dibutuhkan untuk menagih piutang dari pelanggan, dan berapa hari yang dibutuhkan untuk membayar tagihannya ke pemasok.
Mengapa siklus konversi kas penting bagi bisnis?
Siklus konversi kas penting untuk mengevaluasi seberapa efisien manajemen dalam menghasilkan lebih banyak kas dari operasi bisnis. Ketika siklus semakin pendek, perusahaan bisa semakin cepat mengumpulkan uang tunai. Dan, oleh karena itu, likuiditas keuangan perusahaan juga semakin baik.
Jika siklus relatif stabil atau, bahkan menurun, itu adalah pertanda baik. Sebaliknya, jika terus naik dari waktu ke waktu, itu membutuhkan investigasi lebih lanjut tentang penyebabnya.
Misalnya, siklus yang lebih panjang mungkin akibat perputaran persediaan yang lebih lambat sehingga lebih banyak waktu untuk menjual produknya. Itu mungkin terjadi karena faktor seperti daya saing produk menurun, pesaing lebih agresif dalam pemasarannya atau karena kondisi perekonomian yang memburuk.
Dalam kasus lain, perusahaan mungkin menjual lebih banyak produk ke pelanggan dengan kualitas kredit yang buruk. Sehingga, mereka membayar tagihan lebih lama.
Bagaimana menghitung siklus konversi kas?
Menghitung siklus konversi kas membutuhkan kita untuk menghitung beberapa rasio keuangan lainnya sebagai input. Mereka adalah:
- Days of inventory on hand (DIH)
- Days sales outstanding (DSO)
- Days payable outstanding (DPO)
Ketiganya secara khusus menyoroti waktu antara mengeluarkan uang untuk membeli persediaan hingga mengumpulkan uang kembali. Perusahaan mengkonversi kas menjadi persediaan. Kemudian, mereka menjual produk, mengumpulkan pembayaran dari pelanggan dan membayar pemasok.
Setelah mendapatkan ketiga rasio, kita menghitung siklus konversi kas dengan menambahkan DIH dengan DSO dan mengurangi hasilnya dengan DPO. Berikut rumusnya:
- Siklus konversi kas = DIH + DSO – DPO
Mari kita bedah ketiga komponen untuk menghitung siklus konversi kas.
Tiga komponen siklus konversi kas
Days sales outstanding (DSO) menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk menumpulkan pembayaran dari pelanggan. Itu berbanding terbalik dengan perputaran piutang usaha. Semakin tinggi perputaran piutang, semakin cepat perusahaan mengumpulkan pembayaran. Untuk menghitungnya, kita membagi jumlah hari dalam satu tahun (365 hari) dengan perputaran piutang usaha.
- DSO = 365 / Perputaran piutang usaha
- DSO = (Rata-rata piutang usaha * 365) / Pendapatan
Kemudian, days of inventory on hand (DIH) memberitahu kuta berapa hari, rata-rata, perusahaan mengkonversi persediaan menjadi penjualan. Kita menghitungnya dengan membagi jumlah hari dalam setahun dengan perputaran persediaan. Karena berhubungan terbalik dengan DIH, perputaran persediaan yang tinggi berarti lebih sedikit hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual persediaannya.
- DIH = 365 / Perputaran persediaan
- DIH = (Rata-rata persediaan * 365) / Harga pokok penjualan (COGS)
Terakhir, days payable outstanding (DPO) mengukur dalam berapa hari rata-rata perusahaan membayar pemasoknya. Kita menghitungnya dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan perputaran utang usaha. Berikut rumus matematisnya:
- DPO = 365 / Perputaran utang usaha
- DPO = (Rata-rata utang usaha * 365) / Pembelian
Beberapa akun untuk perhitungan rasio di atas dapat kita temukan di laporan laba rugi dan neraca. Pengecualian adalah pembelian. Kita menghitungnya secara manual dengan mengurangi persediaan akhir dengan persediaan awal dan menjumlahkan hasilnya dengan harga pokok penjualan.
- Pembelian = Persediaan akhir – Persediaan awal + Harga pokok penjualan
Bagaimana menginterpretasikan siklus konversi kas?
Karena mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan kas dari setiap investasi dalam persediaan, maka semakin pendek siklus konversi kas, semakin baik. Situasi tersebut mengindikasikan likuiditas yang lebih baik karena perusahaan bisa dengan cepat menghasilkan kas, yang mana bisa digunakan lebih lanjut untuk mendukung modal kerja, sebagai modal internal untuk investasi jangka panjang atau membayar liabilitas. Dan, dengan kas yang lebih cepat terkumpul, perusahaan kecil kemungkinan perusahaan tergantung pada pembiayaan eksternal untuk mendukung modal kerja.
Sebaliknya, siklus yang lebih lama adalah kurang disukai karena perusahaan membutuhkan lebih banyak hari untuk menghasilkan uang. Sebagai hasilnya, perusahaan cenderung miskin likuiditas.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi siklus konversi kas?
Beberapa faktor mempengaruhi siklus konversi kas. Efisiensi operasi, teknik produksi dan panjangnya rantai pasokan mempengaruhi kecepatan perusahaan dalam mendapatkan persediaan, mengubahnya menjadi produk jadi dan menjualnya ke pasar.
Strategi pemasaran dan kebijakan kredit dan penagihan juga mempengaruhi panjangnya siklus. Misalnya, kebijakan kredit yang ketat membuat perusahaan lebih cepat mengumpulkan pembayaran dari pelanggan. Dalam kasus lain, perusahaan menawarkan diskon untuk pembayaran lebih awal, mendorong pelanggan membayar lebih cepat.
Bacaan selanjutnya
- Rasio Likuiditas: Contoh, Formula, Cara Menghitung
- Rasio Lancar: Cara Menghitung dan Menginterpretasikan
- Rasio Cepat: Formula, Perhitungan, Interpretasi
- Rasio Kas: Rumus, Perhitungan dan Interpretasi
- Rasio Interval Defensif: Pentingnya, Perhitungan dan Interpretasi
- Acid Test Ratio: Definisi, Rumus, Cara Menghitung
- Siklus Konversi Kas: Cara Kerja, Perhitungan dan Interpretasi