Contents
Ketika anda meminjam ke bank atau berinvestasi di saham atau obligasi, anda berurusan dengan sistem keuangan. Sistem bekerja untuk memfasilitasi anda, penabung, dengan pengguna dana.
Pengguna dana – atau pembelanja dana – mungkin adalah individu. Misalnya, teman anda mengajukan hipotek ke bank. Dia membutuhkan dana untuk membeli rumah.
Pembelanja dana juga bisa jadi adalah perusahaan. Mereka membutuhkan dana untuk kebutuhan modal kerja dan investasi. Karena modal internal tidak cukup, mereka mengumpulkan dana dengan menjual saham mereka ke publik melalui penawaran saham perdana atau menerbitkan surat utang. Atau, mereka meminjam ke bank.
Sistem keuangan memainkan peran yang vital dalam perekonomian. Melaluinya, penabung memaksimalkan pengembalian atas uang mereka dan pengguna dana mengumpulkan dana untuk penggunaan tertingginya.
Saya akan menjelaskan alasan mengapa sistem keuangan vital bagi perekonomian dalam dua sisi, positif dan negatif. Positif berarti sistem efektif bekerja. Dan negatif berarti ketika sistem gagal bekerja dengan efektif atau terjadi guncangan.
Memungkinkan sumber daya keuangan dialokasikan secara efisien
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, sistem keuangan memfasilitasi transfer dana antara penabung dan pengguna. Di satu sisi, penabung memiliki kelebihan dana dan berharap dana mereka menghasilkan pengembalian dengan ditabung atau diinvestasikan ke aset keuangan. Di sisi lain, pengguna membutuhkan dana untuk beberapa keperluan seperti belanja infrastruktur oleh pemerintah atau membeli barang tahan lama oleh rumah tangga.
Intermediasinya mungkin melalui bank atau institusi lainnya seperti pasar saham dan pasar obligasi. Intermediasi tersebut memungkinkan dana di dalam perekonomian dapat dialokasikan pada penggunaan terbaiknya.
Misalnya, anda menabung uang di bank. Anda memperoleh bunga atas simpanan anda. Bank kemudian meminjamkan uang anda ke pihak lain, mungkin individu atau organisasi.
Begitu juga, ketika anda membeli obligasi, uang berpindah tangan dari anda ke penerbit obligasi seperti perusahaan. Perusahaan kemudian menggunakan dana tersebut untuk investasi. Dan anda memperoleh kupon sebagai pengembalian.
Ketika anda membeli saham, anda memiliki perusahaan. Anda berhak atas dividen yang dibagikan. Jika harga saham naik, anda bisa memperoleh capital gain.
Membantu dalam mengelola risiko
Sistem keuangan yang maju memungkinkan kita mengelola risiko dengan menggunakan layanan keuangan atau aset keuangan tertentu. Misalnya, ketika anda berinvestasi di pasar keuangan, anda dapat mengurangi risiko dengan membeli kontrak di pasar derivatif.
Katakanlah, anda membeli kontrak berjangka dan mengambil posisi short jika anda yakin, underlying asetnya akan turun harganya. Atau, anda membeli credit default swap (CDS) untuk melindungi anda dari risiko kredit ketika membeli obligasi.
Selain itu, kita juga bisa menggunakan layanan keuangan seperti bank garansi untuk menutupi kerugian jika transaksi bisnis tidak berjalan sesuai rencana. Lembaga pemberi pinjaman berjanji untuk memberikan kompensasi jika salah satu pihak yang bertransaksi tidak memenuhi kewajiban kontraktual.
Memfasilitasi transaksi dan pertukaran yang likuid
Misalnya, anda ingin mendapatkan eksposur di pasar komoditas untuk mendapatkan keuntungan. Katakanlah, anda melihat harga emas akan naik karena ketidakpastian di dalam perekonomian meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
Sistem keuangan memudahkan anda untuk melakukan transaksi. Anda tidak harus membeli emas secara fisik. Namun, anda bisa mendapatkan eksposurnya dengan membeli ETF komoditas seperti SPDR Gold Trust atau iShares Gold Trust.
Alternatifnya, anda membeli saham-saham penambang emas. Anda mengharapkan saham mereka akan naik mengikuti tren harga emas.
Mempromosikan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Sistem yang efisien meminimalkan biaya transaksi dan oleh karena itu, menyediakan biaya dana yang murah. Dan penggguna dana diuntungkan dengan itu.
Misalnya, biaya yang rendah mendorong perusahaan untuk berinvestasi modal, meningkatkan modal terakumulasi di dalam perekonomian. Begitu juga, pemerintah dapat melakukannya untuk mendukung pembangunan infrastruktur.
Selain itu, melalui sistem keuangan, penabung memperoleh pengembalian atas dana mereka. Melaluinya, rumah tangga bisa mengumpulkan kekayaan dengan membeli saham atau obligasi.
Peningkatan kekayaan mendukung konsumsi rumah tangga, baik saat ini maupun masa depan. Dan karena itu, konsumsi mereka terjaga secara berkesinambungan, yang mana mendukung permintaan agregat yang tangguh. Sehingga, ketika keadaan sulit, mereka masih mempertahankan tingkat konsumsi mereka.
Menentukan tingkat bunga ekuilibrium
Sistem keuangan mempertemukan permintaan dan penawaran uang. Titik perpotongan keduanya menentukan suku bunga ekuilibrium di dalam perekonomian.
Jika suku bunga tinggi, penabung akan memindahkan uang dari masa kini ke masa depan. Lebih banyak penabung yang akan melupakan konsumsi saat ini dan lebih banyak menabung karena menjanjikan lebih banyak keuntungan. Sehingga, penawaran agregat untuk dana meningkat.
Sebaliknya, suku bunga tinggi memaksa peminjam untuk menunda pinjaman karena biaya yang mahal. Sebagai hasilnya, permintaan agregat dana menurun.
Penawaran agregat untuk dana dan permintaan agregat dana akan bertemu di titik ekuilibrium. Dan titik ekuilibrium tersebut menentukan tingkat bunga di dalam perekonomian.
Mendukung kebijakan moneter yang efektif
Kebijakan moneter mempengaruhi perekonomian melalui transmisinya ke sistem keuangan. Kebijakan moneter yang efektif tertransmisi ke sistem keuangan mempengaruhi perilaku penabung dan pengguna, yang mana pada akhirnya mempengaruhi permintaan agregat, tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, bank sentral menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga akan mendorong bank komersial untuk menyesuaikan ke atas suku bunga pinjaman mereka. Sebagai akibatnya, rumah tangga mengurangi konsumsi yang dibiayai pinjaman dan bisnis mengurangi investasi karena biaya yang mahal.
Selain suku bunga pinjaman bank, kebijakan yang bertransmisi ke perekonomian melalui efeknya terhadap harga aset dan nilai tukar. Misalnya, kenaikan suku bunga menurunkan harga obligasi karena keduanya berbanding terbalik. Situasi ini mempengaruhi perilaku konsumsi rumah tangga karena kekayaan mereka berkurang.
Efek penularan dan dampaknya terhadap perekonomian
Guncangan ekonomi antar negara menular melalui sistem keuangan. Krisis di negara lain dapat menyebar ke perekonomian domestik melalui pasar keuangan, selain melalui perdagangan internasional.
Misalnya, krisis mata uang asing di Asia tahun 1998–1999 dimulai dari krisis baht Thailand. Tapi, krisis kemudian menjalar ke negara lainnya, termasuk ke Indonesia dan memunculkan krisis ekonomi – bahkan krisis sosial di Indonesia.
Demikian juga, krisis subprime mortgage di AS menciptakan kepanikan di pasar keuangan global. Investor menjadi risk averse dan menghindari risiko. Mereka kemudian menarik investasi di aset berisiko seperti milik negara berkembang dan menggunakannya ke aset safe havens seperti emas. Itu juga menyebabkan wilayah seperti Eropa Tengah dan Timur mengalami pertumbuhan ekonomi negatif setelah sebelumnya melihat pertumbuhan yang kuat.
Menelan biaya yang mahal untuk menyelamatkan perekonomian
Menjaga stabilitas sistem keuangan adalah mahal. Demikian juga, menyelamatkannya dari kehancuran bisa lebih signifikan mahalnya.
Otoritas di beberapa negara telah mengeluarkan dana talangan yang signifikan untuk menghindari risiko sistemik. Mereka berusaha untuk menyelamatkan lembaga keuangan yang bermasalah untuk menghindari efek yang lebih parah. Dana talangan diharapkan dapat menghindarkan sistem keuangan dan perekonomian dari ketidakstabilan dan kehancuran.
Misalnya, krisis keuangan di Amerika Serikat pada tahun 2008-2009 menelan talangan mencapai $700 miliar untuk Program Bantuan Aset Bermasalah (TARP). Demikian juga, krisis utang di Zona Euro juga menghabiskan dana talangan lebih dari 400 miliar euro.