Contents
Surplus konsumen (consumer surplus) adalah manfaat bersih yang disadari konsumen ketika mereka mampu membeli barang dengan harga ekuilibrium. Dalam sebuah grafik, ini setara dengan perbedaan antara harga maksimum yang bersedia konsumen bayar dan harga yang sebenarnya mereka bayar untuk unit barang yang dibeli.
Deskripsi singkat tentang surplus konsumen
Surplus konsumen adalah manfaat yang dicapai konsumen ketika mereka dapat membeli barang atau jasa dengan harga lebih rendah dari jumlah maksimum yang bersedia mereka bayarkan. Surplus terjadi ketika konsumen akan membayar harga lebih tinggi dari harga pasar untuk suatu produk.
Misalnya, untuk membeli roti konsumen bersedia membayar Rp5.000, namun dia mendapati roti yang diinginkan di harga Rp3.000, maka kelebihan harga sebesar Rp2.000 adalah surplus yang dinikmati oleh konsumen.
Grafik di atas menunjukkan penawaran dan permintaan barang. Permintaan adalah agregat dari pembelian individu semua konsumen. Konsumen akan mengkonsumsi sejumlah barang yang tersedia dan membayar dengan harga pasar yang sama.
Bahkan, beberapa konsumen akan membayar harga lebih tinggi dari harga pasar. Karena itu, dengan hanya membayar dengan harga pasar, mereka menikmati manfaat dari harga yang lebih rendah. Misalnya, konsumen hanya perlu membayar dengan harga pasar Pe, meskipun harga tertinggi yang bersedia mereka bayar adalah P1.
Secara grafis surplus konsumen adalah segitiga di atas harga pasar (harga ekuilibrium) dan di bawah kurva permintaan. Sedangkan, area di atas tingkat penawaran dan di bawah harga ekuilibrium disebut surplus produksi.
Rumus untuk menghitung surplus konsumen
- Surplus konsumen = (1/2) x Qe x ΔP
Dimana:
- Qe = Kuantitas permintaan pada titik ekuilibrium, di mana permintaan dan penawaran adalah sama
- ΔP = Pmax – Pe
- Pmax = Harga yang bersedia dibayarkan konsumen
- Pe = Harga pada ekuilibrium, di mana permintaan dan penawaran sama
Misalnya, untuk air minum kemasan, pelanggan bersedia membayar Rp10 untuk permen, yang merupakan yang tertinggi di antara pelanggan lainnya. Sebagian besar pelanggan hanya bersedia membayar Rp5, yang merupakan harga yang ditentukan saat permintaan sama dengan penawaran (harga ekuilibrium).
Di harga Rp5, permintaan ada sebanyak 20 permen. Oleh karena itu, surplus yang dinikmati konsumen adalah sebesar Rp50 = (1/2) x 20 x (Rp10-Rp5).
Kaitan surplus konsumen dengan elastisitas harga dari permintaan
Surplus konsumen untuk suatu produk adalah nol ketika permintaan atas produk itu elastis sempurna (kurva permintaan berbentuk garis horizontal). Tetapi, ketika permintaan benar-benar tidak elastis atau perfectly inelastic (kurva permintaan berbentuk garis horizontal), surplus tidak terbatas karena perubahan harga produk tidak mempengaruhi permintaannya. Ini termasuk produk yang merupakan kebutuhan dasar seperti air dan makanan.
Kurva permintaan biasanya miring ke bawah karena permintaan untuk suatu produk biasanya dipengaruhi oleh harganya. Dengan permintaan tidak elastis, surplus tinggi karena permintaan tidak terpengaruh oleh perubahan harga, dan konsumen bersedia membayar lebih untuk suatu produk.
Dalam keadaan seperti itu, penjual akan menaikkan harganya untuk mengubah surplus konsumen menjadi surplus produsen. Atau, dengan permintaan elastis, perubahan kecil dalam harga akan menghasilkan perubahan besar dalam permintaan. Ini akan menghasilkan surplus konsumen yang rendah karena pelanggan tidak lagi mau membayar sebanyak sebelumnya.
Implikasi dari surplus konsumen
Surplus tertinggi terjadi ketika keuntungan ekonomi produsen adalah nol. Sebaliknya, nilainya nol ketika produsen dapat menerapkan diskriminasi harga sempurna atau diskriminasi harga tingkat pertama. Diskriminasi harga sempurna terjadi ketika produsen menetapkan harga berdasarkan harga tertinggi yang bersedia dibayar seorang individu.
Surplus konsumen ditambah surplus produsen sama dengan surplus ekonomi total, yang merupakan total manfaat yang diperoleh konsumen dan produsen ketika mereka berdagang di pasar bebas.
Mengapa pasar bebas? Karena di pasar itu, harga aktual mencerminkan harga ekuilibrium. Dengan asumsi bahwa tidak ada pergeseran permintaan ketika produsen menetapkan harga di atas harga keseimbangan, surplus menurun. Situasi itu dapat terjadi, misalnya, dalam pasar monopoli, di mana produsen memiliki kekuasaan absolut atas harga, jumlah, dan kualitas produk di pasar.