Contents
Resesi global merujuk pada resesi yang terjadi banyak negara di dunia. Resesi sendiri merupakan periode penurunan pertumbuhan ekonomi selama selama dua kuartal berturut-turut. Secara khusus, International Monetary Fund (IMF) mendefinisikan resesi global sebagai penurunan PDB riil per kapita global (berdasarkan PPP), disertai dengan penurunan satu atau lebih dari tujuh indikator ekonomi makro global berikut:
- Produksi industri
- Perdagangan
- Aliran modal
- Konsumsi minyak
- Tingkat pengangguran
- Investasi per kapita
- Konsumsi per kapita
Mengapa menggunakan PDB berdasarkan purchasing power parity (PPP)?
Idealnya, untuk mendapatkan angka PDB global, para ekonom dapat dengan mudah menambahkan angka-angka PDB untuk setiap negara. Tetapi, karena masing-masing negara menggunakan mata uang domestik untuk mengukur PDB, proses mengkonversi menjadi mata uang tunggal menjadi jauh lebih sulit. Oleh karena itu, untuk penyeragaman, IMF lebih suka menggunakan paritas daya beli (purchasing power parity atau PPP).
Contoh dan dampak
Menurut definisi di atas, sejak Perang Dunia II, ada empat resesi global, yakni pada tahun 1975, 1982, 1991 dan 2009. Resesi terakhir ini adalah yang paling dalam dan terluas dari semuanya.
Perdagangan anjlok 29% antara 2008 dan 2009 selama resesi ini. Skala, dampak, dan pemulihan penurunan bervariasi dari satu negara ke negara. Namun, secara keseluruhan, sejak krisis 2009, ekonomi dunia telah dalam proses pemulihan, meskipun lambat.
Tingkat keparahan dampak dari resesi global pada suatu negara bervariasi. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan variasi tersebut, diantaranya:
- Hubungan perdagangan suatu negara dengan bagian dunia lainnya. Ini menentukan skala dampak pada sektor manufaktur negara tersebut.
- Kecanggihan pasar keuangan dan efisiensi investasi. Faktor ini menentukan bagaimana industri jasa keuangan suatu negara akan terpengaruh.
Cara mengatasi
Untuk mengatasi, kebijakan fiskal dan moneter pemerintah sering memainkan peran penting. Kebijakan-kebijakan ini berusaha mendorong peningkatan permintaan agregat. Ini melibatkan perubahan belanja pemerintah, pajak, tingkat suku bunga, operasi pasar terbuka dan cadangan wajib.
Secara khusus, beberapa riset menemukan bahwa kebijakan fiskal sangat membantu dalam mengakhiri resesi global yang disebabkan oleh krisis keuangan. Namun, ini bervariasi antar negara. Salah satunya tergantung pada tingkat utang pemerintah. Tingkat utang pemerintah yang terlampau tinggi menjadi salah satu kendala dalam mengakhiri resesi dengan mulus.