Contents
Net exports, ekspor neto atau ekspor bersih sama dengan ekspor dikurangi impor. Ekspor mewakili pembelian orang asing untuk barang dan jasa dalam negeri. Impor adalah pembelian produk dan layanan asing oleh konsumen lokal. Juga dikenal sebagai neraca perdagangan.
Bagaimana kita menghitung ekspor neto?
Untuk mendapatkan ekspor neto, kita harus mengurangi nilai ekspor ke nilai impor.
Ekspor bersih = Nilai ekspor – Nilai impor
Misalnya, pada April 2019, nilai ekspor Indonesia adalah USD12,6 miliar, dan nilai impornya adalah USD15,1 miliar. Oleh karena itu, ekspor bersih Indonesia minus USD 2,5 miliar.

Nilai positif dari ekspor bersih (surplus perdagangan) berarti bahwa suatu negara adalah eksportir bersih untuk barang dan jasa. Surplus ini meningkatkan permintaan agregat dan PDB, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Sebaliknya, nilai negatif ekspor neto (defisit perdagangan) berarti suatu negara adalah importir neto. Defisit ini mengurangi PDB dan mereduksi pertumbuhan ekonomi domestik.
Faktor-faktor mana yang mempengaruhi ekspor bersih
Beberapa variabel dapat mempengaruhi nilai ekspor neto, enam di antaranya adalah:
- Pertumbuhan ekonomi mitra dagang
- Pertumbuhan ekonomi domestik
- Harga relatif domestik vs asing
- Nilai tukar
- Biaya produksi
- Hambatan perdagangan
Pertumbuhan ekonomi mitra dagang
Kita melacak pertumbuhan ekonomi dari pertumbuhan PDB riil.
Jika pertumbuhan ekonomi mitra dagang meningkat, kita mengharapkan permintaan barang domestik akan meningkat. Oleh karena itu, nilai ekspor neto seharusnya meningkat atau membaik, ceteris paribus.
Dan sebaliknya, ketika pertumbuhan ekonomi mereka melemah, ekspor cenderung turun, mengurangi ekspor bersih dan menghambat pertumbuhan ekonomi domestik.
Pertumbuhan ekonomi domestik
Pertumbuhan domestik yang tinggi biasanya meningkatkan permintaan barang impor. Produsen meningkatkan pembelian barang modal atau bahan mentah dari luar negeri. Demikian juga, konsumen berhasrat untuk membeli barang-barang impor karena prospek pendapatan dan pekerjaan membaik.
Akibatnya, ekspor bersih menurun, ceteris paribus. Kondisi sebaliknya berlaku jika pertumbuhan ekonomi domestik sedang berkontraksi.
Harga relatif barang dan jasa dalam negeri vs. asing
Barang domestik yang lebih mahal membuat barang asing lebih kompetitif bagi konsumen domestik. Permintaan impor meningkat karena lebih banyak konsumen lebih memilih barang asing. Di pasar internasional, barang domestik juga kurang kompetitif, sehingga mengurangi permintaan mereka.
Sebaliknya, penurunan harga membuat barang domestik lebih kompetitif. Situasi ini akan mengarah pada permintaan asing yang lebih tinggi untuk barang-barang domestik, sehingga meningkatkan ekspor. Di sisi lain, konsumen dalam negeri lebih menyukai barang lokal karena lebih murah.
Nilai tukar mata uang
Ketika mata uang domestik terdepresiasi, harga barang domestik menjadi lebih murah bagi orang asing, yang mana meningkatkan ekspor. Pada saat yang sama, barang asing lebih mahal untuk konsumen dalam negeri, mengurangi impor. Dengan demikian, depresiasi menyebabkan peningkatan ekspor neto.
Sebaliknya, apresiasi mata uang mengurangi ekspor neto. Impor meningkat karena barang asing lebih murah untuk konsumen dalam negeri dan ekspor menurun karena barang dalam negeri lebih mahal untuk orang asing.
Biaya produksi
Biaya produksi memiliki implikasi untuk harga jual. Biaya produksi yang lebih rendah membuat barang dan jasa dalam negeri lebih murah. Ini akan menyebabkan peningkatan ekspor neto karena barang-barang domestik relatif lebih kompetitif. Biaya produksi yang lebih tinggi memiliki efek sebaliknya.
Hambatan perdagangan
Hambatan perdagangan seperti kuota impor, standar keselamatan, lisensi impor, persyaratan konten lokal, dll. mempengaruhi neraca perdagangan suatu negara. Tapi, dampaknya tergantung pada penghalang yang diadopsi pemerintah.
Juga, hambatan perdagangan dapat memicu pembalasan dari mitra dagang. Pertempuran lebih lanjut mungkin mengarah pada perang dagang yang akan membahayakan ekonomi secara keseluruhan.
Implikasi ekspor bersih terhadap permintaan agregat dan produk domestik bruto (PDB)
Permintaan agregat adalah jumlah permintaan barang dan jasa dalam perekonomian. Permintaan tersebut berasal dari konsumen domestik dan asing. Konsumen domestik terdiri dari sektor rumah tangga, sektor bisnis, dan sektor pemerintah. Sementara itu, konsumen asing juga terdiri dari tiga sektor ini.
Ekspor meningkatkan permintaan agregat. Tetapi impor mengurangi permintaan agregat. Karenanya, ekspor neto positif meningkatkan permintaan agregat. Dan sebaliknya, ekspor neto negatif menurunkan permintaan agregat.
Dampak terhadap PDB
PDB mengacu pada nilai pasar barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Ekspor mendorong produksi dalam negeri meningkat. Sementara itu, impor merusak produksi dalam negeri karena pasokannya berasal dari luar negeri.
Selanjutnya, ekspor neto adalah komponen produk domestik bruto (PDB), yang mewakili permintaan bersih dari sektor eksternal. Ekspor neto positif (surplus perdagangan) meningkatkan PDB, dan ekspor neto negatif menurunkan PDB.