Contents
Imperialisme secara harfiah berarti pembangunan kekaisaran. Makna istilah ini lebih luas daripada sekedar kolonialisme. Imperialisme terjadi ketika satu negara mendominasi yang lain dengan tujuan mengendalikan dan mengeksploitasi. Dominasi ini dapat mencakup beragam dimensi, terutama ekonomi dan politik.
Jenis imperialisme
- Koloni: suatu daerah di bawah kendali penuh negara lain dan pemukim dari negara induk datang ke koloni untuk hidup.
- Protektorat: sebuah negara yang merdeka tetapi di bawah perlindungan negara lain.
- Sphere of influence: wilayah di mana satu negara mendominasi perdagangan dengan wilayah itu. Dengan kata lain, wilayah tersebut tidak secara resmi menjadi milik negara lain.
Kapan imperialisme berkembang
Imperialisme lama Eropa dimulai pada 1800-an. Dalam upaya mereka untuk menemukan rute perdagangan langsung ke Asia selama zaman Imperialisme Lama, negara-negara Eropa mendirikan koloni di Amerika, India, Afrika Selatan, dan Hindia Timur.
Pada tahun 1800, Inggris Raya adalah kekuatan kolonial terkemuka di India, Afrika Selatan, dan Australia. Spanyol menjajah Amerika Tengah dan Selatan. Perancis memegang Louisiana dan Guinea Perancis, dan Belanda menjajah dan membangun sebuah kerajaan di Hindia Timur.
Zaman imperialisme baru yang dimulai pada tahun 1870-an. Pada periode tersebut, negara-negara Eropa membangun kerajaan yang luas terutama di Afrika. Selain itu, juga di Asia dan Timur Tengah. Tidak seperti sebelumnya, kaum imperialis baru mengatur administrasi daerah-daerah asli untuk kepentingan kekuasaan kolonial. Negara-negara Eropa mengejar kebijakan ekspansi agresif yang dimotivasi oleh kebutuhan ekonomi yang diciptakan oleh Revolusi Industri.
Tujuan
Pada tahun 1870, negara-negara industri Eropa memperluas pasar mereka secara global untuk menjual produk yang tidak dapat mereka jual di dalam negeri. Pengusaha dan bankir memiliki kelebihan modal untuk diinvestasikan, dan investasi asing menawarkan insentif keuntungan yang lebih besar, meskipun ada risiko.
Kebutuhan akan tenaga kerja dan pasokan bahan baku murah, seperti minyak, karet, dan mangan untuk baja, mengharuskan negara-negara industri mempertahankan kontrol yang kuat atas wilayah-wilayah yang belum dijelajahi ini. Hanya dengan secara langsung mengendalikan wilayah-wilayah ini, yang berarti mendirikan koloni di bawah kendali langsung mereka, ekonomi industri dapat bekerja secara efektif.
Negara-negara Eropa juga merasa bahwa koloni sangat penting untuk kekuatan militer, keamanan nasional, dan nasionalisme. Para pemimpin militer mengklaim bahwa angkatan laut yang kuat diperlukan untuk menjadi kekuatan besar. Karena itu, kapal angkatan laut membutuhkan pangkalan militer di seluruh dunia untuk mengambil batubara dan sumber daya alam lainnya. Kepulauan atau pelabuhan disita untuk memenuhi kebutuhan ini.
Keamanan nasional adalah alasan penting bagi keputusan Inggris Raya untuk menduduki Mesir. Melindungi Terusan Suez sangat penting bagi Kerajaan Inggris. Terusan Suez, yang secara resmi dibuka pada tahun 1869, memperpendek rute laut dari Eropa ke Afrika Selatan dan Asia Timur. Bagi Inggris, kanal adalah jalur kehidupan ke India. Banyak orang juga yakin bahwa kepemilikan koloni adalah indikasi kebesaran suatu negara dan menjadi simbol status.