• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Cerdasco.

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Anda Lebih Tajam

  • Bisnis
    • Bisnis dan strategi
    • Pemasaran
    • Sumber daya manusia
    • Operasi
  • Keuangan
    • Analisa Keuangan
    • Investasi
  • Ekonomi
    • Pengantar Ilmu Ekonomi
    • Mikroekonomi
    • Makroekonomi
  • Belajar Online
    • Coursera
    • Udacity
    • Udemy
    • Skillshare
    • Magoosh
You are here: Home / Makroekonomi / Kebijakan Moneter Akomodatif

Kebijakan Moneter Akomodatif

Diupdate pada July 15, 2023 oleh Ahmad Nasrudin

Kebijakan Moneter Akomodatif

Kebijakan moneter akomodatif (accommodative monetary policy) adalah kebijakan bank sentral untuk meningkatkan jumlah uang beredar dalam sebuah perekonomian. Ketika bank sentral menerapkan kebijakan akomodatif, ini dikenal sebagai pelonggaran jumlah uang beredar. Kebijakan ini diterapkan untuk meningkatkan perekonomian ketika pertumbuhan ekonomi melambat.

Lebih dalam tentang ‘Kebijakan Moneter Akomodatif’

Kebijakan moneter akomodatif bertujuan untuk merangsang perekonomian dan umumnya dilakukan ketika pertumbuhan ekonomi terlalu lambat dibandingkan dengan ekspektasi para pengambil kebijakan. Bank sentral biasanya akan menempuh berbagai instrumen untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Cara yang paling umum ditempuh adalah dengan menurunkan suku bunga kebijakan. Penurunan ini menjadikan biaya pinjaman lebih murah sehingga mendorong lebih banyak pengeluaran dari konsumen dan bisnis.

Selain melalui suku bunga, untuk meningkatkan pasokan uang dalam perekonomian, Bank Sentral juga dapat menempuh operasi pasar terbuka. Dalam hal ini, bank sentral membeli obligasi pemerintah di pasar terbuka. Dengan demikian, uang berpindah dari bank sentral ke pembeli (perekonomian).

Penurunan suku bunga

Ketika bank sentral menurunkan suku bunga, uang lebih murah untuk dipinjam. Permintaan pinjaman meningkat. Ketika perusahaan dapat dengan mudah meminjam uang, mereka akan memiliki lebih banyak dana untuk memperluas bisnis. Ekspansi bisnis berarti perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja, yang nantinya berimplikasi pada penurunan tingkat pengangguran.

Di sisi lain, konsumen dan bisnis cenderung lebih sedikit menghemat karena suku bunga tabungan rendah yang ditawarkan oleh bank. Menabung kurang menjanjikan karena imbal hasilnya kecil seiring dengan suku bunga rendah. Sebaliknya, setiap dana tambahan akan diinvestasikan, misalnya di pasar saham, yang mana mendorong naik harga saham.

Vs Kebijakan moneter ketat

Sementara kebijakan moneter akomodatif mendongkrak pertumbuhan ekonomi, namun ada satu titik dimana ini dapat berdampak negatif dalam jangka panjang. Jika pasokan uang dilonggarkan terlalu lama, akan ada terlalu banyak uang. Di saat yang sama, pasokan uang beredar kadangkala tidak diimbangi dengan jumlah produksi barang dan jasa. Jika terjadi, ini pada akhirnya akan mengarah ke inflasi yang tinggi dan melambungnya harga aset. Oleh karena itu, untuk menghindari inflasi yang berlebihan, bank sentral akan mengadopsi kebijakan moneter ketat.

Kebijakan moneter ketat diterapkan untuk membatasi pertumbuhan ekonomi yang terlampau panas. Berkebalikan dengan kebijakan moneter akomodatif, kebijakan moneter ketat melibatkan kenaikan suku bunga untuk membatasi pinjaman dan untuk merangsang tabungan. Kedua jenis kebijakan tersebut (pelonggaran dan pengetatan) merupakan dua kebijakan untuk memoderasi dampak negatif fluktuasi perekonomian.

Topik: Kebijakan Ekonomi, Kebijakan Moneter Kategori: Makroekonomi

AFFILIATE

25% off the first-month subscription for Chegg Study & Chegg Study pack.

If you click on this link, thank you for contributing to us. We may earn a commission when you buy through our links. Learn more ›

5 ARTIKEL TERBARU

Mazhab Ekonomi Austria Pandangan, Kritik, dan Literatur

Mazhab Ekonomi Austria: Pandangan, Kritik, dan Literatur

Apa itu: Mazhab ekonomi Austria (Austrian school of economics) adalah mazhab ekonomi yang

Licensing: Contoh, Perbedaan Dengan Franchising, Keuntungan dan Kerugian

Licensing: Contoh, Perbedaan Dengan Franchising, Keuntungan dan Kerugian

Apa itu: Pemberian lisensi (licensing) adalah pengaturan di mana pemberi lisensi memberikan hak

Opsi Definisi, Karakteristik, Jenis, Cara Kerja, dan Contoh

Opsi: Definisi, Karakteristik, Jenis, Cara Kerja, dan Contoh

Apa itu: Opsi (option) adalah hak untuk membeli atau menjual sejumlah komoditas, mata uang, atau

Kontrak di Pasar Keuangan: Forward, Future, Swap dan Opsi

Kontrak di Pasar Keuangan: Forward, Future, Swap dan Opsi

Apa itu: Kontrak adalah perjanjian yang dapat ditegakkan secara hukum antara dua pihak atau lebih.

Surat Berharga. Contohnya Ekuitas, Surat Utang, Pooled investment, Derivatif

Surat Berharga di Pasar Keuangan: Ekuitas, Surat Utang, Pooled investment, Derivatif

Apa itu: Efek atau surat berharga (securities) adalah sertifikat atau aset keuangan yang dapat

Primary Sidebar

TOP-3 ARTIKEL

  • Kurva Kemungkinan Produksi: Penjelasan, Asumsi, Faktor Yang Menggeser
  • Glokalisasi: Pentingnya, Contoh, Cara Kerja, Pro, Kontra
  • Faktor Sosial Budaya: Contoh dan Bagaimana Dampaknya Terhadap Bisnis

Footer

TOP-5 ARTIKEL

  • Kurva Kemungkinan Produksi: Penjelasan, Asumsi, Faktor Yang Menggeser
  • Glokalisasi: Pentingnya, Contoh, Cara Kerja, Pro, Kontra
  • Faktor Sosial Budaya: Contoh dan Bagaimana Dampaknya Terhadap Bisnis
  • Surplus Konsumen: Definisi, Menghitung, Implikasi
  • Apa Perbedaan Antara Sektor Swasta Dengan Sektor Publik

TELUSURI LAGI

KATEGORI

Akuntansi dan Keuangan Analisa Keuangan Bisnis dan strategi Investasi Makroekonomi Mikroekonomi Operasi Pemasaran Sumber daya manusia

TOPIK

Anggaran Pemerintah Ekonomi Internasional Ekuilibrium Pasar Makroekonomi Manajemen Bisnis Motivasi PDB Pemasaran Perdagangan Internasional Permintaan Agregat Pertumbuhan Ekonomi Rasio Keuangan Struktur Organisasi

Copyright © 2023 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Disclaimer Afiliasi  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami