Contents
Laporan arus kas (cash flow statements) adalah bagian dari laporan keuangan yang menyajikan sumber penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode pelaporan. Laporan ini mencakup tiga subbagian, arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan/pembiayaan.
Kegiatan operasi mengacu pada kegiatan bisnis inti harian perusahaan. Aktivitas investasi terkait dengan akuisisi atau pelepasan aset jangka panjang. Sementara itu, kegiatan pendanaan terkait dengan suntikan atau pembayaran kembali modal.
Laporan arus kas adalah salah satu dari tiga bagian penting dalam laporan keuangan. Dua lainnya adalah neraca dan laporan laba rugi. Investor menggunakannya untuk mengevaluasi kelayakan jangka pendek suatu perusahaan, terutama kemampuannya untuk membayar utang.
Rumus dan komponen laporan arus kas
Dalam pelaporan keuangan, aktivitas bisnis dibagi menjadi tiga kategori: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Jumlah dari ketiga mewakili nilai arus kas bersih yang dibukukan perusahaan.
Arus kas bersih = Arus kas operasi bersih + Arus kas investasi bersih + Arus kas pembiayaan bersih
Misalnya, dari contoh laporan arus kas di atas, perusahaan XYZ membukukan nilai arus kas bersih sebesar Rp4,9 triliun di tahun 2019. Angka tersebut kemudian masuk ke akun kas dan setara kas di aset lancar di neraca keuangan setelah ditambahkan dengan saldo kas periode sebelumnya (Rp8,8 triliun).
Kas dan setara kas akhir = Arus kas bersih + Kas dan setara kas awal
Arus kas dari aktivitas operasi (cash flow from operating activities)
Bagian ini melaporkan arus kas keluar dan masuk dari bisnis inti perusahaan. Komponennya terdiri dari uang dari menjual barang atau menyediakan layanan kepada pelanggan, beban yang terkait dengan penyediaan barang dan jasa, beban pajak penghasilan, dan investasi dalam modal kerja.
Investor biasanya memonitor bagian ini dengan cermat. Itu memberikan gambaran terbaik tentang seberapa baik perusahaan menghasilkan uang dari kegiatan utama mereka. Arus kas positif sangat ideal karena menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendukung pertumbuhan operasional di masa depan. Sebaliknya, jika arus kas dari operasi tidak cukup, mereka membutuhkan pembiayaan eksternal untuk mengembangkan bisnis.
Dalam metode tidak langsung, Anda dapat menghitungnya dengan menambahkan laba bersih, beban penyusutan dan amortisasi, dan perubahan modal kerja.
Beban penyusutan dan amortisasi tidak mewakili arus kas keluar karena perusahaan tidak benar-benar membayarnya. Itu adalah estimasi akuntansi dari nilai aset yang hilang selama periode pelaporan. Karena itu, Anda perlu menambahkannya kembali ke laba bersih untuk menghasilkan arus kas aktual.
Arus kas dari aktivitas investasi (cash flow from investment activities)
Aktivitas investasi terkait dengan akuisisi atau pelepasan aset jangka panjang. Contoh transaksi yang termasuk dalam kategori ini adalah akuisisi atau pelepasan aset tetap seperti properti, pabrik, dan peralatan. Investasi jangka panjang dalam bentuk saham atau efek utang korporasi lainnya juga termasuk dalam kategori ini.
Di bagian ini, Anda akan menemukan belanja modal (capital expenditure atau CAPEX). Pengeluaran modal menarik arus kas keluar yang besar dan biasanya merupakan komponen penting dalam bagian ini, sehingga dapat menyebabkan arus kas investasi negatif. Tapi, itu tidak selalu merupakan hal yang buruk, karena dapat menunjukkan pertumbuhan bisnis. Belanja modal yang tinggi cenderung mengarah pada kapasitas produksi yang lebih besar.
Arus kas dari aktivitas pendanaan (cash flow from funding activities)
Arus kas dari bagian kegiatan pendanaan atau pembiayaan termasuk setiap kegiatan yang terlibat dalam transaksi dengan pemilik atau kreditur perusahaan. Contoh transaksinya adalah penerbitan atau pembelian kembali saham perusahaan, penerbitan atau penyelesaian efek utang, dan pembayaran dividen.
Angka positif menunjukkan lebih banyak uang yang masuk ke perusahaan daripada mengalir keluar. Perusahaan mungkin mengumpulkan modal untuk membiayai belanja modal, baik melalui penerbitan saham atau surat utang.
Ketika angkanya negatif, itu mungkin berarti perusahaan membayar utang, membeli kembali saham, melakukan pembayaran dividen atau kombinasi dari ketiganya.
Catatan dalam mengklasifikasikan akun
Mengklasifikasikan akun ke dalam setiap bagian akan bervariasi di antara perusahaan dan tergantung pada sifat operasi mereka. Misalnya, pendapatan dari penjualan mesin adalah aktivitas operasi untuk produsen mesin. Tapi, itu adalah kegiatan investasi untuk perusahaan lain.
Penyusunan laporan arus kas
Dua pendekatan untuk menyajikan arus kas: metode langsung dan tidak langsung. Di bawah metode tidak langsung, bagian kegiatan operasi dari laporan arus kas dimulai dengan laba bersih. Kemudian, Anda perlu menambahkannya dengan komponen non tunai, seperti beban penyusutan dan amortisasi. Terakhir, Anda menambahkan hasilnya dengan perubahan modal kerja (tidak termasuk akun kas dan setara kas dan utang jangka pendek).
Mengapa harus menambah dengan perubahan modal kerja. Modal kerja mewakili perbedaan antara aset lancar dan liabilitas lancar. Kenaikan liabilitas berkontribusi positif pada pada arus kas, sementara peningkatan aset menguras kas perusahaan.
Ambil contoh sederhana: piutang usaha dan utang usaha. Perusahaan membukukan piutang usaha ketika telah mengirimkan barang ke pelanggan namun belum menerima pembayaran tunai. Karena itu, ketika nilainya naik, maka lebih banyak uang terutang di pelanggan.
Sebaliknya, utang usaha mewakili utang perusahaan kepada pemasok untuk input yang telah dikirimkan. Maksud saya, perusahaan belum membayar tunai ke pemasok untuk input. Jika nilai utang usaha naik, lebih banyak kas di tangan perusahaan karena belum membayarkannya ke pemasok.
Selanjutnya, di bawah metode langsung, Anda perlu mengelompokkan penerimaan dan pembayaran kas. Perusahaan akan membagi laporan arus kas operasi ke dalam akun seperti uang tunai dari penjualan barang, uang tunai yang diterima dari pendapatan bunga, dan uang tunai yang dibayarkan kepada karyawan dan pemasok. Prosesnya lebih rumit daripada metode tidak langsung.
Pentingnya laporan arus kas
Laporan arus kas adalah bagian yang paling banyak diamati selain neraca dan laporan laba rugi. Itu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang. Sumber dan penggunaan uang tunai perusahaan memberikan wawasan berharga tentang tingkat likuiditas dan solvabilitas serta fleksibilitas keuangan perusahaan. Memiliki uang tunai yang besar memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah bereaksi dan beradaptasi dengan kesulitan keuangan atau peluang investasi. Dan, ada ungkapan “Uang adalah Raja (cash is king)“.
Laba bersih yang lebih tinggi tidak sama dengan lebih banyak uang yang masuk
Laporan keuangan umumnya menggunakan basis akrual. Perusahaan yang menguntungkan dapat gagal mengelola arus kas secara memadai karena laba bersih yang tinggi tidak selalu berarti banyak uang.
Anda perlu mengkonfirmasi laporan laba rugi dengan laporan arus kas. Perusahaan mungkin melaporkan laba besar tetapi uang tunai buruk karena sebagian besar penjualan masih di tangan pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan mengakui pendapatan dalam laporan laba rugi dan tidak melaporkannya sebagai arus kas masuk, melainkan dalam akun piutang usaha.
Pendapatan operasional positif sangat ideal, tetapi tidak berlaku untuk semua perusahaan
Idealnya, untuk perusahaan yang sudah mapan, sumber utama arus kas adalah dari aktivitas operasi dan bukan dari aktivitas investasi atau pendanaan. Itu menunjukkan ke anda perusahaan berhasil mengeksploitasi bisnis utamanya.
Tetapi, untuk perusahaan yang sedang tumbuh, arus kas operasi biasanya negatif. Perusahaan sedang berkembang dan karenanya, seingkali, membukukan pendapatan yang lebih kecil daripada beban. Oleh karena itu, sumber utama arus kas masuk adalah dari pembiayaan. Perusahaan dapat menerbitkan saham atau obligasi.
Ketika telah tumbuh dan mencapai tahap matang, perusahaan harus menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasi. Itu seharusnya melebihi belanja modal dan pembayaran kepada penyedia utang dan modal ekuitas. Kegagalan untuk melakukannya dapat menyebabkan kegagalan bisnis dan ketidakpercayaan terhadap perusahaan.