Contents
Apa itu: Liabilitas tidak lancar (non-current liabilities) mewakili liabilitas yang diharapkan untuk diselesaikan dalam waktu lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi. Bersama dengan liabilitas lancar (current liabilities), itu membentuk total liabilitas di neraca. Nama lain liabilitas tidak lancar adalah liabilitas jangka panjang (long-term liabilities)
Item-item dalam liabilitas tidak lancar berguna untuk mengetahui solvabilitas perusahaan, yakni kemampuan untuk membayar kewajiban jangka panjang. Biasanya, item yang paling besar dan paling signifikan pada bagian ini adalah utang jangka panjang.
Komponen liabilitas tidak lancar
Contoh liabilitas tidak lancar adalah
- Utang obligasi (bonds payable) – memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Perusahaan biasanya menerbitkan obligasi untuk membiayai proyek modal.
- Wesel bayar jangka panjang (long-term notes payable)– pinjaman khusus di mana perusahaan membuat janji tanpa syarat untuk membayar kembali pokok ditambah bunga kepada pemberi pinjaman dan memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun.
- Bagian jangka panjang dari utang jangka panjang (long-term portion of long-term debt) – misalnya, perusahaan memiliki utang IDR100 juta dan sekitar IDR10 juta jatuh tempo dalam satu tahun. Perusahaan akan mencatat IDR10 juta dalam liabilitas lancar dan sisanya dalam liabilitas tidak lancar.
- Kewajiban pensiun (pension obligation) – beban atau kewajiban masa depan yang terkait dengan program pensiun.
- Liabilitas pajak tangguhan jangka panjang (long-term deferred tax liabilities)– timbul ketika beban pajak penghasilan perusahaan melebihi hutang pajak dan akan dibayarkan pada periode mendatang.
- Pendapatan ditangguhkan jangka panjang (long-term deferred revenue) – muncul ketika perusahaan telah menerima pembayaran kas dari pelanggan untuk pengiriman barang atau jasa lebih dari satu tahun ke depan.
Mengapa liabilitas tidak lancar penting
Lebih banyak restriksi: Utang jangka panjang membutuhkan banyak pengungkapan dalam laporan keuangan. Sebagian besar hutang jangka panjang tunduk pada berbagai ketentuan dan batasan. Karena itu, penting bagi anda untuk memeriksa catatan atas laporan keuangan perusahaan.
Ukuran leverage: Liabilitas tidak lancar berguna untuk mengukur apakah suatu perusahaan menggunakan leverage yang berlebihan. Semakin besar utang berbunga (utang jangka pendek dan utang jangka panjang), relatif terhadap aset, maka semakin tinggi leverage keuangan perusahaan dan semakin besar risikonya. Sebaliknya, jika persentasenya rendah, perusahaan menggunakan sedikit leverage dan semakin kuat posisi ekuitasnya.
Rasio keuangan lain yang dapat anda gunakan untuk mengukur leverage adalah debt to equity dan debt to capital.
Perusahaan mungkin akan kesulitan mencari pinjaman baru ketika memiliki leverage tinggi. Risiko gagal bayar perusahaan tinggi. Dan jika tidak didukung arus kas yang memadai, pemberi pinjaman enggan meminjamkan uang mereka ke perusahaan.
Tapi, menentukan apakah perusahaan terlalu banyak mengambil utang atau tidak, itu tergantung pada faktor seperti:
- Industri di mana perusahaan beroperasi – beberapa industri memiliki karakteristik tingkat leverage yang tinggi seperti perusahaan utilitas dan penerbangan
- Tingkat bunga yang dibayar perusahaan atas hutangnya
- Stabilitas pendapatan dan arus kas perusahaan
Beban bunga: Utang jangka panjang, seperti obligasi, memunculkan beban bunga rutin. Perusahaan harus membayar bunga atau kupon secara rutin sebelum jatuh tempo.
Anda dapat menggunakan rasio cakupan bunga (interest coverage ratio) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar bunga. Untuk perhitungannya, anda harus membagi beban bunga dengan pendapatan sebelum bunga dan pajak (earning before interest and tax atau EBIT).
Interest coverage ratio = EBIT/Beban bunga
Semakin tinggi rasionya, semakin baik kemampuan perusahaan untuk membayar bunga.