Contents
Apa itu: Penetapan harga berorientasi permintaan (demand-oriented pricing) adalah strategi penetapan harga di mana perusahaan menyesuaikan harga dengan fluktuasi permintaan. Strategi ini cocok untuk beberapa produk yang bersifat siklikal atau musiman: periode puncak dan periode normal.
Mengapa perusahaan mengadopsinya? Perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan dengan menerapkan harga yang berbeda berdasarkan pola permintaannya. Konsumen akan membayar harga yang berbeda untuk produk atau layanan yang sama pada waktu yang berbeda.
Bagaimana strategi penetapan harga berorientasi permintaan bekerja
Anda dapat melihat beberapa industri menerapkan strategi ini seperti industri ritel dan industri transportasi. Di periode puncak, perusahaan melihat permintaan tinggi atas produk dan di periode normal, permintaan cenderung lebih rendah.
Periode mungkin berjangka waktu sehari atau bahkan setahun. Anda mungkin akan membayar harga yang berbeda untuk tiket kereta api selama jam sibuk dan jam normal. Demikian juga, hotel mungkin akan mengenakan harga yang berbeda selama musim liburan dan musim normal. Di industri penerbangan, anda mungkin akan menemukan maskapai penerbangan menawarkan harga tiket yang murah selama permintaan tinggi dan harga lebih murah selama musim normal.
Faktor apa yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan harga berorientasi permintaan
Faktor pertimbangan penting dalam menetapkan harga berorientasi permintaan adalah:
Pola permintaan. Perusahaan mungkin membaginya menjadi dua, musim puncak dan musim normal. Misalnya, mereka menetapkan harga tinggi selama musim puncak dan menguranginya selama musim normal.
Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand). Itu mengukur seberapa sensitif permintaan berubah ketika perusahaan mengubah harga jual produknya. menetapkan harga tinggi ketika permintaan elastis hanya akan membuat pelanggan menjauh dan penjualan turun lebih drastis. Sebaliknya, menurunkan harga ketika permintaan inelastis hanya akan mendorong sedikit permintaan.
Kondisi pasokan pasar. Perusahaan tidak hanya mempertimbangkan sisi permintaan, mereka juga harus memperhatikan kondisi pasokan. Misalnya, ketika pasar masih mengalami ekses pasokan, menetapkan harga tinggi hanya akan membuat pelanggan pergi ke pesaing, meski itu adalah musim puncak.
Kondisi kompetitif pasar. Termasuk dalam hal ini adalah strategi penetapan harga oleh pesaing. Perusahaan mungkin akan enggan menurunkan menaikkan harga jika pesaing tidak melakukannya. Itu hanya mendorong pelanggan beralih ke produk pesaing.
Keinginan konsumen. Jika perusahaan dapat mengidentifikasi keinginan konsumen secara tepat, mereka mungkin menerapkan harga diskriminasi. Mereka menetapkan harga yang tinggi kepada konsumen yang bersedia membayar harga tinggi dan harga rendah bagi yang lainnya. Diskriminasi mungkin dapat diterapkan berdasarkan kelompok pelanggan, wilayah geografis, maupun waktu pembelian.