Contents
Bisnis beroperasi di berbagai industri atau pasar. Di setiap industri, satu atau lebih perusahaan beroperasi. Mereka bersaing satu sama lain secara langsung. Misalnya, PepsiCo, Inc. dan Coca-Cola Co. bersaing di industri minuman.
- Apa itu aktivitas bisnis? Aktivitas bisnis adalah tentang apa saja yang dilakukan bisnis atau perusahaan untuk memuaskan konsumen secara menguntungkan. Itu mungkin melibatkan manufaktur, distribusi atau memberikan solusi kepada pihak lain (jasa).
Kemudian, jika kita mengelompokkan industri berdasarkan kemiripan dalam aktivitas mereka, itulah yang kita sebut sebagai sektor. Sehingga, sebuah sektor bisa mencakup beberapa industri.
Misalnya, kita mengelompokkan industri minuman di atas bersama dengan industri makanan dan industri otomotif ke dalam sektor manufaktur. Mereka terlibat dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Contoh lain adalah sektor transportasi, yang mana mencakup industri transportasi darat, transportasi air, dan transportasi udara.
Beberapa standar hadir untuk mengklasifikasikan sektor atau industri, termasuk:
- Global Industry Classification Standard (GICS)
- Industry Classification Benchmark (ICB)
- International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC)
- North American Industry Classification System (NAIC)
- Standard Industrial Classification (SIC)
Dalam klasifikasi lainnya, sektor bisnis terbagi ke dalam empat kelompok, yakni:
- Sektor primer
- Sektor sekunder
- Sektor tersier
- Sektor kuarterner
Klasifikasi di atas terkait dengan di rantai produksi mana bisnis beroperasi. Misalnya, sektor primer beroperasi di rantai produksi paling hulu. Mereka menyediakan bahan baku untuk diproses oleh bisnis di sektor sekunder.
Klasifikasi berikutnya adalah:
- Sektor swasta
- Sektor publik
Keduanya berbeda berdasarkan siapa yang memiliki organisasi. Sektor swasta dimiliki oleh individu (pemilik akhir). Sedangkan, sektor publik dimiliki oleh pemerintah.
Sektor primer, sekunder, tersier dan kuarterner
Masing-masing bisnis di sektor primer, sekunder, tersier dan kuarterner memiliki kemiripan aktivitas dalam rantai produksi. Misalnya, bisnis di sektor primer berurusan dengan mengekstraksi, memanen, dan mengkonversi sumber daya alam.
Tidak seperti sektor sekunder, mereka tidak mengolahnya menjadi barang jadi. Melainkan, mereka hanya mengambil dari alam – beberapa mungkin memprosesnya secara sederhana – dan menjualnya sebagai bahan baku.
Sektor primer
Bisnis di sektor primer terlibat dalam mengekstraksi, memanen, dan menambang sumber daya alam. Contohnya adalah bisnis pertanian, perkebunan, pertambangan, atau perikanan.
Mereka berada pada tahap pertama dalam rantai produksi dan menghasilkan bahan baku untuk menjadi input bagi sektor berikutnya, sektor sekunder. Dan kegiatan mereka memiliki nilai tambah yang kecil.
Aktivitas operasi mungkin mengandalkan tangan. Beberapa mungkin menggunakan metode yang lebih otomatis, seperti dengan mengandalkan peralatan yang lebih canggih seperti mesin dan peralatan berat.
Sektor sekunder
Sektor sekunder berkaitan dengan manufaktur. Bisnis di sektor ini memproduksi barang seperti mobil, makanan, dan minuman. Selain itu, bisnis konstruksi dan utilitas juga masuk dalam sektor ini.
Bisnis di sektor sekunder mengkonversi bahan baku dari sektor primer menjadi barang. Mereka mungkin adalah barang setengah jadi, yang mana akan di jual ke bisnis lainnya di sektor ini. Atau, mereka menghasilkan barang jadi untuk penggunaan akhir, baik dijual ke bisnis atau rumah tangga.
Sektor tersier
Bisnis di sektor tersier terlibat dalam menyediakan jasa. Contohnya adalah bank, perusahaan asuransi, penata rambut, ritel, hotel, transportasi, restoran dan logistik. Mereka mungkin menjual jasa mereka ke bisnis lain di sektor yang sama, di sektor lainnya atau ke rumah tangga.
Misalnya, bank memberikan pinjaman kepada perusahaan transportasi atau ritel. Mereka juga menyediakannya ke penambang mineral atau pemanufaktur. Mereka juga menawarkan pinjaman ke rumah tangga seperti pinjaman personal dan hipotek.
Sektor kuarterner
Sektor kuarterner juga menyediakan jasa, seperti sektor tersier. Karena alasan ini, beberapa klasifikasi menggabungkan keduanya.
Tapi, berbeda dari bisnis di sektor tersier pada umumnya, bisnis di sektor kuarterner fokus pada aktivitas berbasiskan pengetahuan dan intelektual. Mereka menghasilkan dan berbagi informasi. Contohnya adalah riset dan pengembangan, komputasi, dan teknologi informasi dan komunikasi.
Dibandingkan dengan tiga sektor sebelumnya, sektor kuarterner membutuhkan tenaga kerja berpendidikan tinggi. Karena alasan ini, sektor ini berkembang pesat di negara-negara maju daripada di negara berkembang. Selain itu, sektor ini juga menghasilkan nilai tambah yang tinggi.
Perubahan sektoral
Sektor-sektor diatas berkontribusi terhadap output, pendapatan, dan lapangan kerja di sebuah perekonomian. Seberapa penting masing-masing sektor berkontribusi? Itu bervariasi antar negara. Sektor sekunder mungkin berkontribusi lebih dominan di beberapa negara. Sementara di yang lain, sektor tersier mendominasi.
Negara-negara di dunia biasanya bergeser dari mengandalkan sektor primer ke sektor sekunder. Ketika perekonomian mereka semakin maju, mereka bergerak menuju sektor tersier dan kuarterner.
Pergeseran tersebut memungkinkan untuk menciptakan lebih banyak nilai tambah. Misalnya, negara berkembang mengandalkan sektor primer dan hanya memproduksi bahan baku, yang mana menghasilkan nilai tambah yang rendah.
Ketika negara-negara tersebut dapat berkembang secara ekonomi, mereka membangun pabrik-pabrik untuk mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, yang mana memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Ada dua istilah terkait dengan perubahan sektoral, yakni:
- Industrialisasi
- Deindustrialisasi
Industrialisasi (industrialization) adalah transisi dari berbasis pertanian ke berbasis manufaktur. Dengan kata, perekonomian bergerak dari mengandalkan sektor primer ke sektor sekunder. Transisi ini menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi di dalam perekonomian.
Sementara itu, deindustrialisasi terjadi ketika sektor manufaktur berkontribusi menurun terhadap perekonomian. Itu biasanya terjadi dalam jangka panjang. Pergeseran mungkin terjadi dari sektor sekunder ke sektor tersier sebagaimana dialami negara-negara maju.
Tapi, yang buruk adalah jika terjadi sebaliknya, di mana sektor sekunder turun tapi sektor tersier tidak berkembang. Kondisi ini mungkin terjadi akibat:
- Penurunan daya saing
- Pelarian modal
- Memburuknya kualitas tenaga kerja
Alasan perubahan sektoral
Beberapa alasan menjelaskan mengapa perubahan sektoral terjadi. Sekaran, mari kita rinci rincian mengapa sektor jasa mendominasi perekonomian dan berkontribusi semakin besar, mengalahkan sektor sekunder.
Meningkatnya permintaan terhadap layanan dukungan. Banyak bisnis menggunakan layanan yang lebih canggih seperti subkontraktor dan spesialis untuk membantu pertumbuhan bisnis. Sehingga, mereka bisa fokus pada bisnis inti mereka dan mengandalkan perusahaan lain untuk menyediakan layanan untuk aktivitas penunjang. Strategi ini memungkinkan mereka tumbuh lebih cepat dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan bisnis.
Peningkatan pendapatan rumah tangga. Ketika rumah tangga memiliki lebih banyak uang, permintaan mereka terhadap jasa meningkat seperti untuk rekreasi dan kesehatan. Mereka menghabiskan uang lebih banyak pada jasa daripada barang. Akibatnya, bisnis jasa terakselerasi.
Lebih banyak waktu senggang. Peningkatan standar hidup memungkinkan orang untuk memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas selain bekerja. Mereka menghasilkan cukup pendapatan dari investasi untuk membiayai keperluan sehari-hari. Sehingga, gaji yang lebih tinggi tidak memikat mereka untuk bekerja. Inilah yang melandasi kurva penawaran tenaga kerja yang tertekuk ke belakang (backward-bending labor supply curve).
Peralihan fokus pada layanan pelanggan. Perusahaan semakin banyak meningkatkan fokus pada layanan pelanggan. Layanan tersebut selain memberikan nilai tambah lebih tinggi, juga memungkinkan mereka untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Anda bisa lihat beberapa perusahaan besar seperti Apple fokus pada layanan pelanggan di Amerika Serikat dan mengoutsource produksinya ke luar negeri.
Sektor swasta, publik dan sektor ketiga
Selain empat kategori sebelumnya, sektor bisnis bisa dikategorikan menjadi tiga, yakni:
- Sektor swasta
- Sektor publik
- Sektor tersier
Masing-masing memiliki organisasi bisnis berbeda. Kepemilikan, maksud dan tujuan mereka juga berbeda.
Sektor swasta
Organisasi bisnis di sektor swasta berorientasi untuk menghasilkan keuntungan. Mereka berusaha untuk memaksimalkan keuntungan dengan memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pemilik akhir mereka adalah individu.
Organisasi bisnis di sektor swasta mencakup:
- Perusahaan perseorangan
- Kemitraan
- Korporasi – perusahaan terbatas swasta dan perusahaan terbatas publik
Privatisasi melibatkan penjualan aset milik negara ke sektor swasta. Itu termasuk mengontrakkan layanan yang sebelumnya disediakan oleh pemerintah ke sektor swasta. Mendivestasi kepentingan kepemilikan di perusahaan milik negara adalah bentuk lainnya, biasanya dengan menjualnya ke publik melalui bursa saham.
Keuntungan
- Menghasilkan pemasukan bagi pemerintah
- Mempromosikan efisiensi, persaingan, dan inovasi
- Mengurangi beban fiskal
- Meningkatkan partisipasi swasta dalam perekonomian
- Mendorong kualitas barang atau jasa yang lebih baik
Kerugian
- Masalah harga karena termotivasi oleh keuntungan
- Memaksimalkan kekayaan pemilik daripada kepentingan publik
- Tentangan dari karyawan perusahaan
- Kekuatan ekonomi yang terkonsentrasi pada sektor swasta
Sektor publik
Sektor publik berada di bawah pemerintah. Organisasi di sektor ini dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah. Mereka memberikan layanan kepada publik dan beroperasi di bidang-bidang strategis seperti kesehatan, infrastruktur, pertahanan, pendidikan, perumahan dan pekerjaan sosial.
Organisasi di sektor publik mencakup:
- Pemerintah nasional
- Pemerintah lokal
Organisasi lain adalah badan usaha milik negara (BUMN). Tapi, tidak seperti organisasi lainnya, di mana dibiayai melalui pajak, BUMN biasanya beroperasi secara komersial dan memiliki otonomi manajemen yang lebih besar.
Nasionalisasi adalah kebalikan dari privatisasi. Itu adalah ketika pemerintah mengambil alih aset, perusahaan, atau industri dari sektor swasta. Paska dinasionalisasi, mereka menjadi di bawah kendali pemerintah.
Keuntungan
- Mencegah eksploitasi sumber daya karena swasta bermotif keuntungan
- Menghapus monopoli oleh swasta, menghindari harga tinggi
- Melestarikan industri strategis, misalnya, karena padat karya
- Mempertahankan layanan publik yang konsisten karena didorong oleh motif kepentingan publik
- Menyediakan barang dan jasa penting dengan harga yang wajar
- Potensi pendapatan bagi pemerintah
Kerugian
- Inefisiensi dan produktivitas rendah karena tidak dipaksa oleh motif keuntungan
- Intervensi politik dalam pengelolaan, misalnya, menjadi alat pemerintah untuk melanggengkan kekuasaan
- Korupsi dan salah urus, misalnya, karena membawa lebih banyak birokrasi
- Kualitas layanan yang memburuk akibat tidak adanya persaingan yang ketat
Sektor ketiga
Organisasi di sektor ketiga bertujuan untuk memberikan layanan kepada anggota. Mereka mengumpulkan uang untuk mendukung kegiatan mereka dan meningkatkan kesadaran untuk tujuan yang baik. Organisasi di sektor ini mencakup:
- Organisasi sukarela
- Usaha sosial
- Amal