Contents
Apa itu: Uang fiat (fiat money) adalah mata uang yang tidak memiliki nilai intrinsik tetapi menjadi alat pembayaran yang sah di sebuah perekonomian. Uang kertas adalah contoh uang fiat. Nilai nominal uang fiat adalah apa yang anda lihat dan tertera di atas kertas. Sedangkan, nilai riilnya adalah berapa barang atau jasa yang dapat anda beli dengan uang tersebut.
China adalah negara pertama yang menggunakan mata uang fiat sekitar abad ke 10 masehi. Selain itu, uang logam memfasilitasi transaksi, yang mana terbuat dari logam mulia ataupun tembaga.
Perkembangan berikutnya adalah standar emas. Di bawah standar emas, uang kertas didukung oleh emas. Di bawah standar ini, jika anda memegang uang kertas, itu akan sama dengan anda memegang emas. Anda dapat menukar uang kertas tersebut menjadi emas pada kuantitas yang tetap. Namun, standar emas segera berakhir.
Uang fiat kemudian menjadi populer di tahun 1971 setelah Presiden AS, Richard Nixon, memperkenalkan undang-undang yang menghentikan konversi dolar AS ke emas. Pada 1976, Amerika Serikat secara resmi mengadopsi uang kertas murni dan meninggalkan standar emas. Sejak saat itu, uang fiat terus meningkat penggunaanya.
Kini, sebagian besar negara menggunakan uang fiat berbasis kertas. Tidak seperti uang komoditas, mata uang fiat tidak dapat dikonversi dengan emas.
Cara kerja uang fiat
Uang fiat tidak didukung oleh komoditas fisik tertentu, seperti emas atau perak. Uang kertas yang anda gunakan mendapatkan nilainya karena pemerintah mendeklarasikannya sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender). Jaminan tersebut membuat semua orang percaya bahwa uang tersebut bernilai dan dapat mereka gunakan untuk berbagai transaksi.
Dalam perekonomian modern, uang fiat bertindak sebagai alternatif dari ekonomi barter. Melaluinya, anda dapat membeli produk dan layanan yang anda butuhkan tanpa harus menukar barang dengan barang sebagaimana dalam sistem barter.
Uang fiat memfasilitasi berbagai transaksi dan semua orang menerimanya. Misalnya, perusahaan menggunakannya untuk membeli peralatan baru, merekrut dan membayar karyawan. Pemasok dan staf bersedia menerima uang kertas sebagai alat pembayaran. Mereka kemudian menggunakannya kembali untuk membeli input dan berbelanja barang dan jasa.
Perbedaan uang fiat dan uang komoditas
Dahulu, uang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak. Itu adalah salah satu contoh uang komoditas. Beberapa komoditas lain yang digunakan adalah tembaga, biji kakao, garam, dan merica. Uang komoditas memiliki nilai intrinsik, yakni kegunaan dari komoditas tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
Begitu juga, kita semua sepakat emas dan perak adalah berharga. Sehingga, menjadikannya sebagai alat pembayaran adalah masuk akal dan semua orang menerimanya. Selain itu, uang logam (koin) merupakan penyimpan nilai yang andal dengan umur simpan yang lama dan risiko depresiasi yang kecil.
Di bawah standar emas, uang yang beredar adalah uang kertas dan tidak memiliki nilai intrinsik. Tapi, uang kertas tersebut juga berharga karena anda dapat menukarnya dengan sejumlah emas.
Setelah standar emas runtuh, uang kertas (uang fiat) tidak lagi didukung lagi dengan komoditas apapun. Sehingga, uang fiat tidak memiliki nilai intrinsik karena kertas untuk membuatnya bernilai jauh lebih kecil daripada nominal yang tertera pada uang kertas. Kita menganggapnya berharga karena pemerintah menjaminnya sebagai alat pembayaran yang sah. Sehingga, semua orang bersedia menerima dan menggunakannya dalam transaksi ekonomi.
Uang fiat mendukung stabilitas perekonomian karena pemerintah mengontrol jumlah uang beredar. Dengan begitu, uang dapat mempertahankan nilainya dari waktu ke waktu.
Tapi, jika pemerintah mencetaknya terlalu banyak, misalnya untuk membayar utang, itu membahayakan stabilitas perekonomian. Peningkatan drastis jumlah uang beredar memunculkan hiperinflasi, di mana daya beli uang terhadap barang dan jasa jatuh dalam waktu yang singkat. Orang menjadi tidak lagi percaya dan enggan untuk memegang uang.
Itulah alasan kenapa, dalam perekonomian modern, fungsi fiskal dan moneter berjalan secara terpisah. Pemerintah nasional menjalankan fungsi fiskal (mengatur pajak, pengeluaran pemerintah dan utang). Sedangkan, fungsi moneter (yang mengatur jumlah uang beredar) di bawah kendali otoritas moneter atau bank sentral.
Fungsi uang fiat
Uang fiat berfungsi dengan baik sebagai uang di dalam perekonomian jika dapat menangani tiga peran penting: alat pembayaran, menyimpan nilai, dan satuan hitung.
- Alat pembayaran (medium of exchange). Anda dapat menggunakannya untuk membayar barang dan jasa tanpa harus menukar barang dengan barang seperti dalam transaksi barter. Anda cukup mengeluarkan uang dari saku anda sebesar harga produk untuk membayar.
- Satuan hitung (unit of account). Anda dapat menggunakan uang untuk menentukan nilai moneter barang, jasa, dan transaksi lainnya. Ketika memproduksi barang, anda dapat menetapkan harga barang sebesar nominal tertentu.
- Penyimpan nilai (store of value). Anda dapat menggunakannya untuk menyimpan kekayaan. Di kemudian hari, anda uang tersebut untuk berbagai transaksi. Singkat cerita, melalui uang, anda dapat mentransfer kekayaan saat ini ke masa depan. Untuk melakukannya, nilai uang harus tetap stabil dari waktu ke waktu.
Ekonom juga menambahkan fungsi tambahan yakni sebagai standar pembayaran yang ditangguhkan (standard of deferred payment). Dalam hal ini, anda dapat menggunakan uang untuk menilai utang. Fungsi ini merupakan hasil langsung dari fungsi penyimpan nilai dan fungsi satuan hitung.
Misalnya, ketika perusahaan menerbitkan surat utang dengan pokok Rp1.000 dengan tenor 5 tahun. Perusahaan menunda pembayaran pokok sampai jatuh tempo. Dan setelah lima tahun, perusahaan akan mengeluarkan Rp1.000 untuk melunasi utangnya.
Fungsi uang fiat di atas berjalan baik jika perekonomian dalam kondisi yang ideal. Publik memiliki cukup kepercayaan pada kemampuan mata uang untuk bertindak sebagai alat pembayaran dan menggunakannya dalam berbagai transaksi. Itu harus didukung oleh kredit penuh dari pemerintah. Bank sentral mencetak dan menjaminnya sebagai tender hukum untuk transaksi ekonomi. Selain itu, bank sentral harus melindunginya dari pemalsuan dan mengelola pasokan uang secara bertanggung jawab.
Ketika mengalami ketidakstabilan ekonomi dan politik, sebuah negara kemungkinan melihat kepercayaan terhadap mata uangnya melemah. Misalnya, ketika hiperinflasi tinggi, orang tidak percaya lagi terhadap mata uang domestik.
Meski masih berfungsi sebagai alat pembayaran dan satuan hitung, namun, uang fiat tidak cukup baik untuk menjalankan fungsi penyimpan nilai. Daya beli uang terhadap barang dan jasa jatuh dalam waktu yang singkat, membuat orang tidak mau memegang uang.
Keuntungan dan kerugian uang fiat
Beberapa keuntungan dari uang fiat adalah:
- Diterima secara luas. Kita dapat menggunakannya tidak hanya untuk transaksi domestik tetapi juga transaksi internasional. Uang fiat diterima secara luas di seluruh dunia untuk membeli hampir semua barang atau jasa. Anda dapat menukarnya dengan mata uang fiat asing ketika berlibur, bepergian atau mengirim uang ke seluruh dunia.
- Lebih praktis. Anda dapat membawa beberapa uang kertas ketika bepergian, yang mana lebih praktis daripada harus mengantongi sejumlah koin emas.
- Lebih banyak pertumbuhan. Uang fiat mempromosikan lebih banyak pertumbuhan dan aktivitas ekonomi. Pemerintah dapat dengan mudah mencetak uang baru dan meningkatkan jumlah uang beredar untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, uang komoditas tidak memiliki keuntungan semacam itu. Misalnya, mencetak lebih banyak koin emas adalah sulit karena cadangan emas yang terbatas dan tidak semua negara memilikinya.
Sedangkan, beberapa kelemahan dari uang fiat adalah:
- Rentan terhadap inflasi. Hiperinflasi, misalnya, menyebabkan kepercayaan terhadap mata uang jatuh. Daya belinya terhadap barang dan jasa jatuh dalam waktu yang singkat.
- Monopoli pasokan. Bank sentral bertindak sebagai pemasok tunggal. Seberapa besar uang baru harus dicetak, itu tergantung pada keputusan diskresi bank sentral. Jika bank sentral terlalu banyak mencetak uang, itu akan mengarah pada hiperinflasi. Jadi, jika bank sentral kehilangan kemampuannya atau menolak untuk terus menjamin nilainya, mata uang fiat tidak akan berharga lagi