Contents
Dalam definisi yang luas, uang kertas (paper money) adalah kertas dengan nilai nominal tertentu yang berfungsi sebagai uang meskipun, kadang-kadang, itu bukan tender legal.
Dalam definisi yang sempit, itu hanya mencakup legal tender dalam bentuk uang kertas. Ini adalah mata uang kertas resmi suatu negara dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi barang dan jasa. Otoritas moneter atau bank sentral mengatur pencetakan dan penawarannya sebagai salah satu instrumen kebijakan moneter.
Sejarah singkat uang kertas
Penggunaan uang kertas berasal dari Tiongkok selama Dinasti Tang, yang memerintah antara 618 dan 907. Dinasti menggunakan mata uang ini untuk waktu yang lama sebelum penggunaannya menyebar ke negara lain.
Pada 1700-an, uang dari kertas mulai berkembang di Eropa. Pada saat itu, bank resmi pemerintah Perancis mulai menerbitkan kertas yang bertindak sebagai uang. Gagasan itu datang dari tukang emas, yang memberi orang tanda terima untuk emas yang mereka simpan. Orang-orang dapat menukar kwitansi dengan emas di kemudian hari.
Keuntungan dan kerugian
Uang dari kertas lebih ekonomis karena menggunakan bahan yang lebih murah daripada logam. Ini juga lebih nyaman dan lebih cepat untuk dicetak daripada koin. Untuk menghasilkan uang dari logam, kita membutuhkan tambang, pabrik peleburan, dan permen. Ini berbeda dari kertas, yang dapat berasal dari bahan seperti linen dan serat dan banyak tersedia di alam.
Selanjutnya, paper money juga tersedia dalam berbagai denominasi. Di Indonesia, ada Rp. 1.000, Rp. 2.000, Rp. 5.000, Rp. 100.000 denominasi. Mareka juga mudah ditransfer.
Kerugian paling signifikan adalah tidak memiliki nilai intrinsik. Dalam arti tertentu, jumlah bahan penghasil uang tidak sepadan dengan nilai nominal uang. Karena alasan ini, pencetakannya menciptakan ketidakstabilan dalam ekonomi. Terlalu banyak uang mengurangi nilainya dan menyebabkan inflasi, dan terlalu sedikit uang meningkatkan nilainya dan mengakibatkan deflasi. Keduanya berbahaya bagi perekonomian jika tidak terkendali.
Nilainya juga rentan terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, uang menjadi tidak berharga.