Contents
Depresiasi garis lurus (straight-line depreciation) adalah metode depresiasi di mana nilai aset tetap disusutkan secara merata selama masa manfaat aset. Contoh aset tetap adalah properti, pabrik, dan peralatan. Istilah garis lurus berasal dari fakta bahwa beban penyusutan tahunan, jika direpresentasikan sebagai grafik garis dari waktu ke waktu, akan menjadi garis lurus.
Depresiasi garis lurus melengkapi beberapa metode depresiasi lainnya seperti saldo menurun dan sum-of-years-digits. Depresiasi garis lurus cocok untuk barang yang lebih murah, seperti furnitur. Kita menghitung penyusutan dari biaya awal dikurangi nilai sisa aset, dibagi dengan taksiran masa manfaat aset.
Rumus dan contoh perhitungan metode depresiasi garis lurus
Melalui metode garis lurus, kita mengalokasikan secara merata beban aset jangka panjang. Metode ini membutuhkan estimasi nilai residu atau nilai sisa dan masa manfaat aset. Nilai residual mengacu pada jumlah yang diterima perusahaan dari penjualan aset pada akhir masa manfaatnya.
Rumus untuk metode depresiasi ini adalah sebagai berikut:
Depresiasi garis lurus = (Harga perolehan – Nilai sisa) / Masa manfaat aset
Misalnya, sebuah mesin dapat menghasilkan output pada tingkat optimum selama 10 tahun. Ini berarti setelah masa manfaat tersebut, mesin tidak dapat berproduksi secara optimum setelah 10 tahun (misalnya karena aus, perlu perawatan ekstra, dsb). Oleh karena itu, biasanya perusahaan akan menjual aset tersebut daripada terus mempertahankannya.
Jadi, jika mesin baru yang dibeli seharga Rp1,2 miliar diperkirakan memiliki masa manfaat sepuluh tahun dan nilai sisa Rp200 juta. Maka dengan metode ini, beban penyusutan tahunan adalah:
Beban depresiasi = (1,200-200)/10 = Rp100 juta.
Kelebihan dan kekurangan
Metode ini memberikan biaya penyusutan yang sama untuk setiap periode selama masa manfaat aset. Dalam beberapa kasus, nilai residu diabaikan.
Ini juga merupakan metode termudah untuk menghitung biaya penyusutan. Kita hanya perlu memperkirakan nilai residu aset dan tahun-tahun kehidupan ekonomi.
Ini adalah metode penyusutan yang paling mudah dan populer dan digunakan oleh banyak perusahaan untuk tujuan pelaporan keuangan. Namun, tidak ada manfaat pajak yang diterima perusahaan. Ini kontras dengan metode depresiasi dipercepat, yang mengakui beban penyusutan yang lebih besar pada tahun awal penggunaan aset. Dengan begitu, dengan metode penyusutan yang dipercepat, perusahaan mendapatkan pengurangan pajak yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal aset.