Belanja modal (capital spending) mengacu pada uang yang dihabiskan untuk membeli aset tetap seperti properti, pabrik, dan peralatan. Aset-aset tersebut memiliki umur yang panjang dan berkontribusi untuk meningkatkan kapasitas produktif bisnis. Atau, dengan kata lain, investasi dalam aset tetap memungkinkan bisnis meningkatkan produksi. Disebut juga belanja modal.
Aset tetap dapat memiliki banyak bentuk. Mereka juga bervariasi antar bisnis dan industri. Contoh belanjamodal adalah uang yang dihabiskan untuk aset tetap berikut:
- Bangunan
- Pabrik
- Peralatan produksi
- Mesin
- Kendaraan bermotor
- Mebel
- Peralatan Kantor
- Komputer
Menghitung pengeluaran modal dari laporan keuangan
Dalam laporan keuangan, uang yang dihabiskan muncul pada laporan arus kas tetapi tidak muncul dalam laporan laba rugi. Karenanya, uang tunai berkurang. Sebagai kebalikan dari akun terkait, aktiva tetap bersih meningkat. Biaya penyusutan akan muncul kemudian saat kita mendepresiasi aset selama masa manfaatnya.
Dari laporan keuangan kita dapat menghitung belanja modal menggunakan rumus berikut:
Belanja modal = Kenaikan bersih dalam aset tetap + Beban penyusutan
Kenaikan bersih aset tetap = Aset tetap pada akhir tahun – Aset tetap pada awal tahun
Bagaimana belanja modal mempengaruhi perekonomian?
Belanja modal meningkatkan pasokan modal fisik dalam sebuah perekonomian. Ini memungkinkan perekonomian tersebut menjadi lebih produktif, efisien, dan kompetitif.
Kita harus ingat bahwa potensi PDB suatu negara akan meningkat hanya jika belanja modal lebih besar dari pada depresiasi. Pengeluaran modal aktual dikurangi penyusutan mengacu pada investasi bersih. Dengan kata lain, potensi PDB akan meningkat hanya jika investasi bersih adalah positif.
Pengeluaran modal selama siklus bisnis
Pengeluaran modal turun tiba-tiba di awal perlambatan ekonomi. Bisnis memotong pesanan untuk peralatan dan teknologi yang memiliki waktu tunggu lebih singkat. Hanya ketika perlambatan ekonomi berlanjut, bisnis benar-benar memotong semua pengeluaran untuk aset tetap.
Kita harus mencatat bahwa belanja modal adalah komponen dalam perhitungan PDB. Dengan demikian, penurunan belanja modal berkontribusi terhadap perlambatan ekonomi.
Pada tahap awal pemulihan ekonomi, pesanan untuk aset tetap mulai meningkat. Meskipun tingkat pemanfaatan kapasitas rendah, bisnis melihat peluang untuk meningkatkan pendapatan. Jadi, mereka mempertimbangkan peningkatan pengeluaran, khususnya untuk perbaikan dan penggantian.
Kemudian, setelah ekonomi berekspansi, kapasitas yang ada tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Jadi, bisnis akan menambah aset tetap. Selama periode ini, pesanan bisnis berfokus pada modal baru seperti peralatan berat dan kompleks, gudang, dan pabrik.