Contents
Perbedaan utama antara pengusaha dengan intrapreneur adalah tentang kepada siapa mereka bertanggung jawab. Pengusaha bekerja untuk mereka sendiri dan bebas karena tidak terikat aturan manapun perusahaan manapun. Mereka juga menghasilkan keuntungan untuk diri mereka sendiri – atau, dalam kasus pengusaha sosial, untuk memberikan dampak sosial.
Sebaliknya, intrapreneurs bekerja dan menjadi karyawan untuk perusahaan. Mereka terikat dengan kebijakan dan aturan di dalam perusahaan. Selain itu, mereka menghasilkan keuntungan bukan untuk diri mereka sendiri tapi untuk perusahaan tempat mereka bekerja.
Kemudian, berbeda dari pengusaha, intrapreneurs menerima kompensasi seperti gaji dan tunjangan. Perusahaan mungkin mempromosikan atau menunjuk mereka untuk memimpin di unit bisnis baru, jika berhasil mereka kembangkan. Sebaliknya, pengusaha memperoleh kompensasi hanya jika bisnis baru yang mereka rintis berhasil.
Meski ada beberapa perbedaan, tapi pengusaha dan intrapreneur juga berbagi kesamaan. Keduanya memiliki jiwa kewirausahaan, bersedia mengambil risiko, dan menginisiasi dan mengembangkan ide dan inovasi. Mereka juga berusaha menghasilkan manfaat dengan memberikan solusi.
Selanjutnya, banyak pengusaha memulai sebagai intrapreneur. Mereka bekerja di perusahaan, mengambil inisiatif untuk mengembangkan bisnis baru, dan memperoleh promosi. Itu semua memberikan pengalaman yang matang sebelum memutuskan untuk meninggalkan perusahaan dan merintis bisnis mereka sendiri.
Tanggung jawab
Perbedaan antara pengusaha dengan intrapreneur adalah kepada siapa mereka bertanggung jawab. Intrapreneur bekerja sebagai karyawan perusahaan. Jadi, mereka harus mempertanggungjawabkan inisiatif mereka kepada perusahaan tempat mereka bekerja. Karena alasan tersebut, mereka memiliki otonomi yang lebih sedikit daripada pengusaha karena terikat dengan aturan dan kebijakan di perusahaan.
Sebaliknya, pengusaha memiliki kebebasan penuh untuk memulai bisnis baru. Mereka di luar organisasi dan karena itu independen. Mereka bertanggung jawab kepada pribadi mereka bukan kepada perusahaan. Jadi, dengan kata lain, mereka menjadi bos bagi diri sendiri dan mandiri dalam mengambil keputusan.
Tujuan dan manfaat
Intrapreneur bertujuan untuk mendorong perusahaan tempat mereka bekerja tetap kompetitif dan tumbuh. Mereka bekerja demi kepentingan terbaik pemegang saham. Misalnya, dengan menginisiasi bisnis baru, perusahaan bisa mendiversifikasi atau membuhkan pendapatan.
Dalam kasus lain, inovasi intrapreneur menciptakan nilai bagi perusahaan meski tidak menghasilkan aliran pendapatan baru. Misalnya, mereka membuat proses bisnis menjadi lebih efisien dan efektif. Sehingga, perusahaan bisa menurunkan biaya dan menciptakan nilai lebih banyak ke pelanggan yang ada, memungkinkan mereka bersedia membayar harga premium. Inisiatif semacam itu pada akhirnya membantu perusahaan mempertahankan keunggulan kompetitif.
Sementara itu, pengusaha bertujuan untuk membawa sesuatu yang baru ke pasar. Mereka mengembangkan produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Beberapa berusaha untuk memaksimalkan keuntungan. Yang lain berusaha menyeimbangkan tiga tujuan: laba, sosial dan lingkungan – seperti dalam kasus pengusaha sosial.
Motif
Motif menjadi perbedaan berikutnya antara pengusaha dengan intrapreneur. Intraprenuer termotivasi untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Itu bisa untuk menciptakan nilai bagi perusahaan tempat mereka bekerja atau untuk menghasilkan aliran pendapatan baru.
Sehingga, jika berhasil, itu meningkatkan atau mendiversifikasi yang sudah ada. Atau, itu untuk mendorong perubahan pada proses bisnis dan cara perusahaan beroperasi menuju keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.
Sementara itu, ada beberapa motif pengusaha mendirikan usaha baru. Mendapatkan keuntungan dan lebih banyak uang adalah yang biasanya dikutip. Beberapa pengusaha juga menjalankan bisnis karena ingin menguangkan hobi atau keterampilan mereka. Sehingga, mereka bisa membiayai kehidupan dan gaya hidup mereka tanpa harus bekerja di perusahaan. Yang lain mungkin ingin mandiri dan menjadi bos bagi diri sendiri.
Selanjutnya, untuk pengusaha sosial, motif mereka adalah memberi dampak positif bagi sosial dan lingkungan. Mereka mungkin berorientasi laba, tapi itu tidak untuk memaksimalkan kekayaan mereka tapi untuk kesejahteran sosial. Misalnya, mereka mendistribusikan kembali keuntungan untuk program sosial seperti mendirikan sarana pendidikan dan kesehatan.
Jenis inovasi
Ide intrapreneur mungkin tidak harus selalu mengarah para produk baru atau bisnis baru. Mereka bisa jadi mengembangkan inovasi proses untuk membantu memecahkan masalah internal perusahaan. Itu mungkin tidak menghasilkan pendapatan baru bagi perusahaan, tapi itu menciptakan nilai bagi perusahaan.
Sebaliknya, ide pengusaha selalu mengarah pada barang dan jasa. Mereka menciptakan nilai dengan memproses input menjadi barang dan jasa yang bernilai lebih tinggi. Kemudian mereka menjualnya ke konsumen untuk memuaskan kebutuhan mereka.
Risiko
Intrapreneur menanggung resiko minimal jika inisiatif mereka gagal. Sebaliknya, sebagian besar risiko ditanggung oleh perusahaan. Mereka mungkin kehilangan karir. Atau, perusahan menunda promosi mereka tapi masih tetap membayar gaji mereka.
Sebaliknya, pengusaha menanggung semua risiko yang terlibat dalam menjalankan usaha. Misalnya, jika bisnis mereka gagal, mereka harus kehilangan uang yang mereka investasikan di bisnis. Selanjutnya, jika mereka beroperasi di bawah perusahaan perseorangan, mereka mungkin juga harus kehilangan aset pribadi untuk melunasi utang bisnis.
Kompensasi
Kompensasi adalah aspek pembeda lainnya antara pengusaha dengan intrapreneur. Sebagai karyawan, intrapreneur gaji dan tunjangan. Mereka mungkin kehilangan karir ketika inisiatif mereka gagal. Sebaliknya, jika ide bisnis mereka berhasil, mereka bisa mendapatkan promosi atau, berkesempatan untuk memimpin di bisnis baru.
Sebaliknya, pengusaha tidak akan menerima kompensasi sampai bisnis mereka berhasil menghasilkan uang. Tidak ada pendapatan rutin sebagaimana gaji yang diterima oleh intrapreneur. Tapi, jika bisnis berhasil, semua keuntungan bisnis adalah milik mereka ketika beroperasi di bawah perusahaan perseorangan.
Aturan
Intrapreneur terikat dengan aturan dan kebijakan perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka bisa jadi mendapat wewenang dan beberapa otonomi untuk mengembangkan ide. Tapi, mereka tidak sefleksibel pengusaha.
Sementara itu, pengusaha adalah independen dan tidak terikat aturan dan kebijakan organisasi. Mereka fleksibel dalam mengkomersialisasikan ide dan membuat keputusan.
Modal
Entrepreneur seringkali menggunakan uang di kantong sendiri sebagai modal untuk membiayai bisnis. Mereka mempertaruhkannya dan berharap mendapatkan pengembalian melalui keuntungan bisnis.
Beberapa pengusaha lain mungkin mengkombinasikan uang sendiri dengan kontribusi dari rekan atau keluarga mereka. Yang lain mungkin mengumpulkannya melalui crowdfunding atau mengajukan proposal ke investor – seperti investor malaikat dan perusahaan modal ventura – agar bersedia menanamkan uangnya di perusahaan.
Singkat cerita, pengusaha bebas menentukan darimana mereka membiayai bisnis. Tapi, itu juga menjadi tantangan, terutama jika mengandalkan modal dari pihak luar. Mereka harus harus bisa meyakinkan penyandang dana. Dan, itu bisa sulit untuk pengusaha baru.
Sebaliknya, intrapreneur tidak mempertaruhkan uang mereka sendiri. Perusahaan mereka menyediakan modal untuk merealisasikan inisiatif mereka.
Sumber daya
Dukungan perusahaan kepada intrapreneur tidak hanya pada modal. Tapi, itu juga mencakup sumber daya pendukung lainya. Perusahaan melengkapi dan memfasilitasi keperluan mereka, termasuk tim, bahan dan peralatan pendukung. Dan, itu gratis tanpa mereka harus membayar.
Sebaliknya, pengusaha harus mengumpulkan sumber daya terkait dan mengorganisasikan mereka. Mereka menggunakan modal yang mereka kumpulkan untuk membayar pemasok sumber daya tersebut, seperti gaji pegawai, sewa peralatan dan biaya bahan baku. Mereka juga harus hati-hati mengeluarkan uang. Sehingga, modal mereka adalah cukup sampai bisnis benar-benar menghasilkan pendapatan dan keuntungan.
Pelanggan
Pengusaha menjual barang atau menyediakan jasa ke konsumen, yang mana adalah pihak eksternal. Kemudian, mereka menagih pembayaran sebagai pendapatan mereka.
Sebaliknya, pelanggan intrapreneur bisa eksternal atau internal, tergantung pada ide apa yang mereka inisiasi. Produk baru mungkin untuk dijual untuk menghasilkan pendapatan. Atau, itu mungkin untuk konsumsi internal sebagai input bisnis. Sementara itu, inovasi proses selalu mengarah pada melayani pelanggan internal.