Contents
Apa itu: Kas (cash) adalah uang dalam bentuk uang kertas atau koin. Dalam akuntansi, contoh lain kas adalah cek, wesel, dan giro.
Kas adalah aset paling likuid perusahaan dan vital bagi likuiditas perusahaan. Perusahan dapat segera menggunakannya untuk membayar pemasok, kreditur atau membeli peralatan modal.
Bagaimana menyajikan kas dalam laporan keuangan
Perusahaan menyajikan kas dalam aset lancar. Anda dapat melihatnya di bagian paling atas jika perusahaan melaporkan neraca berdasarkan urutan likuiditas. Dan, perusahaan biasanya menggabungkannya dengan akun setara kas (cash equivalents). Jadi, akun yang anda lihat mungkin adalah kas dan setara kas.
Setara kas sangat likuid. Mereka adalah instrumen keuangan dengan masa jatuh tempo kurang dari 3 bulan dan memiliki risiko harga minimal. Dengan kata lain, perusahaan dapat menggunakannya segera tanpa kehilangan nilai pada saat pencairan.
Perusahaan memilih setara kas untuk memenuhi dua tujuan. Pertama, perusahaan dapat segera menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek. Kedua, perusahaan memperoleh pengembalian. Itu lebih masuk akal daripada memegang uang kertas (kas) tanpa memperoleh pengembalian.
Apa saja sumber kas masuk dan kas keluar
Sumber pemasukan dan pengeluaran kas terbagi menjadi tiga kategori:
- Kas dari aktivitas operasi – terkait dengan operasi perusahaan sehari-hari, misalnya kas masuk dari penjualan barang, translasi nilai tukar, pembayaran ke pemasok, dan pembayaran gaji.
- Kas dari aktivitas investasi – mencakup transaksi pembelian aset tetap dan investasi jangka panjang perusahaan. Contohnya adalah pembelian mesin baru dan penjualan kendaraan logistik.
- Kas dari aktivitas pembiayaan – terkait dengan pengumpulan dan pembayaran ke penyedia modal seperti penerbitan obligasi/saham, pembayaran dividen, dan pelunasan utang.
Anda dapat melihat rincian ketiganya pada bagian laporan arus kas.
Apa keuntungan dan kerugian memegang kas
Analis senang perusahaan memiliki kas yang besar. Ada ungkapan “Kas adalah Raja”.
Kas sangat likuid sehingga perusahaan dapat menggunakannya seketika membutuhkan. Itu menjadi signifikan jika perusahaan memiliki utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Tanpa kas yang cukup, perusahaan kesulitan likuiditas.
Kas yang besar menjadi penyangga pada masa sulit. Ketika pendapatan turun sementara atau tertunda, perusahaan masih memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi liabilitas jangka pendeknya.
Memiliki posisi kas yang besar juga menguntungkan ketika peluang pasar muncul. Perusahaan dapat segera mengeksploitasinya.
Kas tidak memiliki risiko harga sebagaimana surat berharga lainnya. Efek ekuitas dan utang bisa turun nilainya ketika memegangnya untuk beberapa waktu.
Tapi, analis juga tidak senang perusahaan memiliki terlalu banyak kas.
Memegang kas memiliki biaya peluang. Perusahan tidak dapat menghasilkan lebih banyak uang dengan hanya memegang uang kertas di tangan. Perusahaan seharusnya dapat menginvestasikan di berbagai kelas aset seperti ekuitas, surat utang, atau real estate. Dengan begitu, mereka mendapatkan pengembalian (tapi juga mungkin kerugian).
Kas juga memiliki eksposur yang lebih tinggi terhadap risiko inflasi. Jika inflasi melambung, uang yang perusahaan pegang sekarang kurang bernilai daripada sebelumnya. Dengan nominal uang yang sama, mereka hanya dapat membeli lebih sedikit barang daripada sebelumnya. Untuk mengkompensasi penurunan daya beli, perusahaan dapat menempatkannya ke instrumen yang aman seperti obligasi pemerintah.