Contents
Adanya substitusi mempengaruhi elastisitas karena memberikan alternatif pilihan dalam mengkonsumsi produk atau jasa.
Jika produk pengganti tersedia, konsumen cenderung beralih ke produk alternatif ini ketika harga suatu produk atau jasa naik. Tentu saja, dengan beralih, mereka mendapatkan harga yang lebih rendah. Permintaan produk tidak elastis ketika tidak ada pengganti atau sedikit tersedia. Sebaliknya, ketika ada banyak substitusi yang tersedia, permintaannya elastis.
Definisi produk substitusi dan elastisitas
Produk substitusi adalah produk alternatif yang memberikan kepuasan serupa. Ingat, dalam ilmu ekonomi, istilah lain untuk kepuasan produk adalah utilitas. Ketika produk alternatif menawarkan utilitas yang sama, kita mengatakan mereka adalah substitusi sempurna. Ketika tidak sama, mereka adalah substitusi tidak sempurna atau substitusi dekat.
Pengganti sempurna ada di pasar persaingan sempurna. Ketersediaannya di pasar membuat produsen hanya sebagai price taker. Begitu mereka menaikkan harga di atas harga pasar, konsumen akan beralih dan meminta produk pengganti.
Seberapa responsif permintaan ketika harga suatu produk berubah, itulah yang kita sebut elastisitas harga sendiri dari permintaan. Kita mengukurnya dengan membagi persentase perubahan jumlah permintaan suatu barang dengan persentase perubahan harganya.
Mengapa substitusi mempengaruhi elastisitas?
Dalam ilmu ekonomi, para ekonom menganggap konsumen sebagai makhluk rasional. Ketika dihadapkan pada dua item dengan utilitas serupa, mereka akan memilih yang termurah.
Karena produk pengganti menawarkan utilitas yang serupa, mereka akan memilihnya ketika harga suatu barang naik. Dengan demikian, ketersediaan barang substitusi mempengaruhi elastisitas permintaan barang atau jasa.
Permintaan barang atau jasa dengan banyak substitusi elastis karena konsumen memiliki banyak pilihan. Artinya, ketika harga suatu barang naik sedikit, konsumen akan beralih ke barang penggantinya.
Pertimbangkan dua produk sabun dengan merek berbeda. Keduanya menawarkan kualitas yang sama. Penurunan harga pada satu merek mendorong Anda untuk membelinya. Sebaliknya, kenaikan harga mendorong Anda untuk membeli merek alternatif.
Begitu juga dengan Pepsi dan Coca Cola. Kenaikan harga Coca Cola mendorong Anda untuk memilih Pepsi, dan efek sebaliknya berlaku ketika harga Coca Cola turun.
Lebih jauh lagi, ketika ada sedikit atau tidak ada pengganti yang baik untuk suatu barang, permintaan bersifat inelastis. Konsumen akan tetap membeli produk walaupun harga naik karena tidak ada alternatif lain.
Pertimbangkan obat kanker yang Anda minum saat Anda menjalani perawatan. Jika dua pil per hari membuat Anda tetap hidup, Anda tidak mungkin mengurangi pembelian bahkan jika harganya naik. Juga, Anda tidak akan meningkatkan pembelian bahkan jika harga turun.
Apakah hanya harga produk substitusi yang mempengaruhi permintaan konsumen?
Tidak, faktor penentu lainnya adalah biaya peralihan. Yaitu biaya yang ditanggung konsumen (seperti biaya transportasi dan waktu) untuk mendapatkan produk pengganti.