Contents
Apa itu: Boomlet merujuk pada periode singkat pertumbuhan cepat dalam kegiatan ekonomi. Output meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan. Selain itu, rumah tangga melihat prospek keuangan mereka yang menguat karena lapangan kerja meningkat dan pinjaman yang murah.
Boomlet ekonomi mungkin disebabkan oleh kebijakan ekonomi agresif yang melibatkan pelonggaran moneter dan fiskal secara simultan. Kondisi seperti pandemi Covid-19 yang menyebabkan perekonomian terpuruk mengharuskan pemerintah memberikan paket stimulus secara masif untuk menyelamatkan perekonomian dan mendorong pertumbuhan.
Faktor penyebab boomlet ekonomi
Boomlet ekonomi disebabkan oleh pelonggaran kebijakan ekonomi agresif. Stimulus ekonomi mendorong peningkatan permintaan agregat dalam waktu singkat. Situasi ini kemudian mendorong bisnis untuk meningkatkan produksi dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Rumah tangga melihat prospek pendapatan mereka membaik karena perbaikan di pasar tenaga kerja. Mereka kemudian meningkatkan konsumsi, menghasilkan lebih banyak permintaan terhadap barang dan jasa. Situasi ini akhirnya membawa pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi.
Pelonggaran kebijakan ekonomi bisa jadi adalah pelonggaran moneter atau pelonggaran fiskal. Atau, itu mengkombinasikan keduanya – sehingga memberikan efek yang signifikan terhadap perekonomian.
Pelonggaran moneter bisa melalui stance yang agresif dalam:
- Pemangkasan suku bunga
- Pelonggaran kuantitatif
- Pemangkasan rasio cadangan wajib
Sementara itu, pelonggaran fiskal bisa melalui:
- Peningkatan belanja pemerintah
- Pemangkasan pajak
Bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi? Mari kita bahas satu per satu.
Pemangkasan suku bunga
Bank sentral menurunkan suku bunga kebijakan untuk merangsang aktivitas ekonomi. Pemangkasan suku bunga menurunkan biaya pinjaman, mendorong rumah tangga dan bisnis untuk mengajukan pinjaman karena lebih murah daripada sebelumnya.
Rumah tangga menggunakannya untuk membeli barang yang dibiayai melalui pinjaman seperti otomotif dan perabotan rumah tangga. Karena pinjaman murah tersedia lebih banyak, kita mengharapkan mereka akan memanfaatkan kesempatan tersebut mengajukan pinjaman baru.
Sementara itu, bisnis mengajukan pinjaman untuk meningkatkan modal kerja untuk mendorong produksi ke tingkat yang lebih optimal. Mereka mulai meningkatkan produksinya dalam menanggapi permintaan yang mulai tumbuh. Mereka membeli bahan baku untuk mengisi kembali persediaan dan membeli peralatan ringan untuk meningkatkan produksi mendekati kapasitas penuh.
Jika prospek permintaan rumah tangga terus kuat, bisnis akan mulai berinvestasi di peralatan berat seperti mesin. Mereka bisa berinvestasi pada biaya yang lebih rendah karena penurunan suku bunga.
Peningkatan pengeluaran oleh rumah tangga dan investasi bisnis akhirnya meningkatkan permintaan agregat. Sebagai hasilnya, perekonomian tumbuh lebih tinggi karena bisnis meningkatkan output mereka untuk memenuhi permintaan.
Di sisi lain, pemangkasan suku bunga juga mempengaruhi kekayaan rumah tangga, yang mana pada akhirnya mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Penurunan suku bunga rendah akan mendorong naik harga obligasi (yield turun), meningkatkan kekayaan mereka.
Pelonggaran kuantitatif
Bank sentral membeli surat berharga pemerintah melalui operasi pasar terbuka. Ketika pembelian dilakukan dalam skala besar, kita menyebutnya pelonggaran kuantitatif. Operasi pasar terbuka normalnya dilakukan dengan bank komersial sebagai pihak lawan.
Karena bank sentral membeli surat berharga pemerintah, uang berpindah tangan dari bank sentral ke bank komersial. Sekarang, bank memiliki lebih banyak uang untuk dipinjamkan. Sebagai hasilnya, uang tersebut bersirkulasi masuk ke perekonomian melalui pinjaman.
Kemudian, setiap dolar yang dipinjamkan akan melipatgandakan jumlah uang beredar melalui efek pengganda uang. Sebagai hasilnya, lebih banyak uang dan pinjaman tersedia di dalam perekonomian. Selain itu, suku bunga juga turun (biaya meminjam uang) karena pasokan uang meningkat.
Pemangkasan rasio cadangan wajib
Bank komersial tidak menggunakan seluruh simpanan yang mereka terima sebagai pinjaman. Melainkan, sebagian harus disimpan sebagai cadangan sesuai dengan kebijakan bank sentral. Berapa yang disimpan sebagai cadangan itulah yang kita sebut sebagai persyaratan cadangan atau giro wajib minimum, biasanya dinyatakan sebagai persentase.
Misalnya, banks sentral menurunkan rasio cadangan wajib dari 10% menjadi 5%. Katakanlah, sebuah bank mengumpulkan USD100 simpanan. Dengan rasio terbaru, bank tersebut harus menahan USD5 ( USD100 x 5%). Nominal tersebut lebih rendah daripada sebelumnya USD10 ( USD100 x 10% ). Bank tersebut bisa menggunakan sisanya, USD95, sebagai pinjaman.
Sebagai hasilnya, penurunan rasio akan membuat bank memegang lebih banyak uang untuk setiap simpanan yang diterima. Uang tersebut akan bersirkulasi ke dalam perekonomian. Dan lagi-lagi, setiap USD95 yang dipinjamkan akan berlipat ganda melalui efek pengganda uang.
Peningkatan belanja pemerintah
Peningkatan pengeluaran pemerintah berdampak langsung terhadap permintaan agregat. Itu dapat menciptakan multiplier effect di dalam perekonomian.
Misalnya, pemerintah mengalokasikan lebih banyak belanja infrastruktur untuk membangun jalan. Peningkatan belanja tersebut tidak hanya menciptakan permintaan barang dan jasa secara langsung seperti untuk bahan konstruksi. Tapi, itu juga menciptakan pekerjaan dan pendapatan bagi rumah tangga.
Peningkatan permintaan barang dan jasa berkontribusi langsung pada peningkatan permintaan agregat. Sementara itu, penciptaan pekerjaan dan pendapatan juga akan mendorong rumah tangga untuk meningkatkan konsumsi. Sebagai hasilnya, itu bisa menghasilkan efek pengganda yang kuat – selama ada kapasitas cadangan di dalam perekonomian.
Pemangkasan pajak
Pemangkasan pajak berdampak pada permintaan agregat melalui dampaknya terhadap pengeluaran rumah tangga dan investasi bisnis. Pajak yang lebih rendah membuat bisnis memiliki lebih banyak keuntungan untuk disimpan sebagai modal internal (laba ditahan).
Demikian juga, pemangkasan pajak juga membuat rumah tangga memiliki lebih banyak uang karena mereka membayar lebih sedikit kepada otoritas pajak. Pajak yang lebih rendah meningkatkan pendapatan disposabel mereka, yang mana dapat dialokasikan untuk konsumsi atau tabungan.
Seberapa signifikan pemangkasan pajak berdampak pada permintaan agregat tergantung pada uang yang dialokasikan ke konsumsi. Jika rumah tangga cenderung menghabiskannya untuk konsumsi, dampaknya terhadap permintaan agregat semakin besar. Oleh karena itu, itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Ketika rumah tangga meningkatkan konsumsi mereka, permintaan barang dan jasa meningkat. Bisnis kemudian meresponnya dengan meningkatkan output untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan. Modal internal, misalnya untuk investasi, juga tumbuh lebih kuat karena bisnis mengeluarkan lebih sedikit untuk pajak.
Pertumbuhan boomlet paska pandemi Covid-19
Bagaimana dunia kembali pulih paska pandemi Covid-19 adalah contoh bagus untuk menggambarkan boomlet ekonomi. Pandemi telah mengkontraksi pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan Zona Euro. Perekonomian mereka jatuh ke dalam palung pada 2Q2020, memaksa pemerintah untuk mengintervensi dengan meluncurkan stimulus.
Di Eropa, pemimpin Uni eropa menyepakati paket pemulihan Next Generation EU (NGEU) untuk menyediakan pengeluaran tambahan sebesar EUR750 miliar secara total. Sementara itu, dari sisi fiskal, Bank Sentral Eropa (ECB) telah memutuskan untuk memberikan dukungan kebijakan moneter melalui pembelian aset tambahan sebesar EUR120 miliar hingga akhir 2020 (pelonggaran kuantitatif).
Di Amerika Serikat, Presiden Biden menandatangani American Rescue Plan untuk memberikan bantuan virus corona dengan perkiraan biaya USD1.844 miliar. Itu adalah putaran lain paket stimulus untuk mengatasi pandemi.
Sebelumnya, pemerintahan Trump menandatangani USD868 miliar sebagai bagian dari Consolidated Appropriations Act of 2021. Selain itu, ada USUSD483 miliar Paycheck Protection Program and Health Care Enhancement Act. Sementara itu, Coronavirus Aid, Relief and Economy Security Act (“CARES Act”) menelan biaya hingga USD 2.3 trillion (around 11% of GDP).
Selain itu, the Fed juga telah menurunkan suku bunga acuan hingga 150 basis poin pada bulan Maret menjadi 0-0,25%. Penurunan suku bunga tersebut menyertai program pelonggaran kuantitatif, di mana ada lonjakan dari USD4,31 triliun pada 11 Maret 2020 menjadi USD7,17 triliun pada 3 Juni 2020.
Paket stimulus tersebut telah menyelamatkan perekonomian. Amerika Serikat melihat pertumbuhan ekonominya naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan sebelum pandemi sejak krisis keuangan 2008-2009.