Contents
Memaksimalkan keuntungan, pertumbuhan, bertahan hidup dan pangsa pasar adalah diantara contoh umum objektif bisnis. Mana yang dipilih bisa bervariasi antar bisnis. Beberapa bisnis mungkin mengejar keuntungan maksimal dengan mengoptimalkan penjualan pada biaya yang minimal. Sebaliknya, yang lain mungkin mengejar pangsa pasar untuk menjadi pemimpin di pasar mereka.
Katakanlah, sebuah perusahaan menetapkan pangsa pasar sebagai objektif utama mereka. Itu mengharuskan perusahaan menghasilkan penjualan yang kuat, lebih tinggi daripada rata-rata pesaing. Pangsa pasar yang lebih tinggi pada akhirnya mengarah pada keuntungan yang lebih tinggi. Pemimpin pasar menghasilkan lebih banyak dolar daripada pesaing. Selain itu, perusahaan juga bisa menurunkan biaya melalui skala ekonomi yang lebih tinggi.
Beberapa perusahaan lain mungkin menjadikan bertahan hidup sebagai objektif. Mereka mungkin masih muda sehingga belum memiliki posisi pasar yang mantap. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk terus mempertahankan penjualan di tengah tekanan oleh perusahaan lain yang telah mapan. Selain itu, ketika perusahaan beroperasi dalam lingkungan hiperkompetitif, bertahan hidup mungkin juga menjadi objektif mereka.
Mengapa objektif bisnis penting?
Objektif bisnis penting bagi perusahaan karena beberapa alasan. Pertama, objektif memberi perusahaan arah untuk dituju dan dicapai di masa depan. Itu memungkinkan semua orang untuk bersinergi untuk mencapainya.
Kedua, tujuan menjadi dasar untuk merancang strategi dan taktik. Sehingga, dengan tujuan yang jelas, manajer bisa merancang strategi terkait. Sebaliknya, tanpa objektif yang ditetapkan, mereka mungkin mengejar strategi tanpa arah dan acak.
Ketiga, objektif juga bisa menjadi motivasi. Manajer puncak mungkin tidak dapat membuat setiap keputusan. Sehingga mereka memberi wewenang kepada manajer di bawah mereka untuk membuat keputusan tingkat menengah. Dan ketika mereka memahami tentang objektif keseluruhan, mereka dapat merasa percaya diri dalam membuat keputusan untuk berkontribusi terhadap pencapaian objektif yang ditetapkan.
Keempat, objektif membantu manajemen untuk memobilisasi sumber daya secara efektif. Manajemen merancang strategi untuk mencapai objektif yang ditetapkan. Termasuk di dalamnya adalah memetakan dan membuat rencana untuk mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan. Akhirnya, objektif menjadi sarana untuk memobilisasi sumber daya dan energi bisnis untuk menciptakan masa depan.
Apa saja contoh objektif bisnis yang umum?
Objektif bisnis kadang disamakan dengan objektif perusahaan. Mereka tidak menjadi target untuk satu fungsi bisnis. Melainkan, mereka menjadi target untuk organisasi secara keseluruhan.
Ada beberapa contoh objektif bisnis. Mereka termasuk:
- Keuntungan
- Pangsa pasar
- Bertahan hidup
- Arus kas
- Bertahan hidup
- Nilai pemegang saham
- Kepuasan pelanggan
- Etika dan sosial
Keuntungan
Memaksimalkan keuntungan adalah tujuan yang mudah diukur. Itu tercapai ketika bisnis memiliki lebih banyak pendapatan daripada biaya dan selisih keduanya adalah tertinggi. Dengan kata lain, perusahaan menghasilkan pendapatan yang maksimal pada biaya yang minimal.
Selain mudah untuk diukur, memaksimalkan keuntungan merupakan tujuan utama bagi sebagian besar perusahaan swasta. Mereka berorientasi pada keuntungan sehingga berusaha untuk mengejar keuntungan setinggi mungkin. Umumnya, mereka akan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan setelah mencapai titik impas.
Bagaimana perusahaan memaksimalkan keuntungan? Mereka harus menemukan keseimbangan yang tepat antara harga jual, volume penjualan, dan biaya operasi mereka untuk mencapai keuntungan. Ambil perusahaan dengan strategi kepemimpinan biaya sebagai contoh. Perusahaan tersebut menjual produk pada harga rata-rata namun beroperasi dengan lebih efisien dibandingkan dengan pesaing.
Perusahaan dengan strategi kepemimpinan biaya memiliki margin per unit yang relatif rendah. Sehingga, untuk memaksimalkan keuntungan, mereka berusaha untuk mengejar volume penjualan yang maksimal secepat mungkin. Dengan begitu, mereka bisa menurunkan biaya melalui skala ekonomi yang lebih tinggi. Jika berhasil, margin mereka mulai meningkat karena biaya operasi menurun sementara harga jual relatif tidak berubah.
Mengapa laba penting bagi bisnis? Laba mengindikasikan seberapa banyak uang yang dihasilkan oleh perusahaan. Itu esensial untuk kesehatan jangka panjang. Tanpa beroperasi secara untung, perusahaan akan gulung tikar karena tidak mampu membayar biaya.
Selain itu, laba juga menjadi modal internal. Ketika menghasilkan laba, perusahaan menyimpannya sebagai laba ditahan dan menjadi modal ekuitas. Dan selain menjadi bantalan ketika masa sulit, modal tersebut juga bisa dialokasikan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Kemudian, keuntungan yang tinggi juga memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan modal eksternal dengan lebih mudah. Misalnya, kreditur berminat untuk meminjamkan uang ke perusahaan yang menguntungkan karena melihat mereka memiliki kemampuan bayar yang tinggi. Sebaliknya, jika mereka memberikan pinjaman kepada perusahaan yang kurang mentungunkan, mereka hanya bersedia jika membebankan bunga yang tinggi untuk mengkompensasi risiko kredit yang lebih tinggi.
Pertumbuhan
Pertumbuhan bisa melibatkan beberapa ukuran, termasuk total aset, pendapatan atau jumlah pelanggan. Beberapa mungkin juga merujuk itu pada volume produksi atau jumlah karyawan.
Objektif bisnis ini umum untuk perusahaan kecil dan menengah. Mereka memiliki ukuran pasar yang relatif kecil. Dan mereka berusaha untuk menumbuhkan bisnis mereka, setidaknya melebihi pertumbuhan pasar. Jika mereka sukses melakukannya, posisi dan pangsa pasar mereka meningkat.
Objektif pertumbuhan penting karena beberapa alasan. Pertama, pertumbuhan memungkinkan perusahaan memiliki daya tawar yang lebih kuat terhadap pemangku kepentingan, terutama pemasok dan pelanggan.
Kedua, pertumbuhan bisa mendatangkan lebih banyak keuntungan – meski tidak selalu. Misalnya, dengan menumbuhkan penjualan, perusahaan dapat mencapai skala ekonomi yang lebih tinggi. Sehingga, mereka bisa menurunkan biaya dengan menyebarkan lebih banyak biaya tetap ke lebih banyak output.
Ambil kasus dalam pembelian input. Ketika penjualan meningkat, perusahan membutuhkan lebih banyak input. Dengan ukuran pembelian yang lebih besar, perusahaan tersebut dapat menegosiasikan diskon ke pemasok. Sebagai hasilnya, mereka mendapatkan biaya per unit yang lebih rendah untuk input yang mereka beli.
Kemudian, untuk menumbuhkan bisnis, perusahaan-perusahaan bisa menempuh dengan beberapa cara. Kita bisa melihat kembali matrik Ansoff jika mengaitkannya dengan pasar dan produk. Misalnya, mereka mungkin menempuh strategi penetrasi pasar dengan membelanjakan lebih banyak promosi. Atau, mereka mengembangkan produk baru dan dijual ke pasar saat ini. Atau, mengembangkan pasar baru adalah alternatif lainnya, misalnya dengan berekspansi ke pasar luar negeri.
Arus kas
Arus kas adalah esensial bagi perusahaan kecil. Mereka harus bisa menghasilkan arus kas positif agar bisa mempertahankan bisnis mereka. Maksudnya, uang masuk yang mereka terima harus lebih besar dari uang yang mereka keluarkan. Kegagalan melakukannya bisa mengarahkan mereka kepada kebangkrutan.
Selain itu, arus kas seringkali juga menjadi pertimbangan untuk beberapa perusahaan besar. Mereka biasanya mengandalkan metode akrual untuk pelaporan keuangan di mana dI bawah metode tersebut, kas tidak akan sama dengan profit. Dan tidak seperti laba, arus kas memberikan gambaran aktual tentang berapa banyak uang yang mereka hasilkan. Karena alasan ini, mereka mungkin lebih melihat kas daripada laba.
Bertahan hidup
Kelangsungan hidup adalah objektif bisnis yang paling mendasar. Itu terkait erat dengan arus kas. Perusahaan harus mengejar untuk menghasilkan arus kas positif untuk bertahan hidup di industri.
Sebaliknya, jika perusahaan membukukan arus kas negatif, mereka menghabiskan lebih banyak uang daripada yang mereka hasilkan. Mereka mungkin bisa bertahan untuk beberapa waktu dengan mengandalkan modal internal atau eksternal. Tapi, jika berlangsung lama, arus kas negatif bisa mengarahkan mereka kepada kegagalan.
Kelangsungan hidup adalah kunci untuk bisnis baru. Kelangsungan hidup mereka akan bergantung pada menjaga arus kas cukup tinggi. Mereka berusaha mengembangkan bisnis dan bertahan dari serangan persaingan.
Selain itu, kelangsungan hidup juga menjadi objektif bisnis yang umum di masa sulit, misalnya selama resesi. Resesi membuat penjualan menurun karena permintaan konsumen jatuh. Selain itu, persaingan menjadi semakin intens karena pertumbuhan pasar menurun.
Kemudian, objektif ini juga umum untuk perusahan di lingkungan hiperkompetitif di mana persaingan begitu intens dan keunggulan kompetitif bisa dalam sekejap lenyap.
Sosial dan etika
Tujuan sosial dan etika menjadi semakin penting akhir-akhir ini di tengah meningkatnya perhatian terhadap lingkungan dan tata kelola perusahaan yang baik. Perusahaan menekankan operasi mereka pada tiga aspek secara seimbang: profit, people dan planet.
Objektif sosial dan etika terimplementasi dalam beberapa aspek. Misalnya, perusahaan hanya menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Atau, mereka menekankan non-emisi dalam operasi mereka dengan menggunakan energi ramah lingkungan. Atau, mereka menggunakan kemasan biodegradable untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Singkat cerita, objektif sosial dan etika membutuhkan perusahaan untuk memastikan bisnis mereka tidak menimbulkan kerusakan lingkungan atau manusia.
Pangsa pasar
Pangsa pasar menggambarkan seberapa besar posisi pasar sebuah perusahaan dibandingkan dengan pesaing. Jika kita menggunakan penjualan sebagai ukuran, kita menghitungnya dengan membagi penjualan perusahaan dengan total penjualan di pasar (seluruh pemain).
Misalnya, sebuah perusahaan menetapkan pangsa pasarnya meningkat 5% dalam dua tahun. Itu membutuhkan perusahaan tersebut untuk tumbuh lebih tinggi daripada pertumbuhan pasar. Dengan kata lain, penjualan perusahaan harus meningkat lebih tinggi daripada total penjualan di pasar.
Objektif pangsa pasar mungkin melengkapi objektif pertumbuhan karena pangsa pasar akan meningkat jika pertumbuhan perusahaan lebih tinggi daripada pertumbuhan pasar.
Kemudian, ada beberapa cara untuk meningkatkan pangsa pasar. Perusahaan mungkin meningkatkan promosi untuk menarik lebih banyak pelanggan baru dan mendorong pelanggan yang ada meningkatkan pembelian berulang. Selain itu, perusahaan mungkin meluncurkan produk baru ke pasar yang ada saat ini.
Nilai pemegang saham
Pemegang saham mengharapkan pengembalian yang lebih tinggi untuk uang yang mereka investasikan di perusahaan. Dan pengembalian kepada mereka berasal dari dua sumber: capital gain dan dividen. Mereka memperoleh capital gain ketika harga saham perusahaan naik dan lebih tinggi daripada pembelian awal. Sedangkan, dividen adalah laba bersih yang didistribusikan kepada pemegang saham dengan sebagian dipegang sebagai laba ditahan.
Sehingga, memberikan nilai kepada pemegang saham bisa kita identikkan dengan memberikan mereka pengembalian yang tinggi untuk modal yang mereka investasikan. Oleh karena itu, manajemen diharapkan untuk memprioritaskan kepentingan mereka dengan membuat keputusan yang meningkatkan nilai pemegang saham.
Dalam manajemen strategis, memaksimalkan nilai pemegang saham terkait erat dengan keunggulan kompetitif berkesinambungan. Ketika perusahaan mempertahankan keunggulan kompetitif dari waktu ke waktu, mereka bisa mengantarkan pengembalian modal yang diinvestasikan (return on invested capital atau ROIC) lebih tinggi daripada rata-rata pesaing.
Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah kunci untuk kesinambungan bisnis. Selain itu, kepuasan juga bisa mengarahkan pada promosi gratis. Maksud saya, kepuasan akan mendorong pelanggan untuk merekomendasikan produk ke orang lain. Dan bagi perusahaan, itu adalah promosi gratis karena mereka bisa mengakuisisi pelanggan baru tanpa harus mengeluarkan biaya promosi tambahan.
Kepuasan pelanggan mewakili seberapa senang pelanggan dengan produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan. Itu dicapai ketika perusahaan menghantarkan nilai sama dengan atau lebih tinggi daripada yang diekspektasikan oleh pelanggan.
Pelanggan yang puas akan cenderung bersedia membeli kembali, mengakses ke produk lain milik perusahaan atau merekomendasikan ke orang lain. Akhirnya, itu akan mengarah pada loyalitas. Dan jika perusahaan-perusahaan berhasil mempertahankan loyalitas pelanggan, uang akan terus mengalir ke mereka.