• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Cerdasco.

Pengetahuan Lebih Baik. Wawasan Anda Lebih Tajam

  • Bisnis
    • Bisnis dan strategi
    • Pemasaran
    • Sumber daya manusia
    • Operasi
  • Keuangan
    • Analisa Keuangan
    • Investasi
  • Ekonomi
    • Pengantar Ilmu Ekonomi
    • Mikroekonomi
    • Makroekonomi
  • Belajar Online
    • Coursera
    • Udacity
    • Udemy
    • Skillshare
    • Magoosh
You are here: Home / Makroekonomi / Deflator PDB

Deflator PDB

Diupdate pada July 15, 2023 oleh Ahmad Nasrudin

Deflator PDB

Deflator harga implisit (implicit price deflator) atau deflator PDB adalah rasio PDB nominal terhadap PDB riil. Perubahannya mengukur pergerakan harga agregat dalam perekonomian, karenanya merupakan indikator inflasi.

Berbeda dengan indeks harga konsumen (IHK) dan indeks harga produsen (IHP), deflator PDB mencakup semua barang dan jasa dalam perekonomian. Itu tidak hanya memasukkan harga bahan baku, produk setengah jadi, produk akhir, dan layanan; tetapi juga barang publik, yang dikecualikan dalam kedua indeks.

Rumus dalam menghitung deflator PDB

Biro Pusat Statistik mengukur deflator PDB dengan membagi PDB nominal ke PDB riil dan kemudian mengalikannya dengan 100.

Deflator PDB = (PDB Nominal / PDB Riil) x 100

PDB nominal mengandung efek inflasi dan kuantitas, sedangkan PDB riil hanya kuantitas. Jadi, selama ada tekanan ke atas dalam harga, PDB nominal akan lebih tinggi dari PDB riil. Kedua angka akan sama pada tahun dasar.

Selanjutnya, jika kita membagi PDB nominal dengan PDB riil, pada dasarnya kita akan mendapatkan tingkat harga agregat. Jadi, dalam hal ini, perubahan angka deflator PDB dari periode ke periode mencerminkan tingkat inflasi.

Tingkat inflasi = [(Deflator PDBt / Deflator PDBt-1) – 1] x 100%

Misalnya, kita memperoleh PDB nominal dan data PDB riil sebagai berikut:

TahunPDB nominalPDB riil
20093.5002.345
20103.4512.131

Dari tabel di atas, deflator harga implisit pada tahun 2009 adalah 149,3 = (3,500 / 2,345) x 100; sedangkan untuk 2010, nilainya 161,9 = (3,451 / 3.451) x 100. Dari dua data deflator, tingkat inflasi pada 2010 adalah 8,5% = {(161,9 / 149,3) -1} x 100%.

Perbedaan tingkat inflasi dari IHK dan Deflator harga implisit

Meskipun keduanya mengukur inflasi, komponen IHK dan deflator harga implisit sedikit berbeda. Yang terakhir mencakup semua barang dan jasa domestik (yang dibeli oleh konsumen, grosir dan produsen), sedangkan IHK hanya mencakup produk dan layanan di keranjang belanja konsumen.

Misalnya, ketika harga kopi naik, dan harga teh tidak berubah, orang beralih ke teh. IHK tidak mencakup kopi karena tidak dikonsumsi oleh konsumen, sedangkan deflator melakukannya.

Selain itu, IHK juga tidak termasuk barang modal karena rumah tangga tidak menggunakannya. Tapi, deflator harga implisit menggabungkan mereka.

Juga, deflator harga implisit hanya mencakup barang-barang domestik dan tidak termasuk barang-barang impor. Sebaliknya, beberapa konsumen membeli barang impor, sehingga mereka termasuk dalam perhitungan IHK. Di sisi lain, IHK tidak memperhitungkan barang ekspor, tetapi deflator harga implisit melakukannya.

Topik: Deflator PDB, Inflasi, PDB, Pertumbuhan Ekonomi Kategori: Makroekonomi

AFFILIATE

If you click on this link, thank you for contributing to us. We may earn a commission when you buy through our links. Learn more ›

5 ARTIKEL TERBARU

Mazhab Ekonomi Austria Pandangan, Kritik, dan Literatur

Mazhab Ekonomi Austria: Pandangan, Kritik, dan Literatur

Apa itu: Mazhab ekonomi Austria (Austrian school of economics) adalah mazhab ekonomi yang

Licensing: Contoh, Perbedaan Dengan Franchising, Keuntungan dan Kerugian

Licensing: Contoh, Perbedaan Dengan Franchising, Keuntungan dan Kerugian

Apa itu: Pemberian lisensi (licensing) adalah pengaturan di mana pemberi lisensi memberikan hak

Opsi Definisi, Karakteristik, Jenis, Cara Kerja, dan Contoh

Opsi: Definisi, Karakteristik, Jenis, Cara Kerja, dan Contoh

Apa itu: Opsi (option) adalah hak untuk membeli atau menjual sejumlah komoditas, mata uang, atau

Kontrak di Pasar Keuangan: Forward, Future, Swap dan Opsi

Kontrak di Pasar Keuangan: Forward, Future, Swap dan Opsi

Apa itu: Kontrak adalah perjanjian yang dapat ditegakkan secara hukum antara dua pihak atau lebih.

Surat Berharga. Contohnya Ekuitas, Surat Utang, Pooled investment, Derivatif

Surat Berharga di Pasar Keuangan: Ekuitas, Surat Utang, Pooled investment, Derivatif

Apa itu: Efek atau surat berharga (securities) adalah sertifikat atau aset keuangan yang dapat

Primary Sidebar

TOP-3 ARTIKEL

  • Kepemimpinan Transaksional: Contoh, Karakteristik, Pro, Kontra
  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Teori Motivasi Herzberg: Contoh dan Penjelasan

Footer

TOP-5 ARTIKEL

  • Kepemimpinan Transaksional: Contoh, Karakteristik, Pro, Kontra
  • Strategi Penetapan Harga: Jenis, Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
  • Teori Motivasi Herzberg: Contoh dan Penjelasan
  • Produk Marjinal: Konsep dan Cara Menghitung
  • Pasar Ceruk: Contoh, Strategi, Keunggulan dan Kerugian

TELUSURI LAGI

KATEGORI

Akuntansi dan Keuangan Analisa Keuangan Bisnis dan strategi Investasi Makroekonomi Mikroekonomi Operasi Pemasaran Sumber daya manusia

TOPIK

Anggaran Pemerintah Ekonomi Internasional Ekuilibrium Pasar Makroekonomi Manajemen Bisnis Motivasi PDB Pemasaran Perdagangan Internasional Permintaan Agregat Pertumbuhan Ekonomi Rasio Keuangan Struktur Organisasi

Copyright © 2023 · Tentang Kami  · Kebijakan Privasi dan Disclaimer  ·  Disclaimer Afiliasi  ·  Ketentuan Penggunaan  ·  Kebijakan Komentar  ·  Kontak Kami