Contents
Apa itu: Kepemimpinan etis (ethical leadership) adalah gaya kepemimpinan dengan penekanan pada kesesuaian terhadap norma dan nilai-nilai yang diakui. Pemimpin menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan, kejujuran, akuntabilitas dan kepercayaan. Selain itu, mereka mempromosikan prinsip-prinsip tersebut kepada pengikut melalui komunikasi dua arah, penguatan dan pengambilan keputusan.
Dengan mengedepankan etika, pemimpin mempromosikan integritas yang kuat. Itu mendorong bawahan untuk menaruh kepercayaan tinggi pada pemimpin. Akhirnya, mereka bersedia dengan senang hati untuk menerima dan mengikuti visi pemimpin.
Di level yang lebih tinggi, pemimpin yang etis bisa membawa perusahaan mengembangkan budaya dan nilai ke arah yang lebih baik. Itu meningkatkan citra perusahaan dan publik akan memandangnya secara positif.
Mengapa kepemimpinan etis penting?
Beberapa alasan menjelaskan mengapa kepemimpinan etis esensial bagi sebuah perusahaan. Pertama, jika pemimpin menjunjung tinggi etika, itu akan menyebar di seluruh organisasi. Mereka menjunjung tinggi nilai-nilai yang dikembangkan di dalam organisasi dan mengharapkan bawahan untuk menunjukkan dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Kedua, pemimpin etis penting untuk menumbuhkan lingkungan yang positif di dalam perusahaan. Itu mengarah pada hubungan yang produktif, baik di tingkat individu, tim, maupun organisasi. Sehingga, itu menghasilkan hasil dan manfaat positif di ketiga level.
Ketiga, lingkungan positif yang terbangun melalui kepemimpinan etis mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi. Itu juga berdampak pada sikap kerja yang positif di antara bawahan.
Misalnya, pemimpin menghargai dan menunjukkan rasa hormat kepada bawahan. Itu juga akan mengarah pada hubungan timbal balik yang positif. Karyawan tidak hanya juga menunjukkan dan mempercayai pemimpin. Tapi, mereka juga termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi pemimpin.
Keempat, kepemimpinan etis penting untuk membangun sinergi tim. Pemimpin dan bawahan membangun kolaborasi yang kuat diantara mereka. Akhirnya, itu mengarah pada moral yang tinggi di tempat kerja.
Ketika pemimpin menciptakan ikatan yang kuat, mereka lebih mudah untuk mendorong bawahan untuk merealisasikan visi mereka. Bawahan dan atasan berada pada mode yang sama untuk mencapai misi tersebut.
Kelima, publik melihat secara positif citra perusahaan. Nilai-nilai yang terbangun tersebar keluar organisasi, misalnya melalui interaksi sosial antara bawahan dan kolega di luar sana. Akhirnya, itu menciptakan persepsi diantara orang-orang di luar organisasi. Misalnya, publik melihat perusahaan merupakan tempat kerja yang bersahabat dan ramah pada karyawan.
Citra positif tersebut esensial, misalnya, untuk membangun keunggulan kompetitif. Sebagai tempat kerja yang bersahabat, banyak profesional di luar sana berniat untuk melamar kerja di perusahaan. Sebagai hasilnya, perekrutan tidak hanya lebih mudah. Tapi, itu juga lebih murah, misalnya, karena mengurangi biaya promosi. Selain itu, itu memberi lebih banyak kesempatan bagi perusahaan untuk merekrut talenta terbaik di luar sana.
Apa saja enam prinsip dalam kepemimpinan etis?
Kepemimpinan etis bekerja dengan mengedepankan enam prinsip utama. Mereka adalah:
- Fairness atau keadilan
- Accountability atau akuntabilitas
- Trust atau kepercayaan
- Honesty atau kejujuran
- Equality atau kesetaraan
- Respect atau rasa hormat
Fairness
Prinsip ini menggarisbawahi moralitas. Itu adalah tentang bagaimana memperlakukan sesuatu sebagaimana mestinya, tanpa menjustifikasi terlebih dahulu. Misalnya, seorang karyawan melakukan kesalahan. Pemimpin tidak langsung mengenakan sanksi tapi mendalami alasan dibalik itu. Dan jika memang karena kelalaian, mereka mungkin mengambil tindakan yang sesuai dengan aturan di perusahaan.
Selain itu, keadilan juga mengedepankan untuk memperlakukan dan berperilaku secara tidak memihak dan adil tanpa pilih kasih. Misalnya, kita berharap orang lain memperlakukan kita dengan adil dan sebaliknya, mereka juga mengharapkan itu dari kita. Kita berpegang pada standar yang dapat diterima dan bersikap masuk akal dalam tanggapan mereka.
Accountability
Kita mungkin sering melihat beberapa membuat kesalahan. Namun, mereka sering bergerak cepat untuk menghindari konsekuensinya. Atau mereka lebih suka untuk menyalahkan orang lain dan menjadikan orang lain sebagai korban atas apa yang mereka lakukan.
Akuntabilitas adalah tentang secara sadar berperilaku dan menjalankan peran sesuai dengan standar yang berlaku dan bertanggung jawab atas segala konsekuensinya.
Prinsip ini adalah esensial karena menggarisbawahi pemimpin yang kuat dan dapat dipercaya. Pemimpin akuntabel bertanggung jawab penuh tidak hanya atas keputusan mereka. Tapi, mereka juga bertanggung jawab atas konsekuensinya.
Misalnya, pimpinan mungkin mengambil keputusan sesuai dengan aturan. Tapi, keputusan mereka tidak sukses dan berdampak negatif pada organisasi. Dan pemimpin yang akuntabel berani dan bersedia untuk mengakui dan menanggung akibatnya, bukan menyalahkan orang lain.
Trust
Jika pemimpin tidak mempercayai bawahan, lantas bagaimana bawahan akan percaya kepada mereka. Kepercayaan penting untuk membangun ikatan yang kuat dalam hubungan interpersonal. Ketika ikatan kuat tercipta antara bawahan dan atasan, itu akan mengarah pada sinergi. Mereka akan berada pada mode yang sama untuk meraih apa yang mereka sepakati.
Misalnya, pemimpin mengenalkan kebijakan baru. Bawahan lantas memandang itu secara positif. Karena percaya pada pemimpin, mereka yakin kebijakan tersebut adalah untuk kepentingan mereka.
Demikian juga, kepercayaan yang kuat akan mempermudah organisasi untuk mencapai visi yang baru saja diluncurkan.
Honesty
Kejujuran berkonotasi dengan orisinalitas, keterusterangan, integritas, ketulusan dan bebas dari berbohong, menipu, atau mencuri. Itu melandasi kepercayaan. Dengan kata lain, tanpa kejujuran, tidak akan ada kepercayaan antara pimpinan dengan bawahan.
Kejujuran penting untuk menciptakan lingkungan di mana bawahan dan atasan dapat memberikan umpan balik yang konstruktif. Mereka dapat mendiskusikan isu-isu penting secara terbuka.
Dalam kasus lain, misalnya, pemimpin bersedia menerima kritik dari bawahan ketika mereka jujur tentang kesalahan yang dibuat. Bawahan jujur tentang itu karena bukan untuk membuat pimpinan malu tapi mereka melihat efeknya terhadap organisasi .
Budaya jujur harus dibangun di dalam organisasi. Organisasi pembelajar bersandar pada itu untuk terus menerus memperbaiki diri. Tanpa kejujuran, orang-orang akan lebih suka menyembunyikan kesalahan mereka. Dan itu bisa berbahaya bagi organisasi karena tidak akan ada upaya intropeksi diri dan belajar dari kesalahan.
Equality
Kesetaraan berarti memperlakukan sesuatu secara setara, terutama menyangkut hak, status dan kesempatan. Pemimpin memperlakukan setiap bawahan sesuai dengan norma dan konsisten antar individu. Dan mereka menawarkan kesempatan tanpa pilih kasih atau mempertimbangkan perbedaan dalam latar belakang, gender atau posisi mereka.
Prinsip ini penting untuk membangun kepercayaan dan rasa penghargaan. Ketika pemimpin menghargai setiap bawahan secara setara dan memperlakukan mereka dengan adil, itu menghasilkan moral yang kuat diantara mereka. Mereka akan percaya diri dan antusias karena dihargai oleh pemimpin.
Respect
Prinsip ini adalah tentang mengagumi atas kemampuan, kualitas, atau prestasi seseorang. Misalnya, dalam sebuah kasus sederhana, anda menerima kritik tajam dari seorang bawahan. Dan anda tidak suka dengan itu. Tapi, anda tetap menaruh rasa hormat kepada dia karena, misalnya, kejujuran atau kontribusi dia kepada perusahaan. Jadi, rasa hormat membutuhkan anda tidak memandang hanya sebuah keburukan bawahan dan mengabaikan banyak kebaikan mereka.
Para pemimpin hebat dihormati oleh bawahan. Tapi, mereka tidak gila hormat. Mereka membangun itu dalam waktu yang lama dan dengan upaya yang keras. Ketika bawahan menghormati mereka, bawahan bersedia untuk bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan bersama yang mereka.
Bacaan Selanjutnya
- Gaya Kepemimpinan: Apa Itu? Apa Saja Jenisnya?
- Kepemimpinan Demokratis: Definisi, Ciri, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Etis: Pentingnya dan Prinsip-Prinsipnya
- Kepemimpinan Karismatik: Definisi, Contoh, Karakteristik, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Laissez-Faire: Karakteristik, Kelebihan, Kekurangan
- Kepemimpinan Otokratis: Definisi, Karakteristik, Contoh, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Otoriter: Karakteristik, Pro dan Kontra
- Kepemimpinan Paternalistik: Karakteristik, Keunggulan, Kelemahan
- Kepemimpinan Pelayan: Definisi, Karakteristik
- Kepemimpinan Situasional: Cara Kerja, Tipe, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Transaksional: Contoh, Karakteristik, Pro, Kontra
- Kepemimpinan Transformasional: Karakteristik, Mengapa Penting
- Kepemimpinan: Karakteristik dan Jenis Gaya Kepemimpinan
- Pemimpin Informal: Pentingnya Mereka, Cara Menjadi
- Pemimpin Strategis: Karakteristik dan Mengapa Penting